2: Pelaksanaan Misi.

2.4K 87 42
                                    

Selamat membaca:

"Metode penutupan luka secara sempurna, sangatlah mudah, cukup tersenyum dan menjadi seceria mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Metode penutupan luka secara sempurna, sangatlah mudah, cukup tersenyum dan menjadi seceria mungkin. Setelah itu jati diri kamu tak akan terlihat, yaitu seseorang yang lemah dan penuh luka."

*/*/*/*/*

  Cathlyn mendaratkan pantatnya di kursi panjang dekat tangga, lebih tepatnya kursi yang berada tak jauh dari pintu masuk kelasnya sendiri, tangan kanannya bergerak mengambil Yupi dari bungkusnya yang sedari tadi tergenggam manis di tangan kirinya, lalu memasukkan Yupi itu kedalam mulutnya, dan terus mengulangi hal itu hingga mulutnya penuh dengan permen Yupi, barulah setelah itu ia mengunyahnya. Hal ini memang telah menjadi kebiasaan Cathlyn dari dulu, ia lebih suka ngemil Permen Yupi, dibandingkan makanan lain.

Tak berselang lama terlihat Pria berhoodie abu-abu dengan erphone yang bertengger manis di telinganya, menaiki tangga dengan wajah datar.

"Dion...ganteng sih... tapi dingin, sombong, dan cuek, bukan tipe gue banget, masih mendingan Calvin," gumam Cathlyn saat melihat Pria yang katanya memiliki nama Dion, dan banyak di incar gadis-gadis di sekolahnya. Ia jadi heran mengapa orang sombong seperti Dion menjadi incaran? Ah...ya..dia baru ingat alasannya, katanya Dion itu beda, gaya yang cool, dengan wajah tampan, terlebih lagi ia tak pernah menggombali ataupun dekat dengan seorang gadis, jadi bagi gadis-gadis di sekolahnya itu menjadi daya tarik tersendiri.

Cathlyn menghela nafas kasar, "Pelaksanaan misi siap dilaksanakan! Huft....semangat Cathlyn, siapa tau Calvin cemburu dan ngajak lo balikan lagi."

Saat langkah Dion semakin dekat dengan Cathlyn, Cathlyn bangun dari duduknya, memasang topeng dengan tersenyum lebar seceria mungkin. "Selamat pagi abang Dion....yang cantik jelita, eh gue salah ya... ralat, abang Dion yang tampan jelita."

Dion melirik gadis yang baru ia lihat selama mengenyam pendidikan di sekolahnya. Jangan salahkan Dion karena tak mengetahui keberadaan Cathlyn ada sebagai murid SMA National High School, ia tak pernah berinteraksi dengan warga sekolah selain guru, jangankan berinteraksi nama teman-temannya saja ia tak tau dan tak mau tau. Bukannya ia budek hanya saja selain disaat guru menjelaskan ia selalu nenyumpal telinganya dengan erphone. Perlu kalian tau di sekolah Dion tak pernah masuk keruangan manapun kecuali, kelasnya dan ruang guru, ya....setiap harinya Dion hanya duduk di kursinya seorang diri di temani handphone beserta erphone nya.

"Abang Dion....ah...nggak pas ah panggilannya, gue panggil Ayang Mbeb aja yah...." Cathlyn mulai berkoar-koar dengan tingakah anehnya.

Merasa gadis di hadapannya ini aneh, Dion mulai melangkahkan kaki menjauh dari hadapan gadis yang menurutnya kesurupan wewe gombel. Tapi baru satu langkah tangannya di di tarik oleh Cathlyn, bukan Dion lemah hanya saja dia terkejut dengan yang dilakukan Cathlyn, selama ia bersekolah di sini tak ada siswa yang berani menyentuhnya, bukan karena jijik tapi tatapan Dion yang sangat mematikan dan memiliki aura tersendiri membuat orang-orang enggan untuk berurusan dengannya. Anehnya seorang Cathlyn nampak biasa saja, malah sekarang bertingkah seperti gadis budak cinta.

MOVE ON? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang