Pagi itu cuaca tidaklah bersahabat dengan alam. Awan mendung yang menyelimuti bumi dengan hawa sejuk yang membuat setiap orang menjadi kedinginan. Sepertinya alam pun juga merasakan sedih seperti apa yang aku rasakan saat ini, Itulah yang aku pikirkan.
Seperti biasanya aku datang ke sekolah dengan wajah yang lusuh. Setiap siswa dan juga siswi memandangku dengan sorotan mata yang tajam. Dengar dengan jelas olehku mereka yang berbisik bisik menyebutkan namaku. Disetiap sudut yang ku lalui disetiap perjalanan yang ku tempuh untuk menuju kesekolah ini, hanya ada satu topik pembicaraan yang masih berbekas dipikiranku. Yaitu...
"Eh?! Kalian tau? 3 hari yang lalu ada anak remaja yang melompat dari jembatan loh!!! "
Mereka terlihat sangat asyik membicarakan topik yang sama disetiap harinya. Aku hanya mencoba menutup mata dan telingaku yang mulai memanas mendengar semua obrolan tidak berguna mereka. Apa aku boleh bersikap seperti ini? Kalian pasti berpikir bahwa aku adalah anak yang egois bukan?
Saat itu aku mulai melangkah kan kakiku menuju kelas, aku sudah terbiasa dengan sorotan mata yang seperti siap menerkam kearahku itu. Namun, aku mencoba untuk tidak peduli. Aku masuk kedalam kelas dan duduk di bangkuku yang terletak di sudat belakang kelas.
Saat itu aku mencoba untuk menenangkan pikiranku yang mulai kacau, namun belum sempat aku bernapas lega...
"Hey pengecut! Pagi ini kau menunjukkan batang hidung mu setelah 3 hari kau tidak muncul ya?! " Ucap salah satu teman sekelas nya.
Dia adalah Ryan, anak cowok bertubuh besar yang tidak segan-segan menghajar orang lain yang menurutnya hanya pengganggu.
Setelah ia mengatakan hal itu, ruangan yang awalnya hening kini berubah menjadi heboh oleh suara tertawa mereka yang sangat nyaring. Mereka seperti menikmati moment disaat mereka mempermalukan teman sekelasnya sendiri.
Lagi-lagi, hati ku sudah seperti tersayat sembilu. Entah berapa luka lagi yang harus aku terima untuk mendapatkan kebahagiaan. Aku hanya menunduk kan Kepala ku dengan wajah yang menyedihkan sambil mengepal erat kedua tanganku.
"Haha! Bisa-bisa nya kau muncul lagi anak pengecut! Padahal kami sudah merayakan pesta kepergian mu!!! "
Ucap mereka sambil memukul-mukul meja Haikal.Aku terdiam, aku tidak mampu melawan. Aku takut jika nantinya aku hanya akan semakin disiksa apabila berani melawan. Hidup yang ku jalani saat ini semakin keras oleh teman-teman yang menindasku tanpa adanya belas kasihan.
"Kenapa aku tidak mati saja agar mereka senang?!! "
Itulah yang sering aku katakan.
Bathin ku menangis. Aku seperti ingin berteriak tetapi mulutku seperti dikunci hingga aku tak mampu untuk mengatakan apa pun. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku dan diam atas segala perlakuan tidak adil mereka terhadap diriku."Hey?! Ayolah!! Kau itu cowok kan?!! Kenapa kau diam saja hah?!!! Jawab aku!!! " Teriak Ryan.
Disaat yang sama Ia menarik wajah ku dengan tangannya yang besar dan tampak posisi tangan kanannya yang diangkat keatas dan siap untuk meninggalkan bekas diwajah ku ini.
Aku yang menyadari bahwa diriku diperlakukan layaknya sampah oleh teman-temanku sendiri merasa sangat marah. Rasanya, emosi ku sudah berada di ubun-ubun dan siap untuk meledak. Tetapi, seperti yang kalian tau. Aku ini hanyalah cowok PENGECUT yang tidak jauh berbeda dengan SAMPAH!
Saat itu aku merasa sangat ingin menangis, tetapi apa yang akan dipikirkan oleh teman-teman yang melihatku menangis nanti? Aku pasti akan semakin dikucilkan dan dianggap RENDAH.
Tubuh ku gemetar, aku mengepalkan kedua tanganku. Aku merasa bahwa diriku benar-benar sudah tidak diakui oleh siapapun lagi. Aku...
sangat ingin menangis, tetapi aku takut."Akh! Kau tau dirimu itu adalah sampah! Jadi lebih baik kau sekarang berada ditempat sampah!! " Ucap Ryan sambil menurunkan tangannya.
