April berlari dikoridor rumah sakit sambil menangis disusul dengan axel dibelakangnya, ia tidak perduli dengan tatapan orang orang yang melihatnya, pikiranya hanya satu yaitu keadaan alfa.
Ia menuju ruang UGD dan terlihat didepan ruangan itu sudah ada irman, juna, zidan, dan bintang. April menghampiri mereka dengan tangis yang masih pecah.
"gimana keadaan alfa?" tanya april sambil menangis.
"dia masih penanganan dokter" jawab irman.
April kembali menangis ia menyandarkan badannya dan duduk sambil memeluk kakinya, badannya bergetar akibat ia menangis.
"gausah nangis ya pril alfa anaknya kuat kok" ucap zidan menenangkan april.
April hanya mengganggukan kepalanya.
"sabar ya dek alfa bakalan baik baik aja kok" ucap axel sambil memeluk april yang masih nangis.
"ini semua gara gara tyo" ucap irman dengan emosi sambil mengepalkan tangannya.
Mendengar itu membuat april mendongakkan kepalanya, ia sangat kaget.
"apaaa!? Tyo!? "kaget april.
"tyo siapa? " tanya bintang.
"tyo ma-"
"tyo mantan gua " lirih april memotong omongan irman.
"bukannya yang ngajak alfa balapan rian? " ucap zidan.
"Apaaa!!? Balapan!? " tanya april yang langsung berdiri menatap zidan dan temantemannya.
Mereka langsung menatap tajam zidan karena keceplosan.
"maap keceplosan " ucap zidan sambil menutup mulutnya.
"jawabbb sebenarnya Alfa kecelakaan gara gara apa" tanya april yg kembali menangis lagi.
Juna mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, yaitu ponselnya alfa. Ia mencari sesuatu dan langsung menunjukkan ke april.
Butiran bening keluar lagi dari mata april.
"alfa ngelakuin ini karna dia gamau lu rian nyentuh lu" ucap juna.
"alfa diapain sama tyo sampe bisa begini? " tanya axel.
"jadi sebenarnya alfa itu menang tapi pas sedikit lagi digaris finish tyo nendang body depan motor alfa, dia oleng akhirnya alfa mental ke trotoar" jelas irman.
"bangsatttt" pekik juna sambil mengepalkan tangannya.
"gabisa dibiarin" ucap bintang.
Axel langsung menyambar tasnya dan berlalu meninggalkan mereka.
"woi bang mau kemana lu" teriak zidan.
"bonyokin tyo" balasnya.
"biar gua yang ikut bang axel" ucap bintang yang langsung berlalu.
"bang axel kenal sama tyo pril? " tanya irman.
"kenal, tyo dulu temen satu gengnya bang axel"jawab april.
April mendekat ke jendela kamar, terlihat alfa masih dalam penanganan dokter. Badannya penuh dengan alat rumah sakit.
"kenapa lama banget" ucap april sambil menangis.
"dokter lagi kasih penanganan yang terbaik lu sabar ya pril" ucap juna.
Terlihat dimonitor detak jantung alfa perlahan melambat, sontak membuat april dan temannya yg melihat itu semakin khawatir.
Tetapi dokter tetap melakukan yang terbaik hingga detak jantungnya kembali normal lagi, setelah itu dokter dan suster keluar ruangan.
"dok gimana keadaan alfa? " tanya april.
"kondisinya sangat melemah, alfa hampir saja kehilangan nyawanya. Tapi tenang detak jantungnya sudah kembali normal tinggal menunggu alfa sadar aja"
"tapi udh boleh dijenguk kan dok? " tanya juna.
"ohh boleh, silahkan"
"makasih dok"ucap april.
Dokter tersenyum dan berlalu pergi.
Mereka berempat pun masuk melihat alfa yang badung, membangkang, keras kepala, tahan banting, kini hanya alfa yang terbaring lemah.
April mendekat ke samping tempat tidur alfa. Seketika buliran bening dari matanya turun kembali.
"alfa bangun" lirih april sambil menggenggam telapak tangan alfa.
"aku khawatir sama kamu bangun alfa" ucap april sambil menenggelamkan kepalanya ke telapak tangan alfa.
Zidan mendekat dan seketika tangannya mengusap bahu april mencoba untuk memenangkannya.
"yang kuat ya pril, lu harus sabar alfa bakalan segera sadar kok"April membalasnya dengan anggukan.
Sementara itu kini axel dan bintang sudah ada di markas rian.
"mana bang anknya? " tanya bintang yang sedari tadi celingak celinguk.
"disitu ada gubuk biasanya mereka disitu, ayo" ucap axel yang langsung berlalu dan diikutin bintang.
Mereka berdua sudah mendekat ke arah gubuk itu dan terdengat suara ketawa terbahak bahak dari situ, axel yakin pasti geng tyo sedang tertawa bahagia mengetahui alfa masuk rumah sakit akibat dirinya.
Axel mencari sesuatu dan ternyata ia mengambil batu yang cukup besar lalu ia lemparkan ke gubuk itu.
Brakkkkk....
"boleh amat lu bang" ucap bintang.
Seketika tyo dan rian besrta gengnya muncul menghampiri mereka berdua.
"wawws ternyata teman lama gua datang" sapa tyo"najis! "balas axel dengan penuh penekanan.
"wahh ini juga nih temennya alfa mau apa lo? Mau ngajak balapan lagi haha gausah deh nanti lo kaya alfa lagi haha" ucap rian mengejek bintang.
Terlihat bintang sangat emosi.
Ia langsung melayangkan tinjunya ke rian dengan membabi buta."tau diri dikit bangsat!" ucap bintang.
Kini rian sudah tersungkur ke tanah darah segar keluar dari hidung dan mulutnya. Tetapi bintang sama sekali tidak mendapat pukulan apapun. Alfa dan temannya memang sangat jago berantem karena mereka sempat pernah ikut karate.
Saat itu juga tyo mengambil balok besar dan ingin melayangkannya ke kepala bintang. Tetapi axel terlebih dahulu menendangnya hingga mundur.
Axel langsung meninju tyo dengan membabi buta tidak kalah sadisnya dengan bintang .
"lu udah bikin alfa koma dan itu buat april sedih mau lu apa anjing!"ucap axel.
"gua mau mereka PUTUS! " ucap tyo.
"Bangsat! Gabakal gua kasih adek gua ke cowo berengsek kaya lo" ucap axel dan kini ia semakin memukuli tyo.
Tyo sudah tak berdaya bahkan sudah mengeluarkan banyak darah tetapi ia masih saja mengeluarkan kata kata yang membuat axel kesal dan semakin memukulinya.
"bang udah bang dia udah lemes kaya gitu lo bisa bunuh anak orang bang! "teriak bintang tetapi axel tidak menggubrisnya.
"woi bang sadar! Lu mau ditangekep polisi gara gara bunuh anak orang, yg ada april makin sedih" ucap bintang.
Axel langsung berhenti dan melihat tyo kini benar benar sudah tidak berdaya.
"gua peringatin sama lo, sekali lagi lo ganggu alfa sama adek gua. Gua yakin lo bakal lebih parah dari ini" ucap axel.
"cabut bin" ucap axel yg langsung berlaru pergi dengan bintang.
"sampe kapanpun gua gabakal bikin hubungan alfa sama april tenang"lirih tyo.
Hayy readers jangan lupa vommentnya ya💛💛
Maap kalo typonya bertebaran🙇🙏
Happy reading 💛💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
Ficción GeneralAku bukan hujan yang harus berkali-kali jatuh untuk merasakan, sakit yang sama-april.