Happy Reading:
"Ternyata cewek meskipun nggak PMS emosinya selalu kepancing ya. Sensitif, lebih sensitif dari pantat bayi."
========================
Cathlyn berdecak. "Terus dalemannya mana? Daleman gue juga basah bego, lo tega buat gue make daleman basah? Please deh ini nggak enak, lagian juga dingin."
Oke Dion cukup kagum dengan gadis di depannya ini. Bisa-bisanya Cathlyn berkata-kata tentang hal yang privasi, bahkan banyak wanita di luar sana lebih memilih bungkam soal hal itu, tapi apa ini? Cathlyn bahkan tak memiliki rasa malu dalam mengucapkan tentang hal itu. "Gila lo! Malu gue beli daleman cewek. Lagian gue nggak tau ukurannya."
Cathlyn berfikir sejenak, jika dipikir ulang sih itu emang benar, tapi alasan itu bisa di tangkal. "Ya beli semua ukuran."
"Malu bego!" Umpat Dion, benarkan ia malu lagian pria mana yang mau membeli dalaman wanita dengan semua ukuran, tentu semua pria jantan akan memikirkan hal itu berulang kali. "Ntar dikira bencong mau mangkal kali gue," lanjutnya.
"Tapi ini dingin Dion, nggak enak. Coba lo bayangin kalo lo yang kayak gini pasti itu lo----"
"Udah diem! Nggak usah bahas hal hal kayak gitu. Lo aja ikut gue kita beli bareng."
Lagi lagi Cathlyn berdecak. "Kalo cuma sama sama keluar ya sekalian aja lo anter gue pulang. Nggak perlu beli banyak di rumah."
"Oke gue anter lo balik aja. Dari pada gue tarik urat mulu bicara sama cewek aneh kayak lo."
"Gue nggak aneh," sahut Cathlyn cepat. Enak aja cewek cantik seperti dirinya ini dikatakan aneh, apa itu mata benar benar butuh penanganan lebih lanjut?
"Lo itu aneh. Baru sekarang gue nemu cewek spesies kayak lo. Lo terbuat dari apa sih sebenarnya? Heran gue."
"Ya dari sper----"
"Udah cukup please jangan tambah ngaco omongannya," kata Dion guna memotong ucapan Cathlyn yang akan kembali mengarah ke hal yang tak seharusnya di bahas itu.
"Ih... mgaco apaan sih. Lo kan nanyak ya gue jawab dengan jawaban terbenar dan terlogis."
"Oke terserah lo, gue ngalah. Sekarang gue anter lo balik. Jangan bikin keributan di sini, kasian nyokap gue."
Cathlyn mengacungkan jempolnya. "Gitu dong harus ngalah emang sama cewek," katanya yang setelah itu ia melangkah kembali ke arah Ibu dari Dion. "Tante aku pulang dulu ya. Kapan kapan mampir lagi, pokoknya tante harus cepet bangun." Kemudian Cathlyn mencium kening Ibu Dion, cukup lama memang, entahlah kenapa Cathlyn terlihat seperti begitu menyayangi Ibu Dion?
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON? (END)
Teen FictionScarla Cathlyn Vienessa gadis berparas cantik, susah pindah hati, dan memiliki sifat humoris. Yang baru saja patah hati karena seorang Alvierro Calvin Flarea yang notabe-nya adalah seorang MANTAN PACAR-nya memiliki pacar baru, padahal ia sendiri yan...