Sore, sekitar jam 5. Milena keluar dari rumahnya. Sengaja. Seperti rencana semula. Mau nanya ke mas Dipta, si tetangga sebelah kapan mau pergi beli tanamannya. Cuman pas udah di luar, Batang hidung tetangganya itu kok nggak keliatan? Malu dong kalau harus ketuk pintu, cuman buat nanya gituan?
"Milena ngapain?"
Eh, malah yang keluar tetangga sebelah satunya.
"Mau cari sunset." kata Milena sambil cengengesan. "Tama sendiri ngapain?"
"Nungguin gojek. Tadi pesen Cha Time."
Milena tertawa. "Padahal punya cafe sendiri, masih minum Cha Time juga ya."
Tama hanya menaikkan pundak, ikut tersenyum mendengar perkataan Milena. "Ya, namanya juga ngidam. Oh iya, Milena udah dapat kerjaan?"
Milena menggelengkan kepalanya. "Kalau cari di Malang, emang susah sih kerjaan. Bisnis Manajemen mau jadi apa? Kecuali bikin peluang kerja sendiri?"
"Kerja ama aku aja. Patner. Sementara. Sampai dapat kerja Bagus. Kasian kan, S2 terus nggak ada penghasilan."
Milena hanya menyengir. "Ya mau gimana lagi. Belum dapat panggilan nih. Kemarin ikutan CPNS juga belum beruntung."
"Lah iya, ikut aku aja. Jadi managernya. Gantiin aku. Aku udah sibuk juga ini, kerja di tempat dosen, jobnya sampe mana-mana."
"Nanti deh, aku pikir-pikir lagi. Nanti aku kabari lewat Line."
"Iya deh."
"Eh, Tam. Mas Dipta ini nggak masuk grup Line Perumahan ya?"
Tama menggeleng. "Nggak tahu sih, mas Afnan (chanyeol) soalnya yang ngurusin gituan. Tapi mas Afnannya jarang banget pulang. Ntar bilang Sherina aja"
Jadi memang di lingkungan ini, yang jadi pengatur atau kasarnya Pak RT itu mas Afnan. Berada disini dari 2010, jadi dia yang paling lama, serta paling dewasa. Sehingga dia deh yang jadi admin grup Line.
"Oke deh."
Tama lalu tersenyum menggoda. "Kenapa? Pingin nomornya mas Dipta ya?" senyumnya Tama itu antara manis sama ngeselin jadi satu.
Mendengar pertanyaan itu, Milena mengangguk. "Mau pergi beli tanaman di selekta, cuman nggak tahu kapan. Makanya mau nanyain gitu. Butuh nomornya."
"Ketok aja kali pintunya."
Milena menggeleng. "Cuman buat tanya kapan pergi beli bunga harus ketuk pintu? Sementara ada yang lebih canggih, pakai handphone?"
"Ya terserah Milena aja."
Itu menjadi percakapan terakhir Milena dan Tama, karena setelah datangnya tukang gojek, Milena segera masuk ke rumah.
***
Grup Line
PERUM. BAHAGIAMas Azio
Rek, ada yang mau ikut makan di luar gak?
Habis IsyaMbak Lulu
Ke mana mas?
Naik apa?
Kayaknya mobilnya mas Zio gak adaMas Tama
Kerja di kafe kalau abis isya
Atau sini main ke kafeMas Azio
Kalau Tira ikut,
bisa naik mobilnya dia
Kalau dia nggak ikut,
naik motor aja biar bareng2
KAMU SEDANG MEMBACA
Perumahan Bahagia ✓
Fanfiction"Apaan perumahan bahagia? Aku bentar lagi sedih." - Adelia 20th