Kalimat yang sangat menusuk kehati dan perasaan. Tetapi bukannya melawan lagi-lagi aku hanya diam seribu bahasa meratapi nasibku yang begitu menyedihkan. Mendengar suara tertawa seisi kelas setelah mereka puas mempermainkan. Mereka benar, semua yang mereka katakan memang benar. Aku adalah SAMPAH!
Aku sadar posisiku saat itu berada, aku sama sekali tidak pernah diakui oleh mereka. Apa mereka pantas aku sebut sebagai teman? Tidak... Aku sama sekali tidak pernah mempercayai kata dan hubungan pertemanan itu. Aku sudah terbiasa seperti ini tanpa ada seorang pun berada di samping ku dan membelaku. Aku benar-benar MENYEDIHKAN!.
Bel berbunyi terdengar sangat nyaring. Seluruh siswa dan siswi masuk ke kelas mereka masing-masing. Aku hanya duduk diam dibangku ku tanpa bergeming sedikitpun.
"Pagi semuanya!!! "
Akhirnya setelah cukup lama menunggu, guru pun masuk ke kelas dengan senyum dan semangat yang membuat seisi kelas pun ikut bersemangat. Tetapi tidak untuk ku... Untuk anak cowok seperti ku , aku hanya duduk diam dibangku ku seperti orang yang tidak mempunyai arah tujuan. Rasanya hari-hari yang selama ini aku lalui, tidak ada artinya sama sekali. Semua nya hanya terlihat gelap tanpa adanya sedikit pun cahaya.
Pada saat aku terbuai dengan dunia ku sendiri, tiba-tiba seisi ruangan kembali dihebohkan. Mata ku langsung tersorot kepada seorang gadis yang berdiri di depan kelas.
"Siapa dia? "
Itulah pertanyaan pertama yang keluar dari pikiran ku. Aku seperti disihir oleh gadis itu, rambut hitam lurus yang panjang terurai, senyuman nya yang begitu bersinar membuat aku langsung tertegun sesaat. Namun... Saat itu, aku seperti mengingat sesuatu.
"Baiklah semuanya! Hari ini kita kedatangan siswi baru, ayo nak. Perkenalkan dirimu... " Ucap sang guru.
Ia seperti sedang mengambil ancang-ancang untuk mempersiapkan diri berbicara didepan kelas. Kemudian, ia tersenyum manis sambil memperkenalkan diri.
"Hallo teman-teman! Perkenalkan namaku Navya Mikayla Verly. Kalian bisa memanggil ku Navya! Salam kenal ya!" Ucap Navya sambil tersenyum manis.
Seisi ruangan langsung dihebohkan oleh seorang siswi baru yang begitu cantik dan anggun itu. Namanya adalah Navya. Ia seperti melirik-lirik seisi kelas, aku yang masih tertegun dengan kehadiran nya itu terus memandanginya sehingga kami berdua pun beradu pandang. Ia terlihat seperti tersenyum pada ku, tetapi dengan angkuh nya aku malah mengacuhkan senyumannya itu. Aku ini benar-benar MEMALUKAN!
"Baiklah, nak... Silahkan duduk disana ya... " Ucap sang guru tersenyum.
Saat itu aku sontak terkejut melihat arah telunjuk sang guru yang menuju bangku kosong disamping ku. Aku hanya bisa berteriak didalam hatiku setelah menyadari bahwa dia sudah duduk disamping ku.
Setelah proses perkanalan usai, kami pun langsung melanjutkan pembelajaran. Mereka tampak fokus memperhatikan guru yang menjelaskan materi di depan kelas. Sedangkan aku? Aku terus melirik siswi baru itu dengan penuh rasa penasaran.
Setelah cukup lama aku melirik nya, aku pun mulai menyadari sesuatu. Dadaku mulai terasa sesak dan napas ku kini tidak lah beraturan. Kini keringat dingin telah membasahi sekujur tubuhku. Hingga... Kata-kata itu terlontar dari mulut dan lidah ku...
"Ka-kau... Gadis yang meneriaki ku kemarin?!! "
Karna panik nya, tiba-tiba kalimat itu keluar dengan mulus nya dari mulut dan lidahku. Ia menatap ku dengan wajah yang terlihat sangat tenang, ia pun tersenyum kepada ku.
"Hehe! Akhirnya kamu menyadari nya! Salam kenal, Haikal! Kita berjumpa lagi!!"
*Terimakasih karna sudah membaca cerita ini... Jangan lupa vote, comment and Share ya😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersama mu
JugendliteraturAku hanyalah cowok biasa yang cupu dan pengecut. Aku sama sekali tidak memikirkan orang-orang yang selama ini mempermainkan ku. Disaat aku terpuruk, putus asa dan ingin mengakhiri semuanya. Dia datang mengulurkan tangannya kepada ku, hingga pada akh...