part22

1.2K 49 1
                                    

April berjalan keluar dari rumah sakit itu dan langsung menunggu taksi. Air mata yang ia tahan kini turun begitu saja, pikirannya sama sekali tidak memikirkan gimana sekolahnya, gimana kalo guru nanyain, hmm mungkin saja kawan kawannya telah mengizinkannya.

Saat ada taksi ia langsung naik dan pulang kerumah axel, tidak butuh waktu lama hanya 20menit kini ia sudah sampai. April langsung membayar taksi dan masuk kerumah.

Sesampainya didalam ia tidak melihat axel, mungkin saja axel di kamar nya. April langsung mengeluarkan suara toanya.

"Abanggg!!!" teriak april.

"ihhh abanggggg!!!!! " teriaknya lagi lebih kencang.

"apasi sih dek astaga suara lu bisa bisa rumah gua roboh" ucap axel yang keluar dari rumahnya.

"abang apain alfa abang jahat bangetsi kasihan alfa sampe masuk rumah sakit" ucap april sambil menangis.

Axel langsung memeluk april mencoba menenangkannya.
"gua cuma garela ada cowok yang bikin adek kecil gua nangis, gua aja ngerasa bersalah banget kalo bikin lu nangis dek"

"ihh abang sosweet" ucap april sembari melepaskan pelukannya.

Axel tersenyum sambil mengacak ngacak rambut april.

"abang anterin aku kerumah yu aku mau ambil baju"

"lah lu mau ngapain"

"ihh abang aku mau nginep disini aja"

"gua males kesana dek"

"abang sampe kapan mau musuhan terus sama ayah"

"entah"

"ayo abang ihh aku nangis nih"ancam april.

"ehh iyah jangan"

"yaudah ayo"

Axel langsung mengambil kunci mobilnya dan langsung kerumah bundanya. Sebenarnya ia malas kesana tapi karena ini permintaan adik satu satunya jadi apa boleh buat.

Tidak butuh waktu lama hanya 15 menit untuk menuju rumah bundanya, tetapi ada yang aneh diperempatan menuju rumahnya ada bendera kuning.

"siapa yang meninggal dek?"

"aku mana tau abang kan aku sama abang"

"ohh iyah ya"

Saat sampai didepan rumah mereka, betapa terkejutnya mereka melihat benderaa kuning yang terpasang didepan rumah.

April dan axel saling tatap tatapan. Mata april kini berkaca kaca dan axel langsung merangkulnya.

"ayo kita liat ada apa" ucap axel.

Mereka berdua pun berjalan dan melihat ada apa.

"ehh non april sama den axel akhirnya dateng juga" ucap seseorang yang dulunya bekas tukang kebun disini.

"pak ini ada apa ya? Kok rumah saya ada bendera kuning" tanya axel.

"emang aden sama non belum tau? " tanya bapak itu.

April dan axel hanya menggelengkan kepalanya.

"bunda ayah non sama aden meninggalkan akibat kecelakaan saat arah jalan pulang dan jenazahnya baru datang tadi" ucap bapak itu.

Bagai tersambar petir sakit sangat sakit april langsung lemas dan jatuh air matanya mengalir begitu saja, axel sangat sakit mendengarnya ia bahkan belum melihat orangtuanya untuk terakhir kalinya .

"bapak ngucapin turut berduka cita ya den non" ucap bapak itu.

April langsung lari kedalam, saat diambang pintu ia melihat orang tuanya sudah berbaring.

" ayah bunda" ucapnya dengan bergetar kini air matanya turun membasahi wajahnya.

Axel langsung memeluknya mencoba menenangkannya.

"kita harus kuat ya sayang, adek abang itu orangnya kuat" ucap axel dan kini air matanya pun menetes.

"kamu sekarang ganti baju gih, Besok abang izinin kamu biar bisa anter pemakamannya" ucap axel.

April menganggukan kepalanya dan langsung mengganti pakaiannya.

******************

Kini alfa sudah pulang dari rumah sakit. Keadaannya cukup mambaik dari sebelumnya.

"alfa aku boleh tanya ga?" ucap tasya yang ada disamping alfa.

"tanya aja sya"

"april siapa kamu fa?"

"dia bukan siapa siapa kok"
"maafin gua pril"batin alfa.

"tap-" belum sempat melanjutkan ucapannya ponsel alfa berbunyi.

Saat dilihat telpon dari juna.

"halo? " ucap alfa.

"....."

"ngapain ke april?"

"....."

"apa!!? Iyah gua sekarang kesana

alfa langsung memutuskan ponselnya sepihak. Ia langsung menyambar jaketnya dan kunci motornya.

"alfa kamu mau kemana? Aku ikut" ucap tasya.

"kalo tasya ikut gimana nanti perasaan april, gua gamau kalo dia nambah sedih"batin alfa.

"heyy fa kok malah ngelamu" ucap tasya.

"aku sebentar doang kok" ucap alfa yang langsung pergi.

alfa melajukan motornya diatas rata rata dan tidak butuh waktu ia sudah sampai dirumah april.

Terlihat banyak sekali orang yang datang san terlihat banyak temannya april. Disana juga sudah ada kawan kawannya april dan kawannya alfa.

Saat alfa masuk ia langsung bertemu dengan axel.

"bang gua mau min-" ucapnya alfa terpotong.

"gausah bahas itu mending lu temuin adek gua dikamarnya lu tenangin dia" ucap axel datar membuat alfa sedikit takut . Sebelumnya alfa tidak pernah takut dengan siapapun tapi dengan axel entah kenapa nyalinya jadi ciut.

"yaudah xel gua samperin april dulu" balas alfa dan langsung ke kamarnya april.

Dibukanya knop pintu kamarnya terlihat april sedang duduk memeluk kakinya.

Alfa langsung menghampirinya dan menenangkan april.

"ikhlasin ya sayang mereka sudah tenang" ucap alfa.

"iyah fa makasih ya" ucap april dengan senyum tipis.
"melihatnya ada dia disini malah semakin membuat sakit" batin april.

Ikutin terus ceritanyaa yaa, jangan lupa vommentnya readers😅😅

Happy reading💛💛💛

APRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang