Untitled Part 45

2.2K 311 74
                                    

Perlu waktu selama 4 bulan lebih, untuk akhirnya Adelia bisa bertemu kembali dengan Adimas. Itupun karena para perumahan bahagia ini memutuskan untuk berkunjung ke Jakarta dalam rangka menjenguk Safira yang satu bulan yang lalu melahirkan.

Perjalanan ke Jakarta ditempuh dengan mobil. Mencoba Tol Trans Jawa, begitu kata Randi suatu hari, saat mencetuskan untuk mengenguk Safira. Berbekal chat pendek di grup, dan manusia penuh ke-impulsifan, sehingga sebulan kemudian mereka memutuskan berangkat. Dari Malang, mereka berkumpul dulu di rumah Oriel di pasuruan, menunggu Tama dan Sherina, sebelum akhirnya beriringan menuju Jakarta. Kalau Tira dan Lumina, sudah berada di Jakarta semenjak beberapa minggu yang lalu, dikarenakan tempat residen beserta tempat Tira mengambil spesialis berada di Jakarta. 

"Lucunyaa." Begitu kata Rain dan Raleen saat melihat bayi mungil yang baru berusia satu bulan yang tidur di kasur tersebut. Sementara Shema dan Niel yang memang belum tahu apa-apa, hanya melihat dalam diam. 

"Kalau kayak gini, perjodohan baru bisa dilakukan kalau Milena punya anak." Kata Randi, yang tentu saja di jawab dengan dengusan oleh Azio. 

"Siapa yang mau menjodohkan anakku dengan anakmu?" Sahut Azio kemudian, sementara Safira hanya tertawa. 

"Antara Shema dan Aira, pilihan yang sulit buat Rain." Ujar Randi lagi. 

"Kalian tuh, kalau ngasih nama kok mainstream sih. Pasti Aira tuh dari Azio dan Safira, iya kan? Dari mbak Aileen sama Mas Randi, nama anaknya nama gabungan Ayah sama Ibunya Rain, Raleen. Terus mbak Sherina sama Mas Tama juga jadinya Shema. Paling cuman Mas Oriel sama mbak Indrani aja yang nggak gabungan." Celetuk Adelia. 

Indrani menggelengkan kepalanya, tetapi tidak dapat menahan tawanya. "Kita juga gabungan kok benernya. Niel tuh Indrani dan Oriel, tapi dijadikan permainan kata aja jadi Daniel. Ni-nya dari aku, El-nya dari Oriel." 

Adelia yang merasa terkhianati, kemudian menoleh ke arah Dipta dan Milena, "Please kalian nanti kalau punya anak jangan gabungan nama." 

Milena terbahak, secara melirik Dipta. "Jujur ya, semenjak tahu nama anaknya mas Zio sama mba Safira itu Aira, kita langsung mikir nama gabungan apa yang lucu gemes, kalau kita punya anak nanti. Kayaknya lebih lucu itu."

"Iya kalau satu, kalau kembar?" Tanya Adelia tidak habis pikir.

"Ya Aamiin." Kata Dipta, sementara Adelia hanya memutar bola matanya.

Lumina yang melihat kesempatan emas, tentu saja tersenyum terselubung. "Emang kalau Adelia, mau bikin nama anak kayak gimana sih? Coba, kasih tahu mbak."

"Entar dipakai lagi." 

"Loh udah ada?" Tanya Sherina, dengan raut wajah yang lucu, sesekali melirik Adimas hanya diam saja duduk di pojok ruangan. 

"Udah dong, aku semenjak mainan the Sims, udah punya nama-nama bagus."

"Bapaknya emang setuju, kalau nama anaknya itu?"

Adelia sudah siap membalas pertanyaan Tira tersebut, tetapi terhenti saat sadar semua mata dan raut wajah sudah berubah menjadi jahil. Adelia kemudian berdeham, lalu berkata. "Nggak jadi." yang menimbulkan tawa. 

"Pak, gimana nih pak, ibunya udah punya nama anak nih pak. Tolong disegerakan." Celetuk Tama, sementara Adimas hanya berdeham.

"Kalian di jakarta sampai minggu kan?" Tanya Azio. Posisinya hari ini memang hari jumat. Sementara Kamis kemarin libur, sehingga mereka berangkat dari kamis pagi, beristirahat sebentar di hotel ketika sampai dan datang ke rumah Azio setelah sholat jumat

"Ayahnya anak-anak sampai minggu, kita sampai senin. Kita pulang naik pesawat. Kasihan kalau harus naik mobil lagi." Kata Sherina. 

"Lho, kerjanya?"

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang