10.

1.4K 45 2
                                    

     Rizal dan Alea menaiki angkutan umum. Mereka menuju alamat yang orang tua mereka kasih. Cuaca panas tapi tidak meluluhkan semangat mereka untuk mencari alamat tersebut.

Alea tampak bahagia melihat pemandangan pantai di desa Branta kecamatan Telanakan Kabupaten Sumenep meski di dalam angkutan umum berjubel penumpang Alea tetap happy.

Rizal terus memandang wajah cantik Alea Rizal tersenyum samar melihat kelakuan Alea yang berbeda dengan orang lain.
Biasanya para orang kaya tidak mau panas panas san jalan kaki tidak mau makan di warung pinggir jalan berdesak-desakan naik angkot tapi Alea mau.
Alea seperti merasa sesuatu yang berbeda padahal kebanyakan orang kaya tidak mau berbaur dengan masyarakat kalangan menenggah tapi Alea senang menjalaninya.

"Kak kakak kenapa liatin Aa gitu? Apa di wajah Aa ada sisa makanan? " Pertanyaan Alea membuyarkan lamunan Rizal

"Gak ada heran aja sama kamu. kalau kamu lagi puasa ngomong pasti di rumah sepi. Atau malah senang gak ada pengganggu yang suka koar koar gk jelas. Haha. "

"Ih kakak mah gitu slalu aja bikin aku jadi badmood" Jawab Alea sambil memayunkan bibir nya.

"Two little ducks swimming one day. Over the hills and far away.mommy duck said... "

"Ledek aja terus aku kayak Bebek di cariin mommy nya kenapa hilang dari rombongan? " Ucapku sambil menahan air mata.

"Bukan aku loh dek yang ngomong mirip Bebek hilang dari rombongannya. Kamu sendiri yang mengakui saudara mu" Alea menangis dan menjadi pusat perhatian di dalam angkot.
Rizal tidak tahu harus apa dia meminta maaf pada penumpang yang lainnya karena telah mengganggu. Gadis ini memang ajaib Rizal menggacak rambutnya asal.

Tiba-tiba angkot berhenti di depan sebuah rumah yang mereka tuju. Alea pun sudah menghentikan hobi nangisnya itu. Aleapun berjalan mengikuti Rizal yang membawa dua koper milik mereka berdua.

"Assalamualaikum" Ucap mereka berbarengan menggerikan pintu.
Mereka datang tepat waktu jam 11 tepat. Pintu terbuka betapa mereka terkejut melihat seorang wanita cantik bertubuh mungil yang memakai hijab panjang warna biru laut. Wanita yang mengendong anak berumur 2 thn itu tak lain adalah Annelia Afrinna pradipta.

"Waalaikumsallam papi mami" Suara Afrin yang menirukan anak kecil.

"Kok mbak Afrin ada di sini? " Alea masih bingung dengan adanya Afrin di Brentah.

Sebenarnya waktu kecil mereka pernah main ke Madura tapi bukan di Branta tapi di Sumenep rumah buyut mereka nenek Rama dan Fauzan.
Mereka tidak pernah mengunjungi rumah kakek buyut mereka kediaman Al-Kahfi. Rumah di Branta ditepati oleh buyut mereka sebelum khodijah dan Al-Kahfi pindah ke Banyuwangi mereka juga tinggal bersama. Jika lebaran saja mereka mudik ke Sumenep.

Pertanyaan dari Alea belum di jawab oleh Afrin pertanyaan lain datang dari Rizal sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Sejak kapan Kelvin panggil aku sama Ale ale papi mami? Perasaan kemarin uncle sama aunty deh Mbak? "

"Ya sejak barusan lah dek. udah tau kamu nanya. gak ada pertanyaan lain apa? kayak dek Aa tadi pertanyaan bagus " Afrin memutar matanya malas.

"Ngapain copy paste  punya orang lain?  Lagian aku ngapain nanya pertanyaan yang sama?   toh Jawabnya sama. mending ajukan pertanyaan lain yang tidak tahu! " Rizal geram dengan  jawaban Afrin yang unfaedah

Afrin ingin menjawab pertanyaan dari mereka tapi suara dari dalam menyuruh mereka masuk.

Mereka berjalan beriringan. Di dalam ruangan itu terlihat sahabat dari orang tua mereka yang tak lain adalah Edo ternyata dia saudara jauh dari kakek buyut mereka. Semua keluarga lengkap disini juga ada seseorang yang mirip penghulu. Alea dan Rizal melirik keluarga nya dengan tatapan seolah bertanya'ada apa ini? '

"Kalian berdua tau kan kalo kalian akan segera menikah?  Dan kalian berdua pasti tau kenapa ada penghulu di sini? Kalian akan tinggal bersama! dan tidak mungkin kalian tinggal bersama tanpa adanya pernikahan. sama saja tinggal satu atap dengan yang bukan mahram itu dosa. Jadi kita akan halalkan kalian! "

Ucap Rama panjang lebar
Alea dan Rizal terkejut bukan main. Apa-apaan ini? Kenapa jadi gini? Wah ini jebakan batman

"Kalian juga pasti tau menikah itu sebagai penyempurna ibadah. inilah saatnya kalian menyempurnakan! " Kali ini Fauzan yang berbicara

"Alea ale apa yang tadi aku bilang? "Ucap Rizal menatap Alea

" Terus gimana dong kak? "Tanya Alea takut ia menangis tanpa suara. Pada akhirnya mereka berdua pasrah dengan keputusan para orang tua.

" Dek kamu percayakan sama kakak? " Alea hanya menganggukkan kepala pelan pelan
"Alhamdulillah Terima kasih"
"Laurenza Aleyza elfarizi binti Ahmad Fauzan el farizi will you marry me ? " Rizal melamar Alea. Rizal berjongkok di lantai kaki kirinya di Teluk di lantai dan kaki kanannya setengah jongkok tangannya menyodorkan cincin yang di belinya di jalan tadi.

Alea menangis tangisannya semakin menjadi orang menunggu jawaban Alea mereka cemas ruang itu hening hanya ada suara tangisan Alea.

"Bismillahirrahmanirrahim" Alea menjeda kalimatnya
"Yes I will "

"Alhamdulillah" Ucap mereka semua  "Terima kasih dek kamu udah percaya kakak. "

"Kalau begitu bisa kita mulai ijabnya? " Pertanyaan dari penghulu di angguki oleh seluruh keluarga.

"Sayang ayo kita ke atas mami dandani kamu sayang! " Ucap Linda menghampiri anaknya dan menuntunnya diikuti oleh Zahra Anna Afrin

         🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Rizal pov: _

"Kenapa aku nervous yah?" Kata ku dalam hati

Kujabat tanggan uncle gemetar aku gugup sekali .keringat dingin membasahi tubuhku.

"Kamu nervous nak? " Pertanyaan uncle hanya ku balas dengan anggukan.

"Saya nikahkan engkau saudara Andrean Afrizal al Kahfi bin Ramadhan al Kahfi dengan putriku Laurenza Aliya el farizi binti Ahmad Fauzan el farizi dengan mas kawin seperangkat alat sholat tunai."

"Saya Terima nikahnya Laurenza Aleyza elfarizi binti Ahmad Fauzan el farizi dengan mas kawin seperangkat alat sholat tunai. " Alhamdulillah aku bisa mengucapkan dalam satu tarikan nafas.

'Sah

'Sah

'Sah

   Aku sudah menjadi suami saat ini aku punya tanggung jawab menjadi kepala rumah tangga yang baik. Aku harus bisa membimbing istri dan anak ku nanti ke jalan yang di ridhoi Allah. Aku harus belajar mencintai istri.

Sekarang adik sepupuku yang bawel itu sudah menjadi istri sahku. Sah menurut agama dan negara.

Ku melihat kearah tangga istri kecilku datang bersama maminya dan umiku ia nampak begitu cantik dengan balutan kebaya muslim sederhana make up yang tipis. Aku terpesona akan kecantikan istri kecilku. Padahal biasanya aku biasa aja lihatnya.

Ale-Ale berjalan ke arahku ia nampak begitu gugup dan sebenarnya akupun sama gugupnya. Alea menggapai tanganku dan menciumnya dengan begitu lembut dan hormat. Ku dekatkan wajahku kukecup keningnya lama dengan lembut dan hati2.

"Kamu cantik my wife" Kubisikkan di telinganya dan tersenyum tulus padanya.

My Cousin My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang