BIL~9(late)

3.6K 203 8
                                    

"Oh iya...."jedanya beberapa saat sambil melihat kearah ayahnya yang masih diam tanpa melakukan pembelaan apapun.

"Papa cuman sering kerja cari uang tanpa tau yang namanya kepuasan,dan banding bandingin anaknya dengan anaknya yang lain tanpa pernah mikir gimana perasaan sang anak yang udah dibandingin dan dