Satu

3.9K 132 23
                                    


"Hana Puspita."

Gue menghembuskan nafas dan bersiap untuk masuk kedalam ruangan di lantai paling atas di gedung ini. Gue tersenyum ke arah wanita cantik yang mempersilahkan gue untuk masuk ke ruangan seseorang yang paling berpengaruh di perusahaan ini. Ya akhirnya nama gue dipanggil setelah penantian panjang gue selama empat jam nunggu di ruang tunggu.

Gue sedikit berdoa dalam hati dan mulai melangkah masuk. Udara dingin dan bau maskulin khas seorang pria langsung menyambut penciuman gue.

'tap.. tap.. tap'

Gue berjalan dengan anggun sebisa gue, dan di ruangan ini sangat sepi. Hanya terdengar ketikan jari pada keyboard laptop yang beradu dengan suara flatshoes yang gue pakai.

Gue sebisa mungkin mempertahankan keanggunan yang gue punya, ok tinggal tujuh langkah lagi untuk gue mendekati meja seorang pria yang akan menjadi bos gue.

7 langkah

6 langkah

5 langkah

4 langkah

Tiba-tiba...

Bruk..

Ish asu gue jatuh keseleo langkah sendiri. Mana suara badan gue yang jatuh ke lantai kedengeran jelas di ruangan yang sepi ini. Malu malu malu. Gue merutuki diri gue sendiri.

"Anda tidak apa-apa?" Gue mendengar suara berat dari seorang pria yang pasti itu calon bos gue.

"Tidak, pak." Dengan rasa malu yang sudah mengubun-ubun akhirnya gue memaksakan untuk berdiri.

"Silahkan duduk." Gue mengangguk dan duduk di kursi yang berada tepat dihadapan dia. Tapi sampai saat ini, gue belum bisa ngeliat dengan jelas wajah dari pria ini karena terhalang oleh laptop.

"Hana Puspita. Kamu lulusan SMA Nusantara Jaya kan?"

"Iyah pak."

"Baiklah, mulai besok kamu sudah bisa bekerja menjadi sekretaris saya. Saya mau kamu sudah ada di kantor satu jam sebelum kehadiran saya."

Gue cuman nganga. Semudah ini lulusan SMA ngelamar jadi sekretaris di Perusahaan besar? Terus yang katanya bakal di interview dengan pertanyaan yang susah, mana?

"Saya,sa-ya di terima pak?" Tanya gue gugup. Gue syok dong, masa dengan gampang gue diterima gitu aja. Udah mah lulusan SMA kan, terus dia juga gak tahu kompetensi dan kinerja gue kaya gimana. Gimana kalo gue kerjanya males-malesan terus gak profesional? Aneh ih nih perusahaan.

"Iyah. Kamu bisa pulang dan kembali besok pagi." Dia masih fokus ngetik di laptop tanpa ngelirik ke arah gue.

Gue masih bengong. Ini bukannya seneng gue malah bingung, seriusan ini gue diterima?

"Kenapa kamu masih disini? Kamu gak denger saya bilang apa tadi?"

Gue kaget. Dia menggeser laptop yang menghalangi wajahnya dan seketika gue terkesima ngeliat ketampanan dari bos gue ini. Astagfirullah nyebut gue, ini ganteng banget ya Allah.

 Astagfirullah nyebut gue, ini ganteng banget ya Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pak HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang