Pagi ini, langit seakan tidak bersahabat dengan alam. Awan hitam yang menyelimuti langit dan suara gemuruh pun terdengar. Rintik-rintik air hujan yang mulai membasahi bumi, hingga membuat aktivitas menjadi terhambat. Saat itu, aku tengah berada didalam kelas memperhatikan guru yang sedang mengajar meskipun suara nya dikalahkan oleh hujan yang deras. Sesekali aku melamun memperhatikan sebuah bangku kosong yang ada di samping ku. Pertanyaan demi pertanyaan pun muncul dibenak ku. Kenapa dia tidak hadir hari ini?
"Haikal?"
*hening~
"Haikal?!"
"Ya?! Saya pak!"
Suara guru yang memanggil namaku telah menyadarkan ku dari lamunan. Seperti nya pak guru juga menyadari bahwa aku hanya melamun disaat jam pembelajaran berlangsung.
"Ada apa dengan mu? Jangan melamun disaat jam pembelajaran berlangsung!" Ucap pak guru marah.
"Ma-maaf, pak."
"Jangan diulangi lagi!"
"Baik, pak..."
Teman-teman dikelas memperhatikan ku, aku menjadi sedikit malu saat itu. Entah lah, selama ini aku tidak pernah memikirkan perasaan ku sendiri. Tetapi saat itu, entah kenapa aku merasa sangat berbeda. Setiap kali aku melihat bangku kosong yang ada di samping ku, aku menjadi sangat sedih. Seperti... Ada yang hilang.
"Haikal? Kamu kenapa?" Bisik Edo mencemaskan ku.
"Ah? Ti-tidak ada apa-apa... Jangan khawatir..." Balasku sambil tersenyum.
Meski merasa sedih, entah kenapa aku juga merasa sangat senang. Yah, senang karena ada seseorang selain dia yang mengkhawatirkan ku. Tetapi tetap saja, aku merasa ada sesuatu yang aneh.
.
.
.
Tidak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin. Saat itu, aku masih duduk termenung di bangku ku ditemani oleh suara hujan yang sangat deras."Haikal? Nggak ke kantin?" Tanya Edo.
"Eh? Tidak... Kamu duluan saja."
"Em? Baiklah..." Balas Edo dan pergi.
Saat itu, aku benar-benar kehilangan nafsu makan ku. Kenapa? Aku merasa ada yang aneh. Apa ini karena dia? Aku melihat seisi kelas dan kudapati ketua kelas yang tengah sibuk mengisi absen. Dengan mengumpulkan percaya diri, aku menghampiri dan bertanya padanya.
"Em... Lex?" Sapa ku sambil menggaruk pipiku yang sama sekali tidak gatal.
"Eh? Haikal? Ada apa?" Tanya Alex.
"Kamu... Apa kamu tahu kenapa Navya tidak hadir hari ini?"
"Navya? Oh! Iya... Aku sempat dengar pembicaraan guru di kantor... Mereka mengatakan bahwa Navya hari ini sakit, makanya dia tidak sekolah." Jawab Alex.
Aku sedikit terkejut mendengar jawaban Alex. Itu karena hal ini bukan sekali atau dua kali ia tidak hadir ke sekolah karena sakit. Saat itu aku benar-benar khawatir dan mencemaskan nya. Apa dia baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu padanya?
"Begitu... Terima kasih, Lex..." Ucapku. Alex mengangguk pelan. Aku pun melangkah pergi menuju bangku ku. Aku terdiam, aku tidak tahu bahwa hal ini akan terjadi lagi.
"Navya... "
.
.
.*kring!!!!
Bel pulang telah berbunyi, siswa dan siswi kembali keluar berhamburan meninggalkan kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Hujan gerimis yang masih membasahi bumi, ada banyak orang-orang berlalu lalang yang menggunakan payung bewarna warni. Pada saat aku berjalan di koridor kelas seseorang memanggil namaku.
"Haikal?!"
"Hem? Loh... Alex? Ada apa?"
"Kamu mau ikut kami jenguk Navya?" Tanya Alex.
"Eh?"
Aku terkejut karena ia tiba-tiba mengajak ku untuk menjenguk Navya bersama mereka. Selama ini, aku juga belum pernah ke rumah Navya. Jadi ini bisa dibilang kesempatan ku untuk mengetahui rumah nya dan melihat keadaan nya, kan? Aku merasa senang karena mereka mau aku ikut serta bersama mereka. Aku segera menyetujui ajakan Alex.
