49: Menghilang.

1K 49 3
                                    

Happy Reading:

====================

Kakinya telah berpijak di salah satu bandara di Jakarta, Wanita paruh baya dengan tampilan cantik itu terus saja melihat jam tangannya. Ia terlihat menunggu seseorang.

"Tante?"

Panggilan itu membuat wanita itu menoleh, ia berdecak sebal terlebih dahulu. "Lama sekali kamu."

"Tante yakin, langsung mengambil keputusan ini tanpa menunggu persetujuan Cathlyn?" tanya orang yang memanggil wanita itu.

"Cathlyn pasti setuju!" ujar wanita itu yakin.

"Oke, tunggu orang tua saya dulu tante. Tadi lagi parkir mobil."

Wanita itu mengangguk paham. Tak lama terdengar langkah kaki yang tergesa gesa menuju mereka. Terlihat dua orang wanita dan pria baru baya yang membuat wanita itu mengernyit heran. Sebenarnya yang membuatnya heran hanyalah wanita yang baru saja datang itu malah terkejut melihatnya.

"Dia Ibu kamu?"

"Iya tante. Mama! Kenapa?"

Wanita yang dipanggil Mama itu berjalan pelan untuk mendekat, dengan keterkejutan yang kentara di wajahnya. "Bak Kania?"

~°♥°~

Gundukan tanah yang masih basah itu selalu menjadi pusat perhatiannya, si gadis cantik Feni. Tangisnya belum mereda. baru kemarin ia dan Surya berdamai, tapi Surya harus terbawa ke alam berbeda.

Mata Feni yang membengkak itu terus berlinang air mata. Walaupun tak pernah memiliki kenangan indah dan berkesan bersama Papanya, tapi tetap saja, Feni merasakan kehilangan luar biasa. Sekarang ia sendirian, sebatang kara. "Mungkin ini udah yang terbaik Fen," kata Rara berusaha menenangkan. Rara tak mengerti dengan situasi yang menimpa kedua temannya, Cathlyn terluka akibat tusakan dan untuk saat ini Cathlyn masih kritis. Sedangkan Feni, ia harus kehilangan keluarga satu satunya.

Feni tak menjawab, ia benar benar kehilangan arah tujuan, ucapan duka dari semua orang tak ia hiraukan dirinya seakan tuli dengan omongan siapapun termasuk pacarnya sendiri--Damian, bahkan sampai sekarang ia tak tau dengan kejadian malang yang menimpa Cathlyn. "Fen, gue anter pulang ya." Tetap saja, tak ada jawaban.

Damian menghela nafas mencoba bersabar, ia menuntun Feni menuju mobilnya.

Rara beralih mencari Dion, ia ingin bertanya keadaan Cathlyn. Tapi, cowok itu tak terlihat membuat Rara mengeram kesal. "Do, kita kerumah sakit yuk. Cari tau keadaan Cathlyn."

~°♥°~

Dion terus saja berfikir dengan apa yang terjadi, tentang alasan hal ini dilakukan.

Semalam ia tidur di kamar rawat sang Mama, dan saat tadi pagi ingin mengunjungi Cathlyn ternyata sudah tak ada. Tubuh tak berdaya Cathlyn menghilang, setelah Dion tanyakan pada pihak rumah sakit. Mereka bilang Cathlyn di pindah rumah sakit, dan mereka tak tau Cathlyn di pindah kemana.

Dion sudah berusaha mencari keberadaan Kania, tapi tak ditemukan.

"Yon, gimana keadaan Cathlyn?"

MOVE ON? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang