Orang itu adalah alfa. Ia langsung menarik rara menuju ruang kepala sekolah dengan keadaan masih kacaw dan bau.
Sesampainya di ruang kepala sekolah rara langsung didorong masuk kedalam.
"dia udah keterlaluan pa saya mau dia dikeluarin hari ini juga dan tidak akan bisa diterima oleh sekolah manapun" ucap alfa emosi.
Perlu kalian tahu ayahnya alfa adalah pemilik sekolah nusantara ini maka pantas saja alfa dengan gampangnya mengeluarkan seseorang yang tidak ia suka.
"tenang alfa saya sudah mengurus semuanya tapi apa kamu tega membuat rara tidak bisa sekolah lagi? " jawab kepala sekolah.
Alfa cukup lama terdiam.
"baiklah kalau gitu pa keluarkan saja dia" ucap alfa dan langsung keluar dari ruang kepala sekolah.
"alfa mana gua takut rara diapa apain dia" ucap april khawatir.
"tenang aja pril sekasar kasarnya alfa dia gabakal sampe mukul perempuan kok" ucap juna.
"Coba lu cari alfa di rooftop biasanya dia disitu" ucap zidan.
April langsung menuju rooftop sekolah. Sesampainya ia disitu terlihat seorang laki laki yang sedang merokok. Ia yakin itu alfa.
"bagus banget si fa kaya gitu ini tuh masih lingkungan sekolah" ucap april kesal.
Alfa pun langsung menengok ke asal sumber suara tersebut.
"satu doang pril" ucapnya.
"buang ga" ucap april.
Alfa pun membuang rokoknya dan menginjaknya, entah lah dia nurut banget sama april padahal sama keluarganya sendiri engga.
"aku gasuka fa kamu kaya gitu sumpah aku ga suka" ucap april tegas.
"kamu alay bangetsi pril, emang akunya ngapain si!? " ucap alfa dengan nada tinggi."apa aku salah fa? Aku cuma gamau kamu sakit roko itu beracun fa" ucap april dan kini matanya sudah berkaca kaca akibat alfa ngomong dengan tinggi.
"udah pril aku gamau ribut" ucap alfa yang langsung pergi meninggalkan april sendiri.
"alfa kenapa jadi kaya gitusi" batin april.
*********************
Malam ini april sedang duduk dibalkon kamarnya sedari tadi ia menelpon alfa tetapi nomornya tetap tidak aktif.
"apa kamu semarah ini sama aku fa, aku cuma gamau kamu kenapa kenapa" ucapnya.
Akhirnya april memutuskan untuk ke kamarnya dan membaringkan badannya dikasur. Perasaannya sangat khawatir terhadap alfa, pasalnya ia sama sekali belum ngasih kabar ke april.
April memejamkan matanya dan kini ia masuk kedalam mimpinya.
******************
Kini april sudah sampai disekolah dengan diantar ayahnya. Ia hari ini tidak bareng alfa.
April langsung menuju kelasnya dan duduk dibangkunya.
Terlihat disana baru ada ulan."pril" panggil Ulan.
"hmm" balas april dengan berdehem.
"semalem gua liat alfa sama" ucap ulan menggantung, ia takut april sakit hati.
"sama siapa?" tanya april penasaran.
Ulan hanya diam dan menatap april.
"lan ihh jawab kok malah ngeliatin guasi" ucap april.
"malem gua liat alfa sama anu sama tasya" ucap ulan.
"tasya? Mantannya alfa? " tanya april kaget. Ia tahu tasya adalah mantannya alfa karena tasya juga bekas sekolah disini.
"iyah pril tapi alfa ga liat gua, jangan sedih ya pril mungkin aja mereka ada keperluan" ucap ulan.
"iyah keperluan sampai alfa ga ngabarin gua sama sekali" ucap april dengan senyum getir.
"gua rasa gua ga enak badan lan gua pulang ya tolong izinin" ucap april yang langsung menyambar tasnya dan langsung pergi.
Matanya sudah berkaca kaca tetapi ia masih bisa menahannya.
Saat didepan pagar sekolah ia ketemu alfa yang baru dateng. Hatinya semakin sakit melihat alfa yang tidak ada rasa bersalahnya sama sekali.
Ia langsung berjalan menjauhi sekolah itu, terlihat percikan hujan perlahan turun hingga menjadi deras dan sangat menggambarkan suasana hati april. Ia sudah tidak bisa menahan air matanya kini hujan menutupi tangisan april. Ia berjalan entah kemana tujuannya dan ia duduk dipinggir jalan.
"lu april kan? Iyah lu april yaampun gua kangen sama lu" ucap seorang laki laki yang tiba tiba datang dan memeluk april.
Maaf kalo masih belum puas dengan ceritanya ya🙏🙏jangan lupa vomment nya readers😊😊
Happy reading💛💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
General FictionAku bukan hujan yang harus berkali-kali jatuh untuk merasakan, sakit yang sama-april.