Saat itu, jam menunjukkan pukul 5 pagi. Tampak langit yang masih gelap dan udara dingin seakan menusuk kedalam tubuh. Aku duduk diatas ranjang ku dengan wajah yang sangat khawatir. Ya, aku memikirkan Seorang gadis remaja yang saat itu mengajakku ke taman bermain. Rasanya jika aku mengingat kejadian itu, tubuhku seakan bergemetar karena takut. Tentu saja, dia yang awalny girang dan selalu tersenyum diberbagai situasi tiba-tiba tidak sadarkan diri dihadapan ku. Dan itu membuat ku menjadi sangat khawatir. Karena adikku yang tiba-tiba menangis meminta ku pulang, pada akhirnya aku tidak bisa menemaninya di rumah sakit dan melihat keadaan nya. Sejak kejadian itu, aku belum mendapat kan kabar apapun darinya.
"Apakah dia baik-baik saja? "
Itulah pertanyaan yang terus terngiang dikepala ku. Aku tidak tau kenapa aku bisa sekhawatir ini? Mungkin karena saat dia tidak sadar kan diri, dia sedang bersama ku dan aku tidak bisa melakukan apapun.
"Sudah lah... Nanti juga akan bertemu disekolah...! " Gumamku.
Setelah itu, Aku kemudian beranjak dari tempat tidur ku untuk segera bersiap-siap pergi kesekolah. Setelah aku menyiapkan semua peralatan sekolah ku, aku pergi kekamar Lita. Disana, aku melihat nya tertidur dengan pulas. Tampak matanya yang sembab karena seharian menangis, aku tidak tau kenapa dia tiba-tiba menangis, tapi aku sempat berpikir bahwa dia Teringat dengan ayah dan ibu. Perlahan-lahan aku melangkahkan kakiku dan duduk disamping ranjang nya. Aku melihat tubuhnya yang begitu kecil tampak tertidur dengan pulas. Ketika melihat nya seperti itu, aku teringat saat-saat tersulit kami disaat aku yang terpaksa membawanya ke panti asuhan, sendirian tanpa keluarga yang menemaninya. Disaat aku yang mulai putus asa akan kehidupan dan dengan bodohnya mencoba untuk mengakhiri hidup ku sendiri. Mungkin saat itu adalah masa terbodoh dan tergila ku, aku seperti sudah tidak memiliki akal sehat lagi sehingga memilih jalan pintas yang tak akan menyelesaikan masalah apapun. Namun, disaat itulah aku berteman dengannya, bertemu dengan seorang gadis yang sangat familiar bagiku, dia yang berteriak disaat aku melakukan aksi bodoh ku. Padahal aku sudah yakin, bahwa aku akan mati ditempat itu. Tetapi seperti nya Tuhan masih berbaik hati dengan ku, Dia memberikan ku kesempatan sehingga aku masih bisa bertahan hidup hingga saat ini. Aku tidak tau siapakah yang telah menolong ku saat itu? Dan jika aku mengetahuinya kelak, aku akan sangat berhutang budi dengannya.
Saat itu, aku seperti memutar kembali sebuah rekaman masa laluku yang begitu menyedihkan. Aku sangat bersyukur karena disaat aku terpuruk, dia datang dan mengulurkan tangannya untuk membantu ku. Dia selalu ada untuk ku, dan membantu ku keluar dari kegelapan. Dialah yang mengubah diriku menjadi sosok seperti sekarang ini. Menjadi seorang yang percaya diri dan tak mau lagi ditindas oleh orang lain.
*Tes! Tes!
Saat itu, aku tidak menyadari bahwa air mata telah membasahi wajahku. Rasanya dadaku sangat sesak, perasaan sedih dan senang bercampur menjadi satu. Aku benar-benar bersyukur karena masih bisa berdiri dibumi ini dan menikmati kehidupan ku bersama adikku. Aku tidak ingin lagi kembali ke masa itu, masa dimana aku terlihat menyedihkan.
"Kak?... Kenapa Kak ikal menangis? " Ucap Lita terbangun dari tidur nya.
"Ah? Oh? Ma-maafkan kakak... Kakak hanya merasa terharu... " Ucapku sambil menghapus air mataku.
"... Kakak jangan sedih... Lita yakin... Ayah dan ibu pasti akan kembali... " Ucap Lita sambil tersenyum.
Kalimat yang diucapkan Lita saat itu benar-benar membuat ku merasa sedih, karena aku tidak bisa seperti Lita. Aku tidak yakin dan percaya bahwa ayah dan ibuku akan kembali menemui kami. Rasa kecewa ku pada mereka bahkan masih tertanam di hatiku. Tetapi, aku hanya mencoba tersenyum kearah Lita.
"... Iya... " Ucapku singkat.
.
.
.Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, tak lama kemudian bibi Mirna pun datang. Aku kemudian pamit kepada adikku dan juga bibi Mirna. Setelah itu, aku kemudian berangkat kesekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/183688586-288-k259638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersama mu
Genç KurguAku hanyalah cowok biasa yang cupu dan pengecut. Aku sama sekali tidak memikirkan orang-orang yang selama ini mempermainkan ku. Disaat aku terpuruk, putus asa dan ingin mengakhiri semuanya. Dia datang mengulurkan tangannya kepada ku, hingga pada akh...