12.

1.1K 36 0
                                    

      Satu minggu telah berlalu. Usia pernikahan Alea dan Rizal pun sudah seminggu. Mereka tinggal berdua di rumah buyut mereka walau rumah itu di tinggali oleh paman dari orang tua mereka. Tapi dia hari setelah mereka menikah semua orang pergi dari sana.

Paman dari orang tua mereka pun tinggal bersama anak nya selama dua bulan Alea dan Rizal sudah melarang nya pergi tapi dia tidak mau katanya pingin tinggal bareng sama anaknya mumpung ada Alea dan Rizal yang menepati rumah itu.

Alea dan Rizal mereka juga tidur bersama karena Alea itu takut gelap sementara Alea tidak bisa tidur tanpa mematikan lampu biasanya Alea kalau di Rumah nya atau di rumah Monica adik ipar dari Linda itu dia slalu pake lampu tidur tapi dirumah yang mereka tinggali sekarang tidak ada.

Alea dan Rizal sangat betah walau mereka tinggal di desa karena letak rumah buyut mereka di pinggir pantai. Sangat indah bukan.

Tidak ada hari tanpa bertengkar . rumah mereka setiap hari ramai kerena jeritan dan teriakan Alea. seperti saat ini.

"Ale Ale seragam ku kerja mana? " Teriak Rizal yang sedang kebingungan tapi tak ada jawaban sama sekali dari Alea.

"Ale-Ale sini dong" Tetap tidak ada tanda tanda Alea menghampiri suaminya atau menyahuti apa yang suaminya katakan.

"Ayo dong Ale-Ale___! "
"Sudah Aa bilang jangan panggil Aa Ale-ale! Aa gak suka" Kali ini Alea terlihat marah dengan berlari mendekati suaminya

"Dari dulu kan kakak panggil kamu Ale-ale dan cuma kakak yang panggil kamu ale-ale"Alea mendenggus kasar

" Justru itu Aa gak sukanya dari dulu"

"Tapi aku gak mau kalo harus ganti. Aku udah terlanjur Nyaman dengan panggilan itu. "
Alea pun menyerah dia tidak mau melanjutkan pertengkaran ini.
Dia hanya diam agar suaminya jera.

"Makasih ya dek." Setelah menerima seragamnya Rizal lalu memakainya.

Mereka menuju dapur untuk sarapan. Alea mengerjakan semua sendiri mulai dari nyapu, ngepel, nyetrika, cuci piring, nyiram bunga, nyuci baju, dll
Tanpa ART.
Rumah buyut nya tidak terlalu besar jadi Alea lebih mudah mengerjakannya. Jika di rumah Alea slalu di bantu ART. Di sini Alea benar benar mandiri.

Alea dan Rizal udah mulai nyaman tinggal di rumah tua peninggalan buyut mereka. Rumah tua tapi masih sangat terawat. Terlihat dari bangunannya yang masih kokoh. Dan kayu-kayu sebagai tembok masih terlihat sangat kuat.

Wajah Alea semakin merah dan Rizal terlihat menahan tawanya karena dia telah berhasil membuat Alea marah.

Mereka berjalan bebarengan menuju meja makan.

"Ini kamu semua yang masak? "
"Bukan tadi bu RT yang masak" Jawab Alea asal
"Aku tau kamu yang masak"

'Sudah tau ngapain nanya' dumel Alea dalam hati
"Enak banget aku bawa bekal ya dek. " Rizal melahap semua yang ada di piring nya sampai tandas.

"Udah aku siapin. Kak aku mau minta izin mau ke pasar sama bu salma boleh? "
Rizal menghentikan sarapannya langsung menatap mata indah istrinya
"Naik apa?  Siapa bu salma? "
"Angkot. bu salma istrinya pak RT rumah nya di depan "
"Oh kok aku gak tau? "
"Kan kakak pagi sampai sore kerja malam kakak di rumah aja mana sempat kakak kenalan sama tetangga"

"Ya udah aku ijinin kalo ke pasar jangan jauh jauh dari bu salma nanti ilang! "
"Iya. makasih kak "
Ada binar bahagia terlihat di mata Alea

Alea mengantarkan suaminya sampai depan ia juga tak lupa mencium tangan

   Skip

      Siang tadi Alea dan bu salma pergi ke pasar mereka membawa banyak sekali kantong belanjaan mereka . Angkot yang biasa menuju rumah mereka telat datang sementara hujan deras yang tidak henti hentinya mengguyur daerah Berentah Madura.

My Cousin My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang