April mengurungkan niatnya kekelas ia sama sekali tidak mood belajar. Dan sekarang ia sedang berada di rooftop sekolahnya. Ia duduk memandangi jalan raya dari atas dan fikirannya hanya ke alfa.
"hm" deheman seseorang dari belakang april.
April menengok kebelakang suara tersebut dan ternyata dia adalah alfa. April langsung bangun dari duduknya dan menghampiri alfa.
"kamu ga belajar? " tanya april
Alfa hanya menggelengkan kepalanya.
"terus kamu ngapain disini? " tanya april lagi."bukan urusan lo" jawab alfa dingin. Dan berjalan membelakangi april.
April mengerutkan dahinya, tumben sekali alfa bersikap seperti itu.
"alfa kam-" belum sempat april bicara, alfa langsung memotong omongannya.
"gua mau putus" ucap alfa.
April kaget sangat kaget, ucapan tadi membuat hatinya sangat sakit. Alfa yang memintanya sebagai pacarnya tetapi ia juga yang memutuskannya tanpa alasan yang jelas.
Dari alfa april kembali merasakan yang namanya sakit, dan april sangat benci akan yang namanya cinta.
" aku salah apa? "
"gua bosen" jawab alfa datar.
"gua kira lu beda ternyata sama aja" ucap april dengan senyum getir. Matanya sudah berkaca kaca tetapi ia menahannya, ia tidak ingin terlihat lemah didepan alfa.
"gua terima keputusan lu, bahagia terus ya sama ka tasya makasih karena lu cuma jadiin gua pelampiasan doang" ucap april dan langsung meninggalkan alfa.
"maafin gua pril, gua cuma gamau bikin lu nambah sakit" batin alfa.
********************
Kini april sudah berada dirumahnya. Kini ia tinggal dirumahnya bersama axel dan rumah axel dikosongkan.April langsung duduk disofa dan mendongakkan kepalanya. Rasa sesak didadanya masih sangat terasa karena omongan alfa tadi.
"gua benci sama lu fa" ucapnya pelan, dan kini air matanya menetes kembali.
"cengeng banget si pril haha" ucapnya dan langsung menghapus air matanya.
April beranjak ke dapur untuk mengambil minum, tenggorokan nya sangat perih. April mengambil segelas air dan meneguknya sampai habis.
Tiba tiba...
"dorrrrrrrr" ucap axel dengan mengagetkan april.
Sontak hal itu membuat april teriak sangat kencang, axel yang melihatnya pun sontak meledakan tawanya.
"anjirrr lu bang sialan" ucap april kesal.
"heh mulut lu belom pernah gua sumpel anak tikusya" ucap axel.
"ih najis"
"songong banget lu ama abang diajarin siapasi" ucap axel sambil mencubit pipi april.
"ih abang sakit bloon"
"bentar dah, ko lu udah pulangsi? "
April diam, ia bingung mau menjawab apa.
"lu bolos ya? "
"apaa si bang kaga"
"itu mata kenapa? Abis nangis? Diapain lagi sama alfa? Anak itu bener bener ya" cerocos axel.
"alfa mutusin gua bang" ucap april dan langsung berjalan ke sofa.
"apaaaa!!?" teriak axel.
"ih bacot banget si lu bang"
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
General FictionAku bukan hujan yang harus berkali-kali jatuh untuk merasakan, sakit yang sama-april.