Enam -Special Hanbin-

1.2K 87 2
                                    


#HanbinVersion

Anak itu berulah lagi.

Aku menatap Hana yang sedang memaki kenop pintu hanya gara-gara baju nya tersangkut, padahal anak paud pun sudah tahu jika itu adalah kecerobohan nya. Menyalahkan benda mati hanya akan membuatmu terlihat bodoh.

"Jas nya pak." Dia tersenyum dan membungkuk kan sedikit badannya, ku lihat tangan nya yang memegang jas berwarna coklat milik ku.

"Tolong kamu simpan di atas sofa." Dia mengangguk dan menyimpan jas nya di atas sofa.

"Ada lagi, pak?"

Dia mengacaukan konsentrasi ku. Masih terbesit dipikiran ku, kenapa kakek tetap memaksa ku untuk memperkerjakan Hana? Sedikit menyusahkan harus bekerja sama dengan gadis kecil ini.

Gadis kecil? Ya, di hadapan ku Hana hanya gadis kecil tukang marah-marah yang tidak bisa bersabar dan sangat susah untuk di beri tahu. Membuat ku ingin selalu memarahi nya saja.

"Kamu bisa duduk disana dan jangan ganggu saya."

Kalian tahu apa alasanku menyuruh Hana untuk berada di ruangan ini padahal sudah jelas tadi aku mengatakan jika dia mengacaukan konsentrasi ku? Alasannya hanya satu. Kakek.

Dia memasang cctv ganda di ruangan ini dan rekaman nya terhubung langsung dengan handphone miliknya. Aku tidak tahu kakek menyimpan cctv itu di bagian mana, memang genius kakek itu.

Apakah dia tidak memikirkan nasib cucu nya ini yang pasti mempunyai privacy yang tidak mau diketahui orang lain? Kadang aku pun kesal dengan sikap kakek yang selalu melakukan sesuatu yang berhubungan dengan ku namun tak pernah meminta ijin terlebih dahulu.

Aku menatap gadis kecil itu yang sedang terlihat sibuk dengan telpon genggam miliknya. Sejauh ini dia tak membuatku harus berwaspada.


"Pak." Aku menghentikan aktivitas ku dan melirik kearah nya yang sedang memasang wajah bosan.

"Apa tidak ada yang bisa saya lakukan selain duduk di sini? Ini membosankan."

Aku hanya diam memperhatikan nya.

"Apakah saya bisa membantu bapak?"

Jawabnya sudah pasti tidak. Jangan sampai kesabaran ku terancam hanya gara-gara gadis ini berulah.

"Diam dan kerjakan pekerjaan mu." Aku mencoba untuk fokus pada dokumen yang ingin aku baca.

Dia terlihat menggemaskan dengan menggelembung kedua pipi nya. Aku ingin tertawa namun aku harus menjaga wibawa ku sebagai bos disini.

"Boleh kah aku tidur?"

Apalagi ini? Kenapa dia banyak bicara? Bagaimana aku bisa menyelesaikan pekerjaan jika dia selalu menggangguku?

"Lakukan yang ingin kau lakukan, jangan ganggu saya!"

15 menit kemudian.

"Kecoa pak ada kecoa..." Aku memijat pelipis ku saat gadis itu jingkrak-jingkrak di atas sofa saat hewan kecil menjijikkan itu berjalan dengan santai dihadapan nya.

"Pak hujan. Alhamdulillah padahal udah lama gak hujan."

"Mama nya Hanbyul pasti cantik mirip kaya Hanbyul."

"Boleh kah aku membeli sesuatu untuk mengisi perut ku yang lapar?"

Aku menyerah. Dia lebih menyusahkan dari pada Hanbyul.

"Hana berhenti menggangu. Mengerti?"

"Saya kan cuman minta ijin, nanti pas saya makan bapak marah lagi sama saya grgr saya ganggu." Dia kembali mendumel dan menekuk wajah imutnya. Menggemaskan memang tapi--- ah sudahlah lupakan.

Pak HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang