Change?

58 7 0
                                        

Haikal Pov

Saat ini, aku dan teman sekelas ku yang lain masih menyantap makan siang di kantin. Aku benar-benar merasa senang. Ku pikir, kesempatan untuk dekat dan mengobrol pada teman sekelas tak akan datang padaku. Tapi ternyata diluar dugaan ku.

Ternyata, seperti ini rasanya mengobrol bersama teman. Menyenangkan, walau terkadang mereka membuat ku kesal.

Semua ini terjadi, karena dirinya. Jika saja kami tidak dipertemukan oleh Tuhan. Mungkin sekarang aku masih menjadi seorang anak laki-laki yang pengecut dan tak dapat di andalkan.

Dan jika saja aku tidak bertemu dengan nya. Mungkin sekarang aku tak akan bisa bertemu dengan ibuku.

Disaat aku sedang fokus mendengar obrolan teman-teman ku yang lain. Tidak sengaja mata ini tertuju pada seorang gadis dengan senyum khas nya sedang berjalan menuju bangku sebrang.

Ah sial, kenapa jantung ku yang awalnya tenang kini berdegup dengan kencang?

"Hei, Haikal!"

"E-eh? Kenapa?"

"Kau sedang melihat siapa, ha? Serius amat."

Aku terdiam saat mendengar pertanyaan Edo. Dengan cepat aku mengalihkan pandangan ku. Mencoba kembali fokus pada pembicaraan mereka yang sempat ku abaikan.

"Bukan siapa-siapa."

"Aku benar-benar gila."

. . .

Author Pov

Dengan langkah pelan, gadis dengan surai hitam panjang itu berjalan menuju bangku yang diduduki oleh Veera dan teman nya yang lain.

Kedatangan nya di kantin mampu menghebohkan anak-anak di sana. Oh ayolah, dia adalah Navya dari keluarga Verly.

Bukan hanya karena ia diberkati dengan paras yang cantik, tapi juga karena nama keluarga yang di sadang nya.

Gadis itu tampak melirik ke kanan dan ke kiri. Sungguh, ia tak menyukai obrolan anak-anak di kantin saat itu. Entahlah, tiba-tiba mood nya hancur. Namun ia mencoba untuk tetap tersenyum walau sedikit terpaksa.

"Navya, kenapa baru datang?" Nita bertanya kepada Navya setelah gadis itu duduk bersama mereka. Navya hanya tersenyum tipis.

"Dia tadi mengantuk, haha." Veera membantu menjawab pertanyaan Nita karena Navya hanya diam saja.

Navya terus meremas rok nya, mencoba untuk menahan rasa nyeri di kepalanya. Bahkan bisik-bisik anak-anak di kantin itu dapat terdengar olehnya, membuat ia merasa kesal.

"Tenang Navya..."

Sesekali gadis itu menghela napas panjang. Ia hanya diam saja, tidak antusias dalam obrolan teman nya yang lain. Tentu saja hal ini meninggalkan tanda tanya bagi Veera dan yang lain.

Itu sudah jelas, Navya yang mereka kenal adalah seseorang yang terus bersemangat. Tapi kini, mereka harus melihat Navya yang hanya diam dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Gadis dengan surai hitam panjang itu terlihat gusar, menggigit bibir bawah nya mencoba untuk tidak teriak karena rasa sakit di kepalanya.

"Ayolah... Kenapa tiba-tiba kepalaku sakit sekali. Bukankah tadi sudah lebih baik?"

Bahkan Navya tak bisa fokus mendengar obrolan temannya. Telinga berdenging. Bahkan matanya mulai memerah.

Drek~

"Maaf, aku ke toilet dulu." Tanpa menunggu jawaban teman nya, Navya berbalik meninggalkan kantin menuju toilet terdekat.

Teman nya yang lain tampak menatap punggung Navya yang semakin menjauh dengan penuh tanda tanya.

Kenangan Bersama muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang