Mari saling menghargai readers yg budiman😅🧡
Jangan lupa Vote,koment and Follow.
Seorang gadis dengan rok abu abu panjang,rambut dikuncir kuda,kaca mata bulat serta sepeda ontel di samping kanannya kini berdiri di tengah tengah gerbang masuk sekolah paling elite diJakarta Ciber High School.Ia terdiam mematung dengan mulut terbuka lebar menatap pemandangan didepannya dengan takjub.Tatapannya mengarah pada parkiran yang dipenuhi dengan kendaraan super mahal serta gedung sekolah yang berkali kali lipat lebih bagus dari sekolah asalnya.
Dengan bermodalkan kecerdasan ia bisa bersekolah di CHS dari jalur beasiswa.Gadis itu menghela nafas berat menatap sepeda ontel kuno yang ia pegang saat ini,kemudian menatap lagi jejeran motor serta mobil mewah dihadapannya.Ia menghembuskan nafas kasar,menurutnya ia akan sangat tak nyaman bersekolah disini bersama dengan anak anak dari kalangan atas,pejabat dan kaum strata atas lainnya.Ia hanya akan seperti buih dilautan yang hendak bergabung dengan kerang kerang indah namun nyatanya hanya mencemari.
Tanpa sadar ia melamun di tengah tengah gerbang sekolah, hingga Selang beberapa menit kemudian terdengar bunyi klakson motor dari arah belakang yang sontak membuatnya menengok keasal suara.Pandangannya langsung tertuju pada sebuah motor ninja berwarna merah.
"WOI MINGGIR LO"teriak cowok yang kini membuka helm fullfacenya itu.Sekali lagi Raina dibuat takjub akan sosok dihadapannya bagaimana tidak cowok yang meneriakinya tadi terlihat begitu tampan dengan hidung mancung, kulit putih serta rahang yang tegas selaras dengan mata elangnya layaknya artis korea yang banyak digandrungi oleh remaja tenagers masa kini,dan tak lupa pula rambut yang dibiarkan acak acakan yang menambah kesan cool pada laki laki itu.
"WOI CULUN BUDEG LO YA, GUE BILANG MINGGIR"teriaknya lagi yang seketika membuyarkan lamunan Raina.Dengan langkah tergesa gesa gadis manis itu menyeret sepeda ontelnya menuju parkiran sekolah,sesampainya disana ia celingak celingukan mencari tempat untuk memarkir sepedanya, untung saja ia melihat tempat parkir yang cukup luas berada di pojok kanan seperti sebuah tempat khusus karena tidak ada yang menempatinya.
Saat hendak berjalan kesana, sebuah motor ninja merah tadi tiba tiba menempati parkiran tersebut tapi masih menyisakan ruang yang agak luas di samping kirinya.Saat pemilik motor ninja yang tadi meneriakinya turun dari motor,ia sejenak memandang kearah Raina yang berdiri tak jauh dari posisinya.Dengan alis terangkat sebelah disertai tatapan elang itu mampu membuat Raina merasa terintimidasi, gadis itu menunduk dengan tangan yang sudah memegang erat sepedanya.
Tak berselang lama cowok dengan baju sekolah yang agak berantakan itu berlalu dari hadapannya membuat Raina menghembuskan nafas lega, iapun melangkahkan kakinya kearah tempat cowok tadi berdiri dan memarkirkan sepedanya di sebelah motor ninja merah itu.
Dengan segenap keberanian yang ia miliki ia melangkahkan kakinya memasuki gedung sekolah itu, gadis itu sedikit risih terhadap pandangan siswa siswi Ciber High School yang memandangnya begitu tak suka dan seakan meremehkan.
"Jhhh masih jamankah berpenampilan norak gitu?"gadis dengan rambut dicat merah bagian ujung itu terlihat men scan penampilan Rinai dari atas sampai bawah.
"Murid beasiswa pasti,kentara dari penampilannya yang norak banget"
"Pasti dijadiin bahan bullyian lagi tuh nanti sama si Azka and the geng".
"Liat aja dia nggak akan betah sekolah disini"
Begitulah sekiranya ucapan beberapa murid yang ia lewati, gadis itu berjalan cepat sambil menunduk berharap bisa sampai secepatnya di ruang kepala sekolah dan mengetahui kelasnya dengan itu ia akan bisa duduk tenang dalam kelas tanpa mendengar ejekan ejekan dari siswa siswi CHS.Walaupun fikiran nya saat ini agak terganggu dengan nama yang sempat disebut sebut oleh siswa siswi tadi.
Azka siapa?
Sekitar lima belas menit ia mencari ruang kepsek,akhirnya iapun sampai didepan sebuah ruangan bercat putih dengan tulisan ruang kepala sekolah yang terpampang pada bagian atas pintu.Dengan perasaan lega iapun mengetuk ruangan itu dan tak lama kemudian terdengar suara dari dalam.
"Masuk"ucap seseorang yang diketahui Raina adalah seorang pria.Dengan langkah pelan iapun membuka pintu berwarna putih itu dan berjalan masuk menghampiri seorang pria paruh baya yang tersenyum ramah kearahnya.
"Raina ini kamu nak?"tanya pria paruh baya itu.
"pak Ferdi, iya pak ini saya Raina"jawab Raina disertai senyum,agak tidak menyangka juga ternyata kepala sekolah itu adalah Pak Ferdiansyah.
"Bagaimana kabarnya Rai?"pertanyaan dari Pak Ferdiansyah seketika membuat atensi Raina terpusat pada pria paruh baya itu.
"Alhamdulillah baik pak"
"Syukurlah,setelah ibu saya meninggal saya tidak pernah lagi ke Malang"Pak Ferdiansyah tersenyum kecut membuat Rinai kembali teringat dengan tetangganya,seorang wanita berumur yang sering ia panggil nenek dulu.
"Orang tua kamu apa kabar Raina"Pertanyaan dari pak Ferdi ini membuat Raina terdiam beberapa saat hingga sebuah senyum tipis tersungging diwajah cantiknya.
"Bapak sudah meninggal 6 bulan lalu dan ibu alhamdulillah baik baik aja kok pak"pak Ferdi yang mendengar penjelasan gadis dihadapannya merasa tidak enak walau gadis dihadapannya seakan baik baik saja setelah mengatakan itu.
"Maaf saya tidak tau"sebagai balasan Rinai hanya tersenyum maklum, keduanya terdiam beberapa saat hingga pak Ferdi memecah keheningan tadi.
"eh hampir lupa kamu dikelas sebelas Ipa 1 ya!"ucap pak Ferdi yang dibalas anggukan oleh Raina,setelah itu ia pamit keluar dari ruangan itu untuk mencari kelasnya.
****
Dilain tempat seorang cowok tengah duduk santai bersama keempat sahabatnya dipojok kiri kantin.Tangan kanannya ia gunakan untuk menyesap rokok sedangkan tangan kirinya sedari tadi hanya mengetuk ngetuk meja didepannya."Gue masih nggak percaya,kok kita bisa dipindahin kekelas sebelas Ipa 1"Vero berucap sambil geleng geleng kepala.
"Iya juga sih,nggak mungkinkan kita dapat nilai tinggi terus dipindahin kekelas ipa 1 kumpulan murid murid pintar dan berprestasi."timpal Revan sambil memasukkan bakso kedalam mulutnya.
"Ini karena om Ferdi dan bokap gue"jawab Azka setelah menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
"Maksud lo?"tanya Bara dengan alis terangkat sebelah.
"Gue tau lo ngerti maksud gue"balas Azka cuek kembali menyesap rokok di tangannya.Bara terdiam mengerti sedangkan Vero mengerutkan alis bingung.
"Ya ngapain kita dipindahin emangnya?"Vero bertanya namun cowok yang kini jadi pusat atensinya hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"Bar jelasin dong"Vero merengek seperti anak kecil membuat Bara dan yang lainnya serentak memutar bola matanya malas.
"Lo tau sendirikan kalau sebelas ips 4 kelas kita dulu kumpulan murid berandalan dan bisa dibilang nggak pernah patuh sama aturan sekolah?"
"Terus?"tanya vero yang masih bingung kemana arah pembicaraan Bara.Memang diantara kelimanya Vero lah yang paling lambat loading.
"Azka dipindahin karena bokap Azka nggak mau nilai Azka makin anjlok dan terpengaruh sama anak anak ips 4"
"Dan soal kenapa kita di pindahin juga itu pasti ulah Azka yang keras kepala supaya kita juga dipindahin,bener Az?"Bara melirik ke Azka yang hanya dijawab Anggukan pelan oleh cowok itu.
"Hubungannya kita dipindahin kekelas ipa 1 apa?"tambah Vero dengan alis berkerut.
"Ogeb banget si lo Ver,di ipa 1 kan murid muridnya pada pintar tuh ya secara nggak langsung kita juga bakalan beradaptasi sama mereka."sosok laki laki dengan sorot mata tajam bersuara membuat Vero hanya manggut manggut tanda mengerti mendengar penuturan Virgo barusan.
Bersambung....
Jgn lupa vote n koment gaessss
Follow juga biar dapat notifikasi dari cerita ini😆❤❤❤Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...