"Tentu saja... Aku akan ikut."
Setelah aku mengatakan hal itu, kami pun segera pergi menuju rumah Navya. Awalnya aku sangat gugup untuk bertemu dengan nya, mungkin karena sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan nya? Aku merasa cemas untuk melihat keadaan nya tetapi juga sangat senang karena akan bertemu dengan dirinya. Namun, setelah kami tiba di rumah nya.
"Rumahnya kosong... Apa dia tidak ada di rumah, ya?" Tanya Ratih.
"Seperti nya begitu... Apa kita datang besok lagi saja?" Balas Alex.
"Iya... Yang dikatakan Alex benar. Kita datang besok sepulang sekolah." Balas Edo menyetujui.
"Baiklah kalau begitu. Kami pulang duluan, ya! Sampai jumpa besok."
Menyadari bahwa Navya tidak ada di rumah, teman-teman sekelas pun berencana akan kembali menjenguknya besok selepas pulang sekolah. Mereka satu per satu pulang ke rumah masing-masing. Saat itu aku masih berdiri didepan rumah Navya. Aku tidak menyangka bahwa dia tidak akan ada di rumah saat itu. "Kamu... Suka ya membuat orang lain khawatir, Navya?"
"Haikal? Kamu tidak pulang?" Tanya Edo.
"Oh? Iya... Rumah ku tidak jauh dari sini. Jadi, kamu duluan saja..."
"Baiklah kalau begitu. Kamu jangan melamun terus karena dia tidak ada di rumah. Besok kamu akan bertemu dengan nya. Haha!" Balas Edo sambil tertawa.
"A-apa... Aku tidak melamun!"
"Haha! Lihat wajah mu memerah! Haha!!!"
Saat itu aku menjadi bingung melihat Edo yang tertawa melihat ku salah tingkah. Aku juga merasa heran kenapa seharian itu aku hanya melamun tidak jelas. Perasaan gelisah yang selalu menghantui, semua itu membuat ku sangat gundah.
"Yasudah! Aku pulang duluan! Sampai jumpa besok." Sambung Edo sambil tersenyum.
"Baiklah. Sampai jumpa besok!"
Setelah pamit, Edo pun pergi. Dan, di sanalah aku. Aku yang masih berdiam diri di depan rumah nya. Aku mengambil ponsel di dalam tas ku. Aku melihat kontak namanya yang tersimpan di ponsel ku. Ingin ku menelpon dan menanyakan di mana ia saat itu. Tapi, apa aku... Bisa? Selama ini, aku belum pernah menghubungi nya terlebih dahulu. Hal ini membuat ku menjadi canggung. Tapi...
"Aku khawatir padanya... Aku harus menelpon nya..." Gumam ku.
Dengan penuh keberanian, aku pun menekan nomor ponselnya. Tetapi...
"Nomor yang Anda tujuan sedang tidak aktif---"
Nomor ponselnya tidak aktif. Aku menjadi sangat gelisah. Sebenarnya, dia ada dimana?
"Kamu dimana... Navya?"
.
.
.*Author Pov
Disebuah ruangan, terlihat seorang gadis remaja yang terbaring lemah disebuah ranjang dengan berbagai macam infus yang terpasang. Seorang anak laki-laki bertubuh mungil tampak menemani nya dengan wajah teramat sedih.
"Kakak... Kenapa hal ini terjadi lagi..."
____________Bersambung______________
Terima kasih bagi teman-teman yang masih mengikuti kisah "kenangan bersamamu" Hingga saat ini. Maaf apabila cerita ini masih memiliki kekurangan. Karena saya hanya manusia biasa yang tidak akan pernah luput dari kesalahan.
Nantikan kisah "kenangan bersamamu" Selanjutnya, ya☺

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersama mu
Novela JuvenilAku hanyalah cowok biasa yang cupu dan pengecut. Aku sama sekali tidak memikirkan orang-orang yang selama ini mempermainkan ku. Disaat aku terpuruk, putus asa dan ingin mengakhiri semuanya. Dia datang mengulurkan tangannya kepada ku, hingga pada akh...