Bagian Tigapuluh Satu

3.6K 189 28
                                    

Anugrah dengan langkah gontai memasuki rumah kontrakannya. Ia membawa tubuhnya ke dalam kamarnya yang ia tinggali selama ini. Yang diikuti oleh Abi Azizah.

Begitu pula dengan Langit, yang berada di belakang Abi Azizah. Ia ikutan masuk ke dalam rumah kontrakan. Sedangkan Cahaya di ajak Umi Azizah duduk di teras rumahnya.

Anugrah duduk bersilang di lantai, ia meraih koper miliknya. Dan mulai menyusun semua barangnya ke dalam koper.

Sedangkan Abi Azizah, duduk di kasur. Langit yang berada di ambang pintu hanya menatapi sang kakak.

"Anugrah," Abi Azizah membuka suara.

"Iya Abi?" respon Anugrah yang langsung berhenti menyusun pakaian ke dalam koper.

"Maafi Azizah yang pergi begitu saja, membatalkan perjodohan kalian," berjeda, Abi Azizah mengembuskan napasnya. "Awalnya Abi dan Umi gak setuju, jika Azizah pergi. Tapi, Azizah memberikan alasannya. Dia memberitahukan semuanya kepada Abi dan Umi. Waktu di rumah sakit kamu melamar Dara," ungkap Abi Azizah dengan wajah kecewa yang tak bisa Abi Azizah sembunyikan.

Kedua mata Anugrah membulat mendengar perkataan Abi Azizah. Ia tak pernah menduga jika Azizah mengetahui kalau dirinya melamar Dara. Ah, pantas saja gadis itu berubah sikapnya. Anugrah menghela napasnya dengan amat berat.

Ia pun tak berani mengangkat kepalanya, ia takut melihat wajah tua Abi Azizah yang sedang kecewa karena kebodohannya.

Begitu pula dengan Langit. Yang tak kalah terkejut. Mendengar jika Anugrah melamar Dara. Rahang langsung Langit mengeras, kedua matanya menatap kesal sang kakak. Pantas saja Azizah lari, batin Langit.

"Azizah bilang, kalo kamu gak cinta sama dia! Padahal, Azizah mulai menerima kamu di hati dan di hidupnya. Ia memiliki rasa denganmu Anugrah. Kata Azizah, selama ini ternyata dia salah paham mengartikan kebaikanmu, kesabaranmu, dan senyumanmu. Dia pikir itu tanda kamu juga cinta kepadanya. Namun, ternyata itu hanya kasih sayang seorang abang kepada adiknya. Dan, kamu bilang masih ada rasa untuk Dara."

Baru saja bibir Abi Azizah tertutup. Tiba-tiba Langit melayangkan sebuah tinjuan ke wajah Anugrah.

Abi Azizah terpekik kaget melihat Langit dengan brutalnya menghajar wajah Anugrah tanpa ampun. Ia segera menarik Langit dari tubuh Anugrah yang sudah tak berdaya di bawah lantai. Darah segar keluar dari hidung dan sudut bibirnya.

''Lepaskan aku pak! Laki-laki ini memang perlu dihajar!! Lelaki bodoh! Tolol! Kayak dia ini perlu dihajar. Biar isi kepalanya jalan!" kata Langit yang sangat emosi melihat sang kakak. Walaupun wajah Anugrah sudah babak belur, ia tetap ingin menghajar sang kakak. Anugrah tersenyum miris. Mengusap kasar darah yang keluar dari sudut bibirnya.
Langit yang di dekap dari belakang oleh Abi Azizah. Tubuh Langit meronta-ronta minta dilepaskan. Karena tenaga Langit lebih besar, membuat Langit lepas dari dekapan Abi Azizah.

Langit seperti kesetanan. Ia menendang kaki sang kakak tanpa ampun. Anugrah hanya mengaduh kesakitan.

"Sudah nak Langit! Tolong hentikan!! Kasian dia!" tegur Abi Azizah yang mencoba menahan tangan Langit. Namun, lagi-lagi kekuatannya tak sepadan dengan kekuatan Langit.

Mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumah kontrakan itu, Cahaya dan Umi Azizah langsung masuk ke dalam rumah kontrakan Anugrah.

Betapa terkejutnya ia melihat sang suami tengah menghajar Anugrah. Begitu pula dengan Umi Azizah.

"Astagfirullah Mas!!" pekik Cahaya yang amat sedih melihat tingkah sang suami yang sedang menghajar Anugrah. "Uda Mas! Uda, kasian kak Anugrah!!" Cahaya menarik lengan kekar suaminya. Namun, Langit menarik tangannya dengan kasar.

Anugrah Azizah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang