Perjalanan ke selekta diisi sama dua laki-laki dan 4 wanita. Sisa yang lain nggak jadi ikut. Lulu lebih mendekam di rumah, sementara yang 5 anak pergi ke cfd tadi berdalih lelah, dan ingin istirahat saja. Tira persiapan ke rumah sakit.
Dua laki-laki itu terdiri dari Randi dan Dipta. Sementara para perempuan berisi Aileen, Milena, Safira dan Indrani.Lumayan jalan-jalan, kata Indrani di chat tadi pagi.
Perjalanan ke Selekta ditempuh sejam. Iya, soalnya pakai mampir beli bensin dan beli jajan, jadinya waktu perjalanannya nambah.
Saat sampai ke selekta, mereka berjalan-jalan terlebih dahulu. Keliling daerah selekta, melihat pemandangan, sebelum akhirnya mencari tempat teduh untuk makan siang. Sebelum akhirnya berbelanja tanaman. Iya, mundur jadwal.
Lagipula kalau misalnya tanamannya di selekta tidak ada, mereka bisa ke jalan bukit berbunga di batu. Daerah itu setiap jalannya isinya jualan tanaman, tanaman hias dan juga bunga-bunga.
Jadi mereka ini berganti judul jadi awalnya berbelanja tanaman jadi piknik ringan di selekta.
Setelah menggelar karpet serta makanan yang diawa Aileen di bawah pohon, tempat rindang. Mereka memulai basa basi ringan.
"Dipta orangnya pendiam ya." kata Aileen. Selama berjalan tadi, Dipta memang lebih banyak diam, memandangi pemandangan, dibanding bercakap-cakap. Bahkan dia jadi juru foto Milena, Indrani dan Safira. Tak jarang jadi juru foto Pasutri geje ala perumahan bahagia.
"Saya cuman menikmati alam." lalu Dipta tersenyum.
Milena menutup rapat bibirnya saat melihat adegan tersebut. Kalau tidak, dia bisa terus-terusan mengeluarkan cengiran gak jelas karena melihat Dipta tersenyum. Ini jujur ya, Milena tuh kesengsem sama Dipta soalnya pas pertama kali ngeliat itu, si Dipta lagi senyum sambil gendong kucingnya Lulu, si Leo. Lesung pipi, terus mata merem sempurna, Milena jadi langsung ingin memiliki.
"Nggak sekalian cuci mata juga? Banyak cewe cantik loh tadi." kata Randi.
Tangan Aileen hampir mencubit pinggang Randi, kalau Randi tidak menambahkan. "Ya walaupun masih cantikan istri saya."
Bucin anda pak Randi.
"Saya kebetulan tidak memperhatikan," jawab Dipta seraya tertawa kecil.
"Mas Dipta udah ada pacar ya?" tanya Indrani.
Milena harap-harap cemas. Apakah dia akan patah hati seperti Adelia kemarin malam, ataukah ada kesempatan untuknya?
"Belum."
"Asik bisa daftar." kata Safira yang tentu saja membuat Milena trigerred.
Wah saingannya Safira.
Namun Safira tertawa, dan menambahkan. "Bercanda doang kok."
"Ih nggak papa." Randi mulai berkata dengan heboh. "Bagus kan kalau ada pasangan baru dari perumahan."
"Mulai deh Yang." Aileen sampai menggelengkan kepalanya.
"Sebagai bapak tua di perumahan bahagia, selain Afnan yang munculnya sabtu minggu, sudah sepantasnya kalau aku tuh memikirkan masa depan anak-anaknya."
Indrani tertawa mendengar kata-kata Randi. "Umurnya berapa pak Randi, kok kita jadi anak-anak?"
"Maksudku kalau kalian bahagia kan, aku juga bahagia." kata Randi. "Kan lucu kalau dua jomblo jadi pasangan, berasa bapak sukses karena lihat anak-anaknya punya pasangan."
"Tawa aja deh Pak Randi." kata Milena seraya mengambil piring plastik di tikar.
"Nih ya, aku sebagai manusia yang agak peka, benernya maunya itu kalau Adelia sama Adimas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perumahan Bahagia ✓
Fanfic"Apaan perumahan bahagia? Aku bentar lagi sedih." - Adelia 20th