21.

958 34 0
                                    


  Ketika Alea sampai di rumah Alea duduk di pinggir kasur sementara Rizal baru selesai mandi.

"Kak. Kakak udah bisa kepang dengan benar?  Kita telpon kak Anna sekarang? "

"Boleh."
Alea dan Rizal pun menelpon Anna.  Anna sangat bahagia.

Setelah mereka tiduran Rizal melepaskan pelukannya pada Alea itu membuat Alea membuka matanya.

"Kenapa kak?  Kakak mau kasih Aa hukuman sekarang ya? "
Alea tau kalau dia belum di hukum oleh Rizal.
"Hmmm"
.
Sakit hati sekali Alea penyebab dia dihukum karena Rani. Alea semakin merasa bahwa tidak ada ruang di hati Rizal sama sekali.

"Kakak mau hukum Aa apa? "
Alea sudah terbiasa di hukum karena melakukan kesalahan.

"Kakak gak akan tidur peluk kamu selama tiga hari. "

Alea sangat kaget "dulu kakak bilang bahwa kakak akan peluk Aa kalau tidur bagaimanapun keadaannya. sekarang kenapa kakak hukum Aa gitu? "Alea menahan tangis.

"Kalau enak di kamu itu namanya bukan hukuman tapi hadiah. "

"Kakak tega lihat Aa insomnia? "

"Harus." Alea menagis

"Kalau Aa gak mau? "

"Kakak gak perlu minta ijin kamu buat kamu jadi istri yang penurut.  Salah kamu sendiri yang buat masalah. " Alea bangun dan menyibakan selimutnya. tapi tangan Alea langsung di di pegang oleh Rizal.

"Mau kemana Aa? "

"Aa gak perlu minta ijin buat jalani hukuman. "Jawab Aa sambil menangis.

" Kakak gak nyuruh kamu pergi Aa. "

"Apa bedanya? Kakak gak mau peluk Aa tidur kan?  Kakak gak peduli sama insomnia yang Aa derita kan?? "

Alea keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar yang Alea tempatin sebelumnya. Ketika Alea menuju kasur tiba-tiba tangan Alea di tarik oleh Rizal sehingga tubuh Alea berbalik dan membentur tubuh Rizal. Rizal langsung menempelkan bibinya pada bibir Alea tapi Alea meronta dan menampar Rizal.

Plak

Rizal langsung melepaskan Alea tapi hanya sebentar dia langsung mencium Alea lagi.

Plak

Rizal melepaskan Alea. Alea menangis tapi tangan Alea langsung di pegang oleh Rizal di kunci di belakang.  Rizal langsung mencium bibir Alea. Alea menangis Rizal melepaskan Alea dengan wajah menahan marah.

"Masuk ke kamar! atau tidur di luar?" Rizal berbicara dengan membelakangi Alea.

"Tidur di luar." Alea berkata dengan nada ketus. Rizal semakin marah.

" Mau kamu apa? "

"Aa mau tidur sama kakak seperti biasanya."

"Gak bisa itu hukuman buat kamu biar kamu bisa hidup mandiri tanpa kakak. "

" kakak ingin Aa hidup mandiri tapi melarang Aa kerja. " Alea menangis dan terduduk di lantai  karena tubuh Alea bergetar.

"Kamu harus terbiasa tidur sendiri tanpa kakak dan pelukan! Karena cepat atau lambat kakak akan memulangkanmu. "

Suara Alea bergetar. "Aapa.... Kurang cukup kakak membuatku sakit hati? Sampai-sampai kakak harus buat aku sakit secara fisik? Kakak kan tahu aku takut gelap dan petir. Aku takut tidur sendiri. " Alea merintih dalam tangisnya yang pilu. Dan mennyayat hati siapapun yang mendengar.

"Rizal membuka lemari dan mengeluarkan selimut untuk membungkus tubuh Alea yang acak-acakan dan bergetar. Mencoba memberi kehangatan

Rizal menggendong Alea ke ranjang dan menidurkannya. Alea masih menangis ketika Rizal ingin keluar dari kamar itu tapi suara Alea menghentikan langkah Rizal.

My Cousin My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang