46: Mimpi.

875 36 2
                                    

Happy Reading:

"Terkadang mimpi berasal dari potongan masa lalu, yang menjadi teka teki untuk peristiwa baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang mimpi berasal dari potongan masa lalu, yang menjadi teka teki untuk peristiwa baru."

=====================

"Gue mau nembak Dania nih," ujar seorang pria yang tiba tiba datang dengan antusias.

"Ya elah baru kelas sepuluh aja soksoan mau pacaran lu," sahut pria lain yang memiliki name tag Michael Saputra Refaldo.

"Ho'oh mana kembaran gue lagi yang jadi sasaran."

Cathlyn yang kebetulan berada di sebelah meja mereka dan mendengar ucapan pria sebelumnya itu, hanya bisa tersenyum kecut dan meremas garpu di tangannya, ia berusaha tenang dan meyakinkan diri sendiri untuk tidak membunuh orang. Rasa yang selama ini tersematkan untuk pria itu seakan langsung meronta ingin keluar, cowok itu telah membuatnya jatuh hati karena perhatian lebih yang di berikan saat ia tengah berada di titik lemah, yaitu peristiwa kematian sang ayah yang ia ketahui sebulan setelahnya. Dari awal harusnya Cathlyn mewaspadai diri, untuk tidak jatuh hati pada pria itu anak dari teman Papanya. Dia, Calvin.

"Cath, Dania mana ya?" tanya Rara yang berada di sebelahnya.

Cathlyn hendak menjawab, akan tetapi dua orang cowok tiba tiba datang menggebrak meja kantin yang mereka tempati secara pelan, membuat ketiga gadis itu sedikit jengkel karena telah di buat kaget.

"Apaan sih Do, ngagetin aja," ujar Rara.

"Sok ngambek lu! temen lo pada si Dania, mau di tembak noh. Nggak mau liat?"

"Lah mati dong,"kat Feni sedikit ogah ogahan.

Cathlyn yang mendengar itu lantas mencari sosok Calvin yang sebelumnya berada di belakangnya, akan tetapi tak ada. Entah kapan pria itu pergi, kenapa Cathlyn tak menyadarinya?

"Lo tuh nggak usah ngebacot!." Dengan tidak berperikewanitaan Damian menoyor kepala Feni, sehingga si empunya meringis dan langsung menaruh dendam untuk membalas dengan hal yang lebih kejam!

"Kalian serius? Yuk nonton, gue pengen lihat momen sweet kayak gitu secara live. Yes, adegan yang ada di drama korea yang tadi malem gue tonton bakalan hadir di depan mata," kata Rara dengan girang. Rara langsung mengajak kedua temannya untuk mengikuti Damian dan Aldo, meskipun kedua temannya sangat terlihat malas dan ogah ogah.

"Em...jadi...pada intinya gue....mmm....gue...."

Mereka berlima sampai pada taman belakang sekolah yang tak terlalu ramai, tapi juga tak sepi. Mereka berlima bersembunyi di balik semak semak yang berada di belakang bangku panjang yang di tempati Calvin dan Dania.

MOVE ON? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang