Oriel mengajak Ariel pergi malam ini. Mencari tempat 24 jam. McD tentu saja. Apa lagi.
"Mas El kalau mau marah sama Rose boleh kok." Kata Ariel saat duduk di depan Oriel. Seperti yang kita tahu, Oriel selalu memanggil Ariel dengan sebutan Rose.
"Nggak kok." Kata El, sambil memakan kentang yang ada di nampan. Sesekali mencocol kentang tersebut dengan saos yang memang sudah di ambilnya tadi.
"They talk about you, a lot." Ujar Ariel sambil tersenyum. "Mas kayak Perumahan sweetheart."
Oriel hanya tertawa, lalu melanjutkan mengunyah.
Ariel mengambil satu potong kentang goreng, sebelum menatap mata Masnya. "When you gonna like, i dont know, buckled up?" tanya Ariel. Tidak habis pikir. "Mba Indrani is waiting, you know."
"Have no idea." Jawab Oriel
"Mas." Tegur Ariel
"It's not your problem, okay, Rose?"
"Ayah sama Ibu, bahkan akan lebih bahagia kalau mas bawa istri pulang daripada bawa uang."
Oriel menghela napasnya. Menghempaskan badannya di kursi. "Bukan masalah uang, tapi ayah sama ibu udah nggak peduli lagi sama mas. Terus menurutmu mba Indrani bakalan di peduliin? Kasihan dia."
"So you gonna single forever gitu? Terus-terusan ngurusin hewan? Mas kamu berhak bahagia. With her."
"Do you think i dont want? Aku mau. Tapi hidup nggak sesimpel itu. Waktu mas Azio mau ngelamar dia, aku udah tahu kesempatan itu nggak ada di aku. Mas Azio mapan, orang tuanya mapan, bangga juga sama mas Azio. And aku? Aku nggak mau mba Indrani di remehkan ayah dan ibu, seperti dia meremehkan aku."
Ariel tidak bisa mengelak dari itu. Dia juga awalnya diremehkan ibu dan ayahnya saat tahu mengambil freelancer, tapi karena dia perempuan, orang tuanya berpikiran bahwa nanti setelah menikah Ariel hanya akan menjadi ibu rumah tangga dan pekerjaan tidak perlu tinggi-tinggi.
"Tell her." Kata Ariel. "You deserve happiness." Ucap Ariel lagi.
"We are." Jawab Oriel. "Dia juga. Dia selalu cerita ke aku tentang pekerjaannya yang jadi guru swasta itu, gaji yang nggak sesuai, and aku gak mau dia menderita. I know her. And i want to spoil her."
"Wish you're not my brother."
"Ih, jijik ah rose."
Ariel tertawa. "kalau gitu tetep bilang mas. Biar dia yang menentukan. Tell her, you love her. "
"Dan dia akan menerima aku apa adanya. Thats not what i want it to be. "
Ariel memutar matanya. "Dikasih yang cantik, maunya sama hewan. pusing aku."
"Aku gak mau hewan juga kali. Mau manusia."
"Go for her please. I was so scared, you know, when she said jalanin aja. I can felt her anger."
Oriel tertawa. "Banget. She fell for me so hard."
"So do u. So please. I beg you."
"No need to beg." Kata Oriel. "Will do, but maybe later."
"Later itu kapan? Sampai aku balik ke surabaya? Ayolah mas. Aku mau denger langsung. Bukan mau denger dari telpon."
"Menurutmu dia sudah tidur?"
Mata Ariel membesar sempurna sebelum menggeleng. "No. Dia suka tidur malam. Ayo ke rumahnya, dan bilang semuanya."
"Bawain apa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perumahan Bahagia ✓
Fanfiction"Apaan perumahan bahagia? Aku bentar lagi sedih." - Adelia 20th