Untitled Part 43

2.3K 313 46
                                    

Dikarenakan check in hotel jam 2, sementara jam di arloji masih jam 1 lebih sedikit, membuat mereka semua merubah rencananya. Mereka memutuskan untuk mampir ke perumahan bahagia, tepatnya rumah Randi dan Aileen. 

Oriel dan Indrani pun, setelah mengobrol singkat dengan Tama, memutuskan untuk diam di Malang dulu, dan menginap di rumah Adelia, dan besok akan pulang dengan Tama dan Sherina naik mobil. 

Adelia yang tadinya sudah salaman dan berpisah dengan Dimas, akhirnya bertemu lagi dengan orang yang sedang mengotak atik handphonenya di dalam mobil tersebut. 

"Sudah lama tidak ke sini, jadi sedikit pangling." Ujar Safira, seraya mengedarkan pandangan ke sekitar perumahan.

"Ingat tidak kita dulu pernah bilang akan melakukan playdate? Sebentar lagi bisa begitu." Ujar Aileen senang, seraya membuka pintu rumahnya. 

"Kalau nanti anak-anak besar, mbak sama mas nggak tinggal sini lagi kan?" Tanya Sherina.

Mendengar pertanyaan Sherina, Randi mengangguk. "Lagi nyari perumahan yang ramah buat anak-anak juga." 

"Apa rumah ini aja di tingkat, apa dibesarin gitu, mas." Ujar Indrani. "Atau beli sebelah rumahnya mas, buat dilebarin. Disini lumayan ramah sih menurutku, tengah kota lagi." 

Dimas menggelengkan kepalanya. "Bising, sering lewat motor apalagi belakang UIN tuh suka macet. Cari di daerah Tidar aja atau Sawo Jajar mas. Yang rame penduduk, jadi mas kalau mau julit ada temannya."

Adelia dengan cepat mengalihkan pandangannya. Ia ingin tertawa. 

"Senang deh liat adek senyum lagi." Goda Lumina, sebelum masuk ke dalam rumah Aileen. 

"Ya ampun, nggak berubah banyak ya." Lagi-lagi Safira mengomentari dalam rumah Aileen. "Paling banyak mainan anak-anaknya."

Aileen mengangguk. "Kan Rain sama Raleen suka banget dapat mainan dari tante dan omnya. Ayo Rain, Raleen, bilang makasih." 

"Makasih Tante, Om." Kata dua anak berusia 2 tahun lebih tersebut. 

Adel yang mulai masuk rumah, kemudian berkacak pingang. "Ayo, cuci tangannya." Lalu dua anak kecil itu berjalan dengan cepat ke kamar mandi, diikuti Adel di belakang.

"Udah kayak mamanya aja," Celetuk Oriel, sementara Randi dan Aileen hanya tertawa.

"Kakak sulung." Ucap Randi. "Sebentar ya, ku rapikan rumahnya sebentar."

Tira tertawa. "Mas Randi, santai aja sama kita. Dulu juga kita di lantai nggak papa." 

"Aku sudah pesankan makan, 20 menit lagi sampai." Kata Aileen, 

"Kita baru saja makan?" Azio bertanya dengan pandangan aneh. 

"Nanti habis bergosip pasti lapar lagi." 

*** 

Para Krucil sedang bermain di kamar Rain dan Raleen, sementara Adel sebagai supervisor mengawasi. Takutnya ada yang tidak sengaja dan akhirnya terjadi pertengkaran anak-anak. 

"Aku, sebenarnya kaget waktu mendengar mas Azio sama mbak Safira jadi." Lumina memulai pembicaraan seraya memegang tangan Safira. "Seingatku dulu mas Azio suka sama mbak Milena kan? Terus gosipnya mas Azio ngelamar mbak Indrani? Terus? Tiba-tiba undangan mas Azio sama mbak Safira ada di grup? Aku kaget banget serius."

Tira mengangguk "Iya, ceritain dong. Pendekatannya mas Azio gimana? Maksudku aku tahu kalau kalian sebelum pergi itu sempat deket. Kayak, kalau Safira pergi ke Jakarta, nanti kamu yang jemput Mas, tapi setahu aku dari gosip yang beredar, bukannya kalian sempat marahan ya?" 

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang