40: Cemburu.

890 38 6
                                    

Happy Reading:

"Cemburu sewajarnya itu, tandanya cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cemburu sewajarnya itu, tandanya cinta. Cemburu keterlaluan itu, tandanya terobsesi."

====================

  Menunggu itu tidak enak. Rapalan itulah yang mereka rapalkan saat menunggu kedatangan Damian. Mereka akan pergi ke puncak pagi ini, dan mereka juga memutuskan menggunakan mobil milik Damian. Mobil berjenis MPV milik Damian, sangat pas digunakan untuk delapan orang dengan muatan barang yang cukup banyak.

"Si Damian lama amat, kayak cewek aja," gerutu Calvin.

"Ngapain dulu itu bocah?" Tanya Dion entah kepada siapa.

"Tau tuh. Mandi kembang dulu dia," sahut Aldo.

Rara yang baru saja keluar dari rumahnya bersama Feni dan Cathlyn, hanya bisa menghela nafas. Mereka sudah 30 menit lebih menunggu Damian.

"Cowok lo ngapain dulu sih Fen?" Tanya Cathlyn mulai lelah.

"Tau nih. Biasanya Damian nggak sampai selama ini."

"Nonton bo---" ucapan Aldo terhenti kala terdengar klakson yang berasal dari mobil Berwarna hitam.

Tin tin tin

Orang yang pertama keluar bukanlah Damian. Melainkan gadis cantik berambut pendek dengan pemakaian topi terbalik, tank top berwarna hitam yang di padukan kemeja berwarna merah serta celana jeans berwarna hitam yang bermodel sobek sobek pada bagian paha berserta lutut. Gadis itu tersenyum manis.

"Dania," kata Calvin tanpa sadar.

"Dania!!" Seru Rara dan Feni girang. "Lo kapan balik, kok nggak ada kabar sih? Kita kangen loh."

Cathlyn tersenyum simpul, ketakutannya kembali datang. Dia adalah Dania, gadis cantik yang menjadi kembaran seorang Damian. Dania adalah gadis yang tergolong tomboy, ia nakal, begitu nakal, sampai pada kenakalan terakhirnya yang menyebabkan salah satu temannya masuk UGD membuat gadis itu harus menerima hukuman dari orang tuanya, berupa masuk pesantren. Dan hal yang membuat Cathlyn takut yaitu, gadis itu adalah cinta monyet seorang Calvin. Cathlyn tau, sebelum Calvin menembaknya, pria itu terlebih dahulu menembak Dania, hanya saja Dania enggan berpacaran dengan Calvin, alasannya karena Calvin sudah Dania anggap sebagai kakaknya.

"Gue ngangenin berarti ya." Dania kembali tersenyum manis, membuat lesung pipinya di bagian kanan terlihat. Ia kemudian menoleh ke samping kiri. "Hey, Calvin, Aldo. Apa kabar? Kangen gue sama kalian."

MOVE ON? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang