Untitled Part 12

2.3K 454 116
                                    

Setelah pembicaraan semalam, Sherina bisa melihat Adelia keseringan bengong. Lagi nyalain televisi, diam. Lagi pegang hape, diam. Persis seperti sekarang.

"Kamu gagal move on?" Tanya Sherina.

Adelia hanya menoleh sekilas, lalu menggeleng. "Aku--" jeda "--aku mikir mau pesan makanan apa." Kata Delia sambil mengangkat handphone yang di pegang di tangannya.

"Oh, ya udah kalau gitu. Aku berangkat dulu ya Del."

"Oleh-oleh ya mbak."

Sherina tersenyum, lalu keluar dari rumah Adelia, menemui Tama yang tersenyum manis di motornya.

"Pake motor nggak papa ya, mobilnya kotor isinya."

"Alah, biasanya juga kotor."

"Dulu kan nggak ada hubungan, sekarang kan selangkah lebih dekat menuju pernikahan."

"Ya terserah deh, Mas Tama. Ayo berangkat."

***

Tira melirik Lulu yang berjalan ke rumahnya, sementara dia membersihkan mobilnya. Kebiasaan di pagi hari Tira sebelum berangkat magang alias internship di rumah sakit.

"Kakinya udah sembuh, Lu?" Tanya Tira saat Lulu semakin mendekat ke arah rumahnya.

"Udah mas. Ini ada--hm--makanan."

"Masak sendiri? Apa beli gojek nih?"

Lulu mengerucutkan bibirnya, tanda kesal. "Masak sendiri lah. Buat mas Tira yang udah bantuin kakinya Lulu." Ujar Lulu. Sedikit tersipu malu, soalnya baru kali ini dia ngasih makanan ke Tira.

Tira segera melepas kanebo yang digunakan untuk membersihkan mobilnya, dan mengambil makanan yang dibawa Lulu. "Wah, dari baunya sih enak nih."

"Hehehehe."

Tira membuka serbet yang menutupi makanan yang dibawa Lulu.

Lulu bisa melihat raut wajah Tira berubah, dari yang awalnya senyum, 😊 kini berubah menjadi ㅇㅅㅇ.

"Mas Tira nggak suka ya?"

"Nggak terlalu suka bayam sih," lalu Tira tersenyum. 

Raut wajah Lulu langsung berubah drastis.  Yang di bawa Lulu itu sayur bayam yang ada potongan jagungnya.  Dia belajar dari Aileen.  Dia seneng banget itu, jadi dia selalu bikin sendiri kalau pengen.  Nggak mungkin kan ngerepotin mbak Aileen terus. 

Terus sekarang mendengar Tira nggak menyukai bayam,  rasanya seperti terkhianati. 

Apakah aku harus memilih Bayam atau mas Tira? Pikir Lulu dalam hati. 

"Tapi karena Lulu udah capek-capek buatin,  nanti aku makan kok."

"Eh, nggak usah. Kan mas nggak suka. Ngapain di paksa."

"Apapun dari Lulu kan rejeki, jadi harus di terima dong. Ini aku bawa masuk ya. Makasih Lu."

Aduh rasanya Lulu bisa terbang, habis dibilang gitu sama Tira.

"Lain kali aku nggak masakin Bayam lagi."

Tira yang hampir beranjak masuk ke dalam rumah, hanya memutar leher, dan tersenyum. "Wah syukur deh, kalau ada lain kali."

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang