Tiga puluh Empat

671 57 10
                                    

!! WARNING !!

Akan terdapat beberapa adegan yang sedikit berbeda di Part ini, dan untuk yang tidak suka adegannya,tidak apa-apa jika kalian tidak mau membacanya. Terimakasih.












"Gak papa dia di sana terus? Udah dua dua minggu lho dia diem di sana, dari penampilannya sih rapi. Pake Jas, ganteng, kaya orang yang berwibawa, tapi kerjaannya cuman duduk di sana sambil nungguin kamu pulang. Dia sehat-sehat aja kan?"

Gue yang lagi merenggangkan otot-otot langsung di senggol sama Nita yang nyerocos aja sambil ngeliat ke arah Pak Hanbin.

Iyah, sejak kejadian itu Pak Hanbin selalu datang dan duduk di salah satu kursi didalam cafe yang berada di depan minimarket.

Dia bakalan pulang kalo gue pulang.

Kalian bakalan takut gak sih kalo jadi gue? Berasa dibuntuti penjahat tahu.

"Terserah dia lah, asal dia gak ganggu kita."

Jawab gue dan mendapat gelengan kepala dari Nita.

Gue udah gak mau perduli dengan apa yang dia lakukan. Selagi itu gak ganggu dan gak ngerugiin gue, maka bodo amat.

Saat gue berjalan di trotoar jalan ingin pulang, ada sebuah taxi berhenti di samping gue.

"Malam nona Hana. Saya dapat perintah dari Bapak Hanbin untuk mengantar anda pulang."

Gue menghela nafas. Ini bukan pertama kalinya gue dijemput sama suruhan Pak Hanbin, dan seperti biasanya, gue nolak.

Kenapa dia seneng banget memperlihatkan kekuasaan? Apa dia mau menunjukkan sama gue kalo dia bisa ngelakuin apapun karena dia banyak uang? Gue gak perduli dia siapa, kaya atau enggak, jabatannya apa, intinya sekarang gue lagi gak mau diganggu sama dia. Kenapa dia gak pernah ngerti?

"Hana, gak baik wanita jalan sendiri malam-malam. Kenapa kamu nolak niat baik saya?"

Gue bener-bener udah kesel.

Gue berjalan cepat menemui pria berjas yang sedang berdiri di atas lampu jalan. Pakaiannya masih lengkap seperti pakaian yang dia pakai tadi pagi. Dia tidak pergi seharian ini seperti biasanya? Bagus. Dasar holkay, kerjaannya malas-malasan aja.

"Mohon maaf sebelumnya Bapak Kim Hanbin yang terhormat. Saya hanya ingin menyampaikan sesuatu pada bapak. Kenapa anda melakukan ini? Saya tahu kalau anda itu orang kaya tapi bukan berarti anda tidak mengerjakan apapun selain diam seharian di dalam cafe dan akan mengikuti saya seperti ini. Saya merasa risih dengan apa yang anda lakukan. Apakah sekarang anda mengerti dan bisa berhenti melakukan itu?"

Dia menaikkan salah satu halis nya "Risih? Hana kamu lupa, kita udah bersama selama delapan bulan. Kenapa baru kali ini kamu bilang kamu risih sama saya, kenapa tidak dari awal kamu bilangnya?"

"Itu beda Pak. Saya mohon, berhenti melakukan ini."

"Saya tidak bisa Han, saya akan tetap melakukan ini sampai kamu bersikap baik dan memaafkan saya."

"Saya sudah memaafkan Bapak selama ini. Jadi berhenti membuat saya risih."

"Memaafkan?" Dia terkekeh "Kalau kamu memang sudah memaafkan saya, mana mungkin kamu bersikap judes sama saya."

"Saya mohon Pak, berhenti."

"Saya tidak bisa Han."

"Kenapa?"

Dia berjalan mendekat satu langkah.

"Karena saya, Cinta sama kamu."

Huek asu, bodo amat kagak baper gue. Hati gue udah kebal berlapis emas karat. Kagak akan mempan.

Pak HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang