Setelah permasalahan yang terjadi diantara aku dan ibuku, aku langsung membawa ibuku kerumah karena adikku pasti sangat merindukan ibuku, bahkan ia selalu saja membicarakan ibuku setiap saat.
"Haikal? Apa ini... Rumah yang kamu huni selama ini?" Tanya ibuku dengan wajah yang sedih.
"Ah... Iya... Semenjak ayah meninggal, Haikal tinggal disini karena rumah lama sudah disewakan untuk orang lain..." Jawabku dengan nada suara yang pelan.
Ibuku tampak terdiam, begitu juga dengan Navya.
"Kalau begitu, Haikal akan panggil kan Lita. Dia sangat ingin bertemu dengan ibu..." Sambung ku lagi.
Saat itu ibuku tampak senang, aku langsung masuk kedalam rumah dan segera memanggil Lita. Disana, aku melihat Lita yang tertidur dipangkuan bibi minah karena menunggu ku pulang sekolah.
"Ah? Nak Haikal sudah pulang? Syukur lah... Sedari tadi Lita menunggu nakal Haikal pulang hingga ia tertidur..." Ucap bibi Minah sambil tersenyum.
Saat itu aku melihat Lita yang tertidur pulas, sepertinya ia lelah menunggu ku pulang hingga ia tertidur seperti itu. Entah kenapa mataku menjadi sangat panas karena menahan tangis, aku bahagia. Sangat bahagia. Karena akhirnya aku dan Lita akan hidup bersama dengan ibuku. Lita tidak akan sendirian lagi, dan dia akan mendapatkan kasih sayang ibu.
"Lita... Ayo bangun..." Ucapku dengan suara yang agak gemetar karena mencoba menahan tangis.
Tidak butuh waktu lama akhirnya Lita membuka matanya.
"Kak ikal? Sudah pulang?" Ucap Lita sembari tersenyum.
"Iya... Kakak pulang..." Ucap ku dengan suara yang bertambah gemetar.
Aku yang saat itu tidak bisa menahan rasa bahagia ku menjadi ingin menangis, hal itu membuat Lita bingung.
"Kak ikal kenapa seperti menangis? Apa terjadi sesuatu? Atau ada yang menyakiti kakak?" Tanya Lita bingung.
"Lita... Kakak ada kabar gembira untuk mu!" Ucap ku tersenyum sambil memegang tangan Lita yang mungil.
"Benarkah? Apa itu?!" Tanya Lita senang.
"Mulai hari ini... Lita... Tidak akan sendirian lagi..." Ucapku tersenyum.
Lita tampak menunjukkan ekspresi yang sangat bahagia.
"Ayo, ada yang ingin bertemu dengan mu..." Ucapku sambil membantu Lita berdiri.
Tanpa berpikir panjang lagi Lita langsung berdiri karena merasa sangat senang, ia berlari kearah pintu dan disana ia melihat sosok wanita paruh baya yang wajahnya tidak asing baginya.
"Ah? K-kak... Ke-kenapa wajah ibu ini mirip dengan wajah difoto yang kakak tunjukkan disetiap Lita merindukan ibu?" Tanya Lita bingung.
Saat itu aku melihat ibuku yang menangis, setelah sekian lama akhirnya beliau bisa melihat putri bungsu nya. Tentu saja ia sangat bahagia, karena selama ini ia tidak pernah melihat Lita semenjak ia pergi. Ia langsung memeluk erat Lita dengan deraian air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
"Lita! Hiks! Kamu sekarang sudah besar, nak! Hiks! Maaf... Maafkan ibu sayang! Hiks! Maaf karena selama ini ibu tidak bisa memberikan mu kasih sayang seorang ibu... Hiks! Maafkan ibu nak! Hiks!" Ucap ibuku menangis dipelukan Lita.
Lita terdiam, ia melihat wajah ibuku dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ibu? Hiks! Ibu?! Hiks!!! Ibu!! Kenapa ibu baru kembali?!! Lita rindu ibu!! Lita ingin sekali bertemu ibu!!! Hiks!!!" Ucap Lita menangis.
Lita menangis tersedu-sedu, ia terus memeluk ibu karena bahagia. Selama ini ia terus mengatakan bahwa ia sangat ingin bertemu dengan ibu. Aku bersyukur karena Tuhan kembali mempertemukan kami. Aku sangat bahagia.
"Navya? Sekali lagi tante mengucapkan terimakasih... Kamu sudah banyak membantu. Bahkan kamu sampai meminta bi Minah untuk menjaga Lita... Terimakasih banyak..." Ucap ibuku yang masih menangis.
"Sudahlah tante... Navya sungguh senang karena akhirnya kalian bisa bersama lagi... Lita tidak akan sendirian lagi. Dan Haikal tidak akan merasa kesepian lagi... Navya sungguh bahagia..." Ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan ku dengan orang sebaik dia. Dia yang selama ini telah banyak melakukan kebaikan untuk ku dan juga keluarga ku. Dia yang saat itu membantu ku keluar dari kegelapan, dia yang tanpa ragu mengulurkan tangannya untuk membantu ku, bahkan dialah yang telah membantu ku berubah untuk menjadi sosok pribadi yang lebih baik lagi.
"Kalau begitu... Haikal,Lita... Kalian harus ikut bersama ibu... Pulang kerumah..." Ucap ibuku dengan wajah yang penuh harap.
*DEG!!!
Saat itu aku terkejut dengan perkataan ibuku. Aku melirik kearah Navya yang juga terkejut.
"I-ikut ibu pulang?" Tanyaku kembali memastikan.
"Benar... Dan juga... Kalian akan memiliki seorang ayah yang selama ini ikut membantu ibu untuk mencari kalian. Ia sangat menyayangi kalian... Bahkan jauh sebelum ibu pergi meninggalkan kalian..." Ucap ibuku sambil tersenyum.
Tentu saja ini adalah hal yang bagus karena pada akhirnya kami akan hidup bersama. Tetapi entah kenapa aku merasa sedikit gelisah dan khawatir.
"Tapi... Ibu? Sekarang Haikal sudah berada di tahun akhir sekolah... Jadi, Haikal tidak akan mungkin kembali sekarang..." Balasku dengan suara sedikit lirih.
"... Iya, nak... Ibu tahu itu. Oleh sebab itu, ibu akan mencari tempat yang lebih layak dari rumah ini... Untuk mu... Dan setelah kamu selesai dengan sekolah mu, ibu harap kamu akan pulang, nak..." Ucap ibuku sambil tersenyum.
Saat itu aku hanya diam dan sedikit menganggukkan kepalaku. Aku senang sangat senang, karena akhirnya aku bertemu dengan ibuku. Lita juga terlihat sangat bahagia. Kebahagiaan yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, rasanya beban yang aku rasakan selama ini hilang dan sirna. Aku ingin tetap seperti ini, bersama dengan orang-orang yang aku sayangi dan orang yang aku cintai.
Bahkan aku terus berpikir bahwa ini adalah akhir dari kisahku. Tetapi, apakah akan secepat ini?
_________________________________________
Hallo:) bagaimana dengan cerita "kenangan bersamamu" Kali ini? Saya harap kalian senang, ya:)
Jangan lupa vote, comment, and share, ya...:) Dan nantikan kelanjutannya:)
Arigatou~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersama mu
JugendliteraturAku hanyalah cowok biasa yang cupu dan pengecut. Aku sama sekali tidak memikirkan orang-orang yang selama ini mempermainkan ku. Disaat aku terpuruk, putus asa dan ingin mengakhiri semuanya. Dia datang mengulurkan tangannya kepada ku, hingga pada akh...