Untitled Part 16

2.3K 457 157
                                    


***


Adelia tuh mau kesel sama orang yang lagi cengar cengir di hadapannya. Sok manis (walaupun memang manis). Si orang lagi duduk di atas motornya yang masih menyala, tepat di depan rumah Adelia.

"Apa mas Dim?"

"Panggil aku Mas aja, jangan pakai Dim. Kan kayak pasutri geje, webtoon."

ALERT, ALERT KENAPA NIH MANUSIA?

"E--emangnya kita pasutri apa." Debat Adelia. "Ngapain di sini?"

"Mau anter adek berangkat kuliah, udah pesen ojol?"

Mau bilang udah, tapi belum, terus kalau nanti kena karma malah nggak dapat ojol susah.Kalau bilang belum, ntar dianterin, terus jadinya gamon alias gagal move on.

"Belum." Suara Safira tiba-tiba terdengar dari samping. Kapan keluarnya lagi mbak satu ini. "Udah, anter aja Mas. Dilarang menolak rejeki."

"Mbak Safira aja, aku nggak buru-buru kok."

Safira dengan manis tersenyum, "aku sama Oriel kok. Udah sana berangkat."

"Ayo dek, oh jangan lupa ambil helm. Ntar kita di tilang lagi. Ya, kalau kamu yang tilang sih nggak papa, tilang hatiku."

APA SIH!!!

"Mas Dimas habis patah hati langsung gila begini ya, aneh. Aku nggak mau dibonceng orang gila."

"Lah gilanya karena kamu."

"LANJUTKAN DIM LANJUTKAN." Sahutan Randi membuat Dimas, Safira dan Adelia menoleh serempak ke asal suara.

Safira kontan tertawa, sementara Aileen hanya menggelengkan kepalanya.

"Apa sih Mas Randi, ganggu momen anak muda aja." Komentar Adimas.

Randi yang mendengar kata-kata barusan langsung menepuk bahu Aileen, sementara Aileen hanya mengaduh. Safira semakin terbahak, karena merasa konyol. Oriel yang baru keluar dari kosan, melihat Safira tertawa merasa bingung.

"Kamu kenapa mba?" Tanya Oriel.

"Ayo berangkat El."

"Berangkat ke mana?" Tanya Oriel lagi.

Safira memainkan matanya, memberi kode. Sayang yang diberi kode nggak peka.

"Kenap lo mbak? Sakit mata? Kok kedip-kedip gitu?"

Kini giliran Aileen yang tersenyum, menahan tawa. Dasar ya pria-pria di rumah ini itu pada nggak peka.

"Ayo Dek, berangkat." Kata Dimas.

Adelia hanya menghela napas, lalu membuka pintu rumahnya sekali lagi, mengambil helm sebelum akhirnya menutup pintu, dan menumpang di motor Adimas.

"Hati-hati Dek, Dimas." Seru Randi sambil melambaikan tangan, sementara Dimas dan Adelia segera berangkat.

"Oriel, anterin Safira ke kantor. Nggak dapat Ojol dia." Seru Aileen.

"Oh, oke. Ambil helmnya mbak. Biar ku panasin motorku bentar."

Kayaknya say, kita harus ganti haluan." Kata Aileen. "Safira berseri gitu kalau sama Oriel."

"Kapalmu ya kapalmu, kapalku ya kapalku. Aku gak mau ganti haluan. Oriel x Indrani. Safira x Azio."

"Fine. Kita liat siapa yang berjaya." Kata Aileen.

***

Lulu melihat Milena yang keluar rumah dengan setelan formal, celana kain dan kemeja batik. Rambut di gerai, lipstik nude, dengan makeup seadanya.

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang