15: Suka?

1K 37 0
                                    

Happy Reading:

"Rasa suka pasti akan datang kepada setiap orang, hanya saja jarang diketahui kedatangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasa suka pasti akan datang kepada setiap orang, hanya saja jarang diketahui kedatangannya. Sebelum kalian menyesal, lebih baik, berusaha menemukan siapa sebenarnya penerimanya."


======================

Dan ia kembali melanjutkan langkahnya untuk...

"Lo nggak usah pakek halangin gue, gue nggak mau lo anter," kata Cathlyn seraya membalikkan badan saat tangannya dicekal oleh Dion.

"Dih, Ge-er banget sih lo. Gue mau ngasih handphone lo tadi jatoh."

Cathlyn mematung ditempat ia merasa malu. Tapi ia mencoba menutupinya dengan langsung merampas handphone nya yang berada ditangan Dion. "Lo nggak usah bantu gue, gue bisa pulang sendiri."

"Maaf ya...mbak saya tidak pernah berniat menolong mbak."

Cathlyn mendelik tajam, apa yang dikatakan Dion barusan, mbak? Demi upin&ipin yang selalu bersekolah Tk dari zaman ke zaman, Cathlyn tidak pernah merasa lahir dari rahim yang sama dengan makhluk di depannya ini. "Gue bukan mbak lo! Ya udah bye." Cathlyn membalikkan badan, ia tak menghiraukan Dion lagi. Meskipun setiap langkahnya selalu saja keluar ringisan kesakitan dari bibir Cathlyn. Ia menggigit bibir bawahnya mencoba menahan sakit dan tidak meminta bantuan terhadap Dion.

Sebenarnya Dion tak tega dengan Cathlyn, tapi dia lebih tidak tega terhadap harga dirinya yang akan turun jika memaksa untuk membantu gadis itu. Alhasil ia hanya menatap Cathlyn yang sangat kesusahan berjalan.

Cathlyn terdiam ditempat saat ia merasa tak bertenaga lagi untuk melanjutkan langkahnya, ia menarik nafas dalam dalam untuk membuang rasa gengsinya dan meminta bantuan terhadap Dion. Akan tetapi sebuah mobil BMW berwarna hitam berhenti disampingnya, membuat Cathlyn bingung.

Pengemudi mobil itu membuka kacanya, terlihat pria tampan dengan alis berkerut.

"Damian? Beneran lo kan?" Tanya Cathlyn sambil mengucek matanya beberapa kali untuk memperjelas penglihatannya, siapa tau halusinasi gitu kan malu kalo tiba tiba berubah jadi kakek kakek.

"Iya iya ini gue. Gue liat lo dari tadi jalannya pincang, kenapa? Karena Calvin bating stir ke adek kelas lo nyobak bunuh diri," ejek Damian.

"Jangan bahas makhluk astral yang satu itu. Plis...tolongin gue, anterin pulang,"

"Kaki lo kenapa sih?"

"Ceritanya panjang kali tinggi kali lebar bagi dua akar tiga."

"Oke deh, masuk."

MOVE ON? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang