🍃🍃🍃
Wira melepaskan jaketnya. Lalu mencampakkan nya begitu saja. Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur. Matanya menatap langit-langit, dengan rasa kekesalan yang menyelimuti relung hatinya.“Azizah,” desisnya tanpa sadar menyebut nama mantannya. Gadis itu tidak cantik. Namun, begitu menarik, dan ditambah dengan keluguannya, mampu memikat hatinya. Kehadiran Azizah yang sangat cengeng, mampu merobohkan dinding hati Wira yang tak kasat mata itu.
Wira, jatuh hati kepada Azizah dengan begitu cepat. Dan ia, juga patah hati juga dengan begitu cepat. Sungguh kasian hatinya. Baru sekejap, ruangan itu hangat dengan cintanya Azizah, tapi kini hatinya kembali senyap.
Wira mengembuskan napasnya dengan kasar. Mengapa melupakanmu saja sangat sulit. Padahal untuk jatuh cinta denganmu, begitu mudah. Huh, sungguh tak adil! Rutuk Wira.
Ting!
Dengan malas Wira mengambil ponselnya dari atas nakas. Ia membuka pesan dari nomor tak dikenal. Namun, isinya mampu membuat Wira terlonjak kaget.
Napasnya memburu. Ia pun buru-buru menyambar jaketnya. Dan berlari keluar rumahnya dengan terburu-buru. Ia, pun langsung menggas motornya. Membawa kuda besi itu dengan kecepatan tinggi, tanpa memperdulikan keselamatan dirinya dan pengendara lainnya.🍃🍃🍃
Wira mencabut kunci motornya. Dan langsung berlari memasuki rumah kosong yang sudah tua.
Wira sangat takut, jika terjadi apa-apa dengan Azizah.
Wira berlari sambil meneriaki nama Azizah. Namun, betapa terkejutnya saat melihat Juna juga berada di sana.
“Ngapain kau?” tanyanya.
Juna sendiri tak kalah terkejut dengan kehadiran Wira. “Aku? Emm, mau tolongi Azizah,” jawabnya dengan santai.
Dahi Wira berkerut. “Lho? Kok sama?” Wira menjadi bingung.
Juna mengusap dagunya, juga merasa heran. Disaat keduanya merasa heran.
Tiba-tiba muncul orang-orang yang mengempung mereka berdua. Wira melihat wajah-wajah penuh kebencian menatap mereka berdua. Wira dan Juna, jelas tahu siapa mereka yang mengepung mereka berdua.
“Dua lawan 50 orang? Hmm, banci kalian!” cibir Wira.
Juna menyikut Wira. “Kau sempatkan menghitung jumlah mereka?”
Wira tertawa sinis. Meremehkan semua orang yang mengempung mereka.“Gak sih! Cuma nebak aja!”
Juna berdecak mendengar ucapan Wira. “Hey, mana Azizah?” tanya Juna kepada mereka. Namun, bukannya menjawab, mereka malah tertawa mengejek Juna.
Wira langsung saja emosi mendengar suara tawa mereka. “Diam! Jangan banyak ketawa!” bentak Wira.
“Kalo kalian ingin membalas dendam dengan kami! Sini kami layanani!” tantang Wira dengan lantang.Juna pun langsung memasang kuda-kuda. “Semoga berhasil sob!” Juna memberikan semangat kepada Wira.
“Aku selalu semangat!! Mari kita basmi hama-hama ini!!”
Lebih dari 50 orang yang usianya sama dengan Wira dan Juna menyerang mereka berdua secara membabi buta.
Wira dengan gesit terus menghindari pukulan yang dilayangkan kepadanya. Begitu juga dengan Juna. Walaupun wajah mereka sudah penuh luka lebam di mana-mana, tapi mereka tetap adu baku hantam, dengan kumpulan orang-orang yang terdiri dari musuh mereka.
🍃🍃🍃
Wira memukul wajah anak lelaki yang pernah ia hajar hingga kakinya patah.
“Di mana Azizah! Di mana?” tanyanya dengan emosi yang meluap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugrah Azizah
General Fiction❤❤ Ini hanya kisah klasik. Kisah perjodohan yang diatur kedua orangtua. Dengan berbagai alasan. Mulai dari ingin menyambung silaturahmi. Ingin memberikan jodoh yang terbaik untuk anaknya. Dan yang paling nusuk di hati adalah, disuruh cari jodoh se...