Untitled Part 17

2.2K 463 135
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tama sudah melakukan susunan kata-kata di kepalanya, saat melihat dia duduk di sebelah Afnan. Nggak tahu kenapa kok duduknya malah di sebelah afnan, padahal niat dia duduk sebelah sherina yang kebetulan duduk di sebelah Oriel.

"Pesan apa aja, gue ngikut." Kata Afnan lalu menyerahkan menu ke Indrani yang memang duduk di sebelah kanan Afnan.

"Gue salted wings," kata Indrani tanpa melihat menu, membiarkan pasutri melihat-lihat menu. Sementara Safira dan Adelia masih membalik-balikkan menu.

"Eh, Tam." Panggil Afnan. Membuat kegiatan Tama berhenti. Melirik calon kakak iparnya. "Lo liat deh Sherina sama Oriel, cocok ya."

Oh.
Diluar hujan ya?
Kok ada gledek?

Eh bentar
Apa dia dudukin wafer?
Kok ada bunyi kretek?
Kayak ada yang patah.

"Nggak ah," indrani menyahut, yang langsung disenggol Afnan. Sepertinya Tama juga tidak mendengar kata-kata Indrani, terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Gimana menurutmu Tam, kalau aku jodohin Oriel sama Sherina?" Kali ini Afnan berbisik. Supaya Sherina tidak mendengar kata-kata Afnan. "Mama tuh nyari menantu dokter soalnya. Biar dokter hewan juga, yang penting dokter."

"Tira juga dokter." Indrani kembali menyahut.

Afnan lalu menoleh ke arah Indrani, lalu mengigit bibirnya karena gemas terhadap sahutan Indrani.

"Apa bawa-bawa nama aku?" Tanya Tira.

"Kamu kan dokter toh? Katanya mas Afnaaaaaaw. Mas!" Seru Indrani. Kesakitan karena di cubit oleh Afnan. "Ini KDRT" seru Indrani lagi.

Milena hanya menggelengkan kepalanya, menahan tawanya.

"Milena sering makan di sini?" Tanya Dipta yang duduk di samping Milena.

Milena kembali menggelengkan kepalanya. "Jarang sih, tapi kalau ke sini aku belinya kare, atau wingsnya."

Dipta mengangguk, melirik Safira di sebelahnya. "kamu pesan apa safira?"

"Nasi bakar kayaknya nih,"

Adimas dengan manis, mengulurkan menu ke arah Dipta, dan menunjuk beberapa makanan mahal di menu. "Ini enak, ini enak."

"Kok tahu?" Tanya Safira.

"Lihat review. Anak kosan kayak aku gimana mau makan mahal?"

"Melas banget anak aku."kata Randi sambil geleng-geleng.

Adimas yang mendengar kata-kata itu langsung shock. Matanya terbelalak, tidak terima. "Sejak kapan aku anaknya mas?" Ucapnya tidak terima.

"Ya ampun, aku nggak di akuin ayah sama anak sendiri."

"Maaf, dia gila." Kata Aileen. "Udah pesen semua apa gimana nih?"

"Boleh." Kata Lulu sambil menutup menunya, dan melirik Tama yang mukanya sedikit pucat pasi "mas tama sakit?"

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang