Bagian Sembilan

3.1K 203 14
                                    

Ada yg kangen?
Jangan lupa tinggalkan jejak
Sorry for typo

Enjoyken
****

“Nak,”

“Ya Abi?”

“Janganlah terlalu membenci Anugrah,” ucap Abi Azizah sambil menyetir.

Azizah menghela napas. “Azizah gak benci Pak Anugrah, hanya Azizah gak suka sama dia,”

Abinya melirik sekilas Azizah. “Mengapa kamu gak suka sama Anugrah?”

“Abi pasti tahu jawabannya,”

“Karena dijodohkan?”

“Hmm,”

“Abi hanya berpesan, jangan terlalu tak suka dengan dia. Kamu kalo ngomong sama dia jangan kasar-kasar. Dan bentak-bentak dia,”

“Tapi Abi, dia juga ngeselin,”  Azizah membela diri. “Bikin aku emosi,” tambahnya lagi.

“Iya, tapi diakan lebih tua dari kamu. Kamu harus sopan. Dan Abi takut,”

“Takut kenapa?”

“ Abi hanya takut. Hati itu nak, bisa berubah. Allah Maha Pembolak-balik hati. Mungkin saat ini, kamu gak suka sama Anugrah. Namun, kita gak tahu. Entah besok, lusa, minggu depan, bulan depan kamu suka dengan dia. Kamu ada hati dengannya,”

“Jadi kenapa?”

“Abi hanya takut, disaat kamu jatuh hati dengan Anugrah, ia telah memilih orang lain. Abi gak mau kamu patah hati. Yah,  walaupun setiap orang pasti harus merasakan yang namanya patah hati,”

“Azizah gak bakal cinta sama Pak Anugrah,”

“Kamu bisa menjamin kata-kata kamu?”

Azizah terdiam. Namun, satu pertanyaan yang ada dibenak Azizah. Apakah Anugrah memiliki rasa kepadanya. Yah ia akui, kalo Anugrah suka menggarai nya. Namun, bukan berarti Anugrah ada rasa kan? Mungkin Anugrah hanya iseng saja.
Tiba-tiba mobil Abi Azizah berhenti mendadak.

“Abi?” panggil Azizah panik. Jangan bilang ini mobil mogok.

“Monggok nak,”

“Abiiiii, isss,”

Abi Azizah hanya nyengir. Keduanya turun dari mobil.

“Abi ini gimana?”

Abinya hanya mengusap kepala anaknya. Lelaki tua itu menelpon seseorang.

“Abi nelpon siapa?” Azizah bertanya kepada Abinya saat Abinya selesai menelpon.

“Anugrah,”

“Hah? Kenapa dia?”

Lelaki setengah baya itu tersenyum.
“Azizah ini hari senin. Hari ini kita semua upacara. Kita ini uda agak telat,” Abinya menjelaskan.

“Jadi Azizah pergi sama siapa?”

“Anugrah,”

“Hah? Gak mau!”

“Harus mau,”

“Abi sama siapa?”

Bukan menjawab, Abi Azizah menyetop teman sekantornya.

“Teman Abi. Kamu sama Anugrah yah?”

“Gak mau!!!” tolak Azizah mentah-mentah.

“Jadi mau sama siapa? Biar mobilnya di sini. Toh gak jauh dari rumah kok. Jadi aman,”

Anugrah Azizah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang