Mungkin ini adalah awal dari semua yang terjadi...
Pagi itu bertepatan dengan hari minggu, yang dimana hari terbebas dari segala macam bentuk hal yang berbau pembelajaran. Dan tentu saja bagiku ini adalah suatu hal yang sangat membahagiakan. 2 minggu sudah berlalu sejak kejadian yang membuat kehidupan ku berubah drastis, Teman-teman sekelasku yang kini sudah baik padaku, dan juga aku sudah tidak lagi mendapati orang-orang yang memandang ku dengan tatapan tajam mereka seperti biasanya. Dan aku sangat bersyukur atas semua ini, karena berkat ia aku juga bisa menjalani kehidupan ku yang awalnya kelam dan dia lah yang telah membuat diriku berubah hingga seperti ini.
Saat itu, seperti biasa nya aku berada dirumah untuk membersihkan halaman rumah. Dan tentu saja dibantu oleh adikku, dia terlihat sangat bersemangat seperti biasanya. Setelah cukup lama kami membersihkan halaman rumah, akhirnya semuanya tampak sangat bersih, kami pun duduk disebuah pohon yang ada dihalaman rumah untuk beristirahat.
"Kakak?! Lita lihat kak ikal sudah banyak berubah!!.. Kak ikal jadi terlihat lebih keren! " Ucap Lita sambil tersenyum.
Perkataan Lita saat itu membuat ku sedikit malu, tentu saja. Selama ini aku tidak pernah dipuji oleh orang lain kecuali dia. Dan pujian yang dikatakan Lita cukup membuat wajah ku memerah karena malu.
"Apa kak Ikal berubah karena bertemu Kak Navya?! " Tanya Lita dengan wajah polosnya.
(Deg!!!)
Lagi-lagi perkataan Lita membuat jantung ku kembali berdegup dengan sangat kencang. Saat itu Aku menjadi panik sendiri karena Lita tiba-tiba mengucapkan namanya. Jantung yang sama sekali tidak tenang ini membuat ku menjadi sangat cemas dan panik. Apakah aku sakit? Itulah pertanyaan yang aku terngiang-ngiang dikepala ku. Setelah itu, aku kembali menatap wajah adikku yang polos itu.
"Li-lita? Kamu ini baru berumur 7 tahun loh... Dan kamu tidak akan mengerti apa-apa tentang, Suka... " Ucap ku dengan wajah sedikit memerah.
Ya! Aku mengatakan hal terbodoh kepada adikku sendiri. Aku kembali melirik wajahnya yang terlihat sangat bingung. Setelah itu, ia langsung berbaring di rerumputan diiringi oleh angin yang menyejukkan.
"Kak?... Boleh Lita bertanya sesuatu.. " Ucap Lita dengan tatapan yang sedih.
"Tentu saja... Kakak akan menjawab semua pertanyaan mu... " Jawabku tersenyum karena percaya diri.
Saat itu, aku terlalu percaya diri dan mengatakan akan menjawab apapun pertanyaan yang diberikan Lita. Namun, aku tidak menyangka bahwa dia akan bertanya suatu hal yang sama sekali tidak ingin kujawab dan ku ingat.
"... Kak? Kenapa... Mama dan papa pergi? " Tanya Lita dengan wajah yang sedih.
(Deg!!!)
"Apa... Mereka, sudah tidak menyayangi kita lagi? " Sambung Lita.
Mendengar pertanyaan Lita membuat diriku seperti ditampar dengan sangat keras oleh kenyataan. Pertanyaan yang sama sekali tidak ingin aku dengar dari siapapun, ternyata akhirnya keluar dari mulut adikku. Dadaku kembali merasa sangat sesak, aku sama sekali tidak ingin mengingat semua kejadian itu lagi. Bahkan keringat dingin juga mulai bercucuran membasahi wajah ku.
"Kak Ikal? A-apa pertanyaan Lita sudah membuat Kak Ikal sedih? " Tanya Lita langsung berdiri dan memegang erat tangan ku.
Saat itu, aku benar-benar sangat shock sehingga aku sudah membuat adikku menjadi sangat khawatir. Aku mulai mengatur pernapasan ku yang sudah kacau dengan perlahan-lahan. Setelah keadaan ku saat itu cukup tenang, aku mencoba menjawab pertanyaan Lita.
"Tidak... Tentu saja mereka menyayangi kita... Mungkin mereka pergi, karena ada sesuatu hal yang penting... Jadi jangan khawatir, ya? Kak Ikal akan selalu berada disamping mu... Jika mereka tidak kembali pun.... Kakak masih ada untuk mu kan? Kamu tidak akan kesepian.... " Jawabku dengan mata yang berkaca-kaca karena ingin menangis.
"Hiks..!! Kak... Maaf... Maafkan Lita.. Lita nggak bermaksud membuat Kak Ikal sedih.... Hiks!!! Maaf kan Lita..! Hiks!!! " Ucap Lita sambil menangis.
Saat itu, hati ku rasanya seperti di remuk remukan sehingga menjadi sangat hancur. Air mata kesedihan juga tak mampu untuk ku tahan lagi. Akhirnya, air mata yang berlinangan dimataku itu jatuh membasahi wajahku. Perasaan marah, kesal, kecewa, sedih semuanya bercampur aduk menjadi satu. Rasanya aku sangat marah karena teganya mereka meninggalkan anak-anak mereka sendiri seperti ini. Sedih karena Lita yang masih berumur sangat kecil tidak dapat merasakan kasih sayang dan keharmonisan keluarga. Rasanya aku ingin sekali berteriak dengan sekeras-kerasnya atas apa yang telah mereka lakukan kepada anak mereka sendiri. Namun, saat itu aku hanya bisa diam dan memeluk erat adikku dengan deraian air mata yang terus saja mengalir tanpa henti.
"Maafkan kakak Lita! Kamu harus menderita seperti ini... Maaf... " Bathin ku.
.
.
.
(Dirumah Navya)
Saat itu, tampak Navya yang tengah duduk diranjang kamarnya sambil melihat kearah luar jendela. Ditangan nya terlihat secarik kertas, Navya tampak memandangi kertas itu dengan tatapan matanya yang kosong. Pada saat ia melamun, ia dikagetkan oleh suara yang mengetuk pintu kamar nya.
*Tok! Tok! Tok!
"Navya? Ini mama, nak... Apa mama boleh masuk? " Tanya mama Navya dibalik pintu kamar.
"Oh? Tentu saja ma... Pintu nya tidak dikunci koq... " Ucap Navya setelah tersadar dari lamunannya.
Setelah mengetuk pintu, mama Navya pun masuk kedalam kamar putri nya. Beliau sempat terdiam saat melihat Putri nya, kemudian dengan perlahan-lahan beliau duduk disamping Navya. Beliau tampak memandangi wajah putrinya dengan tatapan nanar, begitu juga sebaliknya. Namun, karena situasi yang mulai suram Navya mencoba untuk mencair kan suasana.
"Hem? Mama Tumben mama kemari? Hayo... Ada apa nih? Kangen ya sama Navya? " Ucap Navya sambil tersenyum nakal.
"... Kamu ini... Jangan coba-coba untuk membuat mama tersenyum setelah melihat semua ini... Navya... Kenapa harus kamu yang---" Ucap mama Navya belum selesai.
"Mama?... Sudahlah... Tidak apa-apa... Ini juga sudah kehendak Tuhan kan... Kita juga harus menerima dengan lapang dada... " Balas Navya Sambi tersenyum.
Saat itu, mama Navya mencoba untuk tersenyum meskipun terpaksa. Setelah itu, beliau melihat secarik kertas yang dipegang oleh Putri nya itu.
"Navya? Apa ini?... " Tanya mama Navya penasaran.
"Oh! I-ini... Itu... " Jawab Navya gagap karena kaget.
Mama Navya langsung mengambil kertas itu dari tangan putrinya dan membaca isi yang ada didalam kertas itu.
(Deg!!!)
"Navya... A-apa ini? Jangan bilang kamu... " Ucap mama tidak percaya.
"... Hehe... Benar ma, ini adalah daftar kegiatan yang ingin Navya capai... Sebelum Navya pergi.... " Ucap Navya sambil tersenyum manis.
Sebenarnya... Apa yang disembunyikan oleh Navya selama ini? Dan apa maksud dari perkataan nya kepada mamanya itu?
______________________________________
Nanti kan jawabannya di chapter selanjutnya ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersama mu
Teen FictionAku hanyalah cowok biasa yang cupu dan pengecut. Aku sama sekali tidak memikirkan orang-orang yang selama ini mempermainkan ku. Disaat aku terpuruk, putus asa dan ingin mengakhiri semuanya. Dia datang mengulurkan tangannya kepada ku, hingga pada akh...