Dua Puluh Empat

731 57 0
                                    

RAHASIA BESAR AKAN SEGERA TERBONGKAR🔥














Kami udah ganti baju, dan ini baju yang dipilihkan Pak Hanbin untuk gue.

Kami udah ganti baju, dan ini baju yang dipilihkan Pak Hanbin untuk gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan ini baju yang dipakai Pak Hanbin.

Dan ini baju yang dipakai Pak Hanbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu udah lapar lagi Han?"

Kami berdua berjalan keluar dari toko baju tersebut, gue yang lagi fokus benerin rambut langsung melirik ke arah Pak Hanbin.

"Masih kenyang Pak." Jawab gue.

"Kalo kamu lapar bilang aja sama saya ya?" Gue mengangguk dan dia tersenyum.

"Udah jam dua ternyata." Pak Hanbin melihat jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Eh iya, kamu suka sama bunga matahari gak?"

Gue mengangguk "Suka pak."

"Di rumah nanam bunga matahari gak?"

"Enggak Pak."

"Kalo gitu kita beli bibit bunga matahari yah."

Pak Hanbin untuk yang kesekian kalinya narik tangan gue, gue menatap ke arah tangan gue. Dan gue tersenyum, gue gak tau kenapa, tapi gue bahagia hanya dengan cara seperti ini.

"Pak saya mau bibit bunga matahari nya ya. Dua kantung." Pesan Pak Hanbin ke arah seorang pria, ternyata di samping tempat sewa sepeda ada tempat khusus untuk kita membeli bibit bunga matahari. Bahkan kita bisa tanya-tanya, ini mah serba komplit atuh ah.

"Nih." Gue yang lagi melamun langsung kaget dan menerima satu kantung putih berisi bibit bunga matahari pemberian Pak Hanbin.

"Terimakasih."

"Pasangan baru ya Pak?" Gue dan Pak Hanbin melirik ke arah pria yang menjual bibit tadi.

Gue didalam hati meng'aamiin'kan tapi gue gak berharap lebih kok, gue tahu jawaban yang akan di berikan Pak Hanbin.

Pak HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang