“🍂🍂🍂
Azizah menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya. Sebelum kakinya melangkah memasuki sekolahnya.“Pagi Azizah,” sapa Barbara yang langsung menggandeng tangan Azizah.
“Heh? Pagi juga Barbara,” sapa balik Azizah.
Barbara adalah satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Gadis itu dimata Azizah begitu ceria. Dan begitu gampang memiliki teman. Mungkin, karena cantik dan ramah. Semua orang menyukai Barbara. Tidak seperti dirinya. Lebih suka diam dan menyembunyikan wajahnya.
“Azizah kamu gak apa?” tanya Barbara memeriksa kening Azizah.
Azizah terkesiap. Ia menggelengkan kepalanya. “Gak apa kok,”
“Oh, aku pikir kamu sakit. Biar aku mintakan obat,” kata Barbara.
“Gak usah Barbara, aku baik-baik aja,” Azizah menyakinkan gadis itu. Barbara mengangguk.
“Itu apa Barbara?” Azizah bertanya seraya menujuk ke arah tas yang ditenteng Barbara.
“Ada deh. Nanti kamu tahu sendiri,” ucap Barbara yang dibalas anggukkan oleh Azizah.
Mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan, menuju kelompok mereka. Sepanjang jalan, Barbara dengan ramah, membalas semua orang yang menyapanya. Azizah berdecak kagum melihatnya.
🍂🍂🍂“Hari ini terakhir MOS bang?” tanya Barbara dengan wajah sumringah.
“Iya, jadi kegiatan kita hari ini menulis satu surat untuk salah satu anggota Osis,”
“Eh, itu bang,” Barbara berjalan ke depan. Ia mengambil tasn yang ia tenteng tadi. Dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya dengan hati-hati.
“Hari ini, ultah aku. Aku buat kue tart mini sendiri,” kata Barbara dengan tersipu-sipu.
“Wah, selamat ulang tahun cantik,” ucap abang kelasnya yang naksir Barbara.
“Makasih bang. Emm, aku buat ini biar kita makan sama-sama. Gak apa-apa yah bang?”
“Oh tentu gak apa-apa. Ya udah kalian nyanyi selamat ulang tahun untuk Barbara sambil tepuk tangan!” instruksinya lagi.
Barbara tersenyum haru. “Makasih semua,”
“Ya uda potong bolunya!” Barbara mengangguk dan memotong bolu tartnya.
“Azizah sini!” panggil abang kelasnya. Azizah pun menurut.
“Ini,” kata si abang kelasnya dengan menyerahkan sepiring bolu. Azizah dengan takut menerima bolu itu.
“Kau, tempelkan bolu ini ke muka orang yang akan keluar dari ruang BK!” suruhnya. Kedua mata Azizah membulat.
“Saya gak mau kak!” Azizah menolak.
“Kalo gak mau! Absensi selama kau MOS, aku buat Alpa. Biar kau MOS ulang? Gimana?”
Azizah pucat. Ia bimbang.
“Cepat!!” bentak sang abang kelasnya.“Bang, jangan dong. Kasian Azizah,” Barbara mencoba menolong Azizah.
“Stt, cantik. Ini hanya hiburan. Nikmati saja,” katanya tanpa merasa bersalah.
“Ayo! Apalagi sana cepat!”
Azizah dengan berat melangkahkan kakinya. Ia berjalan ke ruang BK.
Ya Allah, apa ini hukuman buat aku? Kenapa semuanya gak ada yang baik sama Azizah. Tolong hamba ya Rabb.
Azizah berdiri dengan sepiring bolu di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugrah Azizah
Beletrie❤❤ Ini hanya kisah klasik. Kisah perjodohan yang diatur kedua orangtua. Dengan berbagai alasan. Mulai dari ingin menyambung silaturahmi. Ingin memberikan jodoh yang terbaik untuk anaknya. Dan yang paling nusuk di hati adalah, disuruh cari jodoh se...