Bagian Delapanbelas

2.8K 191 80
                                    

Dabel up
Biar cepat tamat...

JANGAN lupa tinggalkan jejak

Sorry for typo

🍃🍃🍃

Wira langsung terbangun. Keringat dingin menyerang dahinya. Lagi lagi ia mimpi buruk. Wira langsung terduduk. Mengusap wajahnya dengan kasar. Mimpi buruk lagi.

Hampir setiap malam, ia selalu memimpikan Arjuna yang bersimbah darah. Ia merasa bersalah, karena tidak mampu membantu temannya itu.

Ceklek.

Pintu kamar Wira terbuka.

“Wira. Kamu besok malam pergi ke Prancis. Untuk melanjutkan pendidikanmu! Jangan berkeliaran di Medan lagi!”

“Iya Pa!” Wira hanya bisa menurut perkataan sang Papa.

Tanpa banyak basa basi. Orangtua itu keluar kamar sang anak.

Semoga dengan kepergianku, Aku bisa menghilangkan rasa ini untuk dirimu, Azizah. Namun, aku tak akan pernah  melupakanmu dirimu Azizah.

Lantas, pemuda itu kembali berbaring, dan menutup kembali kelopak matanya. Menyimpan energinya, untuk hari esok. Hari yang akan lebih baik, dari hari sebelumnya. Hari di mana ia menata kembali hatinya. Dan tujuan hidupnya.

🍃🍃🍃

Barbara terlonjak kaget, melihat sosok yang berada di sudut kamarnya.

“Tante? Tante ngapain?” Barbara langsung menghampiri sang Tante.

“Arjuna kok belum pulang yah?” tanya wanita itu dengan cemas.

Barbara mengembuskan napasnya. “Tante, kita minum susu coklat yuk!” ajak Barbara yang langsung mendapatkan persetujuan wanita itu. Barbara tersenyum. Dan menggandeng tangan wanita itu keluar kamarnya.
“Ini Tante susunya. Diminum yah,” Barbara memberikan segelas susu itu kepada Ibunya Juna. Kedua mata tua wanita itu, bersinar. Ia segera meminumnya.

Maafi Barbara Tante, batinnya melihat sang Tante menyeruput susunya.

“Perhatian sekali kamu sama idiot satu ini?” tanya seseorang dengan suara sinis.

Barbara mendengus kesal.

“Siapa sebenarnya Mamamu?”

“Ayo, Tante kita minum susunya di kamar aja!” Barbara mengajak sang Tante.

“Barbara! Kamu acuhkan Mama? Kau lebih memilih wanita idiot itu?” bentak Mama Barbara kesal.

Barbara tersenyum sinis. Wanita di depannya, telah membuat dirinya seperti monster. “Jangan berkata begitu tentang tante Alea. Dia kakak Mama! Lebih baik aku punya Ibu seperti tante Alea daripada Mama, yang kayak monster!!”

“Barbara ini demi kamu juga!”

“Bukan, itu demi Mama yang sangat tamak. Dipikiran Mama, apa ada aku? Hanya ada harta dikepala Mama. Kalo Mama, gak ngancam Barbara, untuk membuang tante Alea! Aku gak bakal nuruti ucapan Mama. Mama monster! Mama tega membunuh keponakan Mama sendiri! Aku benci sama Mama!!” Barbara meluapkan emosinya.

Barbara langsung membawa tantenya pergi dari dapur. Meninggalkan wanita cantik dengan segelas anggur merah digenggamannya. Tanpa wanita itu sadar, cairan bening lolos jatuh dari sudut matanya.

🍃🍃🍃

“Aries itu, geng Barbara. Dia yang buat. Geng di mana orang-orang gak setuju aku menggantikan bang Wira. Terutama Hilbram. Dia menghinaku. Memakiku. Dan untuk pertama kali, menghajarnya. Sampai tulang rahangnya patah,”

Anugrah Azizah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang