Untitled part 37

2K 394 137
                                    

"Apakah aku Dilan yang ditinggal menikah oleh Milea? ha!" Seru Milena membuat Indrani mengerjabkan mata. Bingung.

"Mabuk mba?" Tanya adelia.

Posisinya hari ini adalah hari Selasa Sore. Beberapa orang sudah pulang bekerja. Kecuali Safira dan Aileen yang biasanya pulang jam 8 malam. Sudah dua hari dari tragedi (iya milena memanggilnya tragedi) pelukan terakhir mas Dipta.

Setting latar kali ini di rumah Milena. Jadi Milena curhat ke Lulu, dan Lulu sebagai antek lalu cerita ke yang lain.

"Yang ini udah sama mas Oriel." Tunjuk Milena ke Indrani. "Yang ini sama Dimas." Ia menunjuk Adelia. "Yang ini sama Tama." Ia menunjuk Sherina, "yang ini sama siapa?" Lalu dia menunjuk dirinya sendiri, sebelum menghela napas sangat panjang.

Sherina ikut-ikut menghela napas. "Ya coba mba Milena bilang aja ke mas Dipta sebelum pergi. Utarakan cinta." Ujar Sherina.

Milena menggelengkan kepalanya. "Dia bilang dia mau cari orang Eropa, eh indonesia di Eropa. Aku nggak ada kesempatan Sher. Aku mau move on."

"Kan bentar lagi bisa move on. 2 Bulan lagi kan, dia berangkatnya?"

Milena lagi-lagi menghela napas. "Tinggal aku doang disini. Mbak safira  pergi, mas Azio pergi, mas Dipta pergi,  oriel pergi, dimas pergi. Lulu pergi. Sendiriaaaan." Rengek Milena.

"Mil, sadar umur ah. Udah 24." Tegur Indrani.

"Mba nanti ditinggal oriel kan? Terus kamu juga Dek, terus Sherina juga kan?"

"Semuanya ditinggal," kata Sherina. "Aku juga kalau udah lulus nggak di sini."

"Ku juga." Ucap Adelia.

"Nanti kamu sama aku, Mil."

"Apaan, kalau Oriel ngelamar pasti mbak juga pergi dari sini."

Indrani hanya menaikkan kedua pundaknya "Kalau itu nggak tahu."

"Aku mau bikin formulir ta'aruf aja."

"Mbak, itu sama mas Tira." Ujar Adelia, dan Milena menggelengkan kepalanya.

"Lulu nanti bisa bunuh aku."

"Ah bener juga."

"Ya elah mbak, kalau jodoh kan nggak ke mana." Sherina kemudian tertawa saat Milena melempatkan tatapan sinis. "Ya maksud aku, kalau dia ada rasa juga sama mba Mil, dia akan dekat juga. Buktinya mbak di peluk kan?"

"Itu dia over senang. Bukan karena aku."

"Bisa jadi sih."

"Ih, gitu doang?"

Dan lagi-lagi yang lain tertawa.

"Mbak Mil, harus berguru sama mas Randi dalam hal per-ship-eran. Barang kali bisa berlayar." Ucap Adelia.

"Apaan, ogah. Kalian di sini dulu ya. Temani aku break down."

"Iyaaa." Jawab 3 manusia lain dengan koor penuh, dan membiarkan Milena berseru kesal dan bersikap seperti orang gila.

***

Di sisi lain, semakin sering waktu berjalan, semakin sering pulang perumahan ini terasa kosong. Hanya setiap sabtu dan minggu saja perumahan ini terlihat heboh dengan kegiatannya.

Azio dan Tira yang akan selalu membersihkan mobilnya di minggu pagi, begitu juga Randi yang membersihkan pelataran rumahnya di minggu pagi. Dipta juga membersihkan rumah dan motornya di minggu pagi.

Hanya saja ada yang berubah. Misalnya tiap pagi dan pulang, adimas selalu bersama adelia. Lalu setiap sabtu pagi dan minggu pagi, tama dan sherina selalu bercengkrama. Tidak lupa pemandangan Oriel dan Indrani yang kalau sabtu malam dan minggu pagi selalu kencan. Ah, dan Ariel sudah kembali ke Surabaya. Begitu tahu kakaknya mendapat pendamping, dia lega dan memutuskan kembali, untuk bekerja.

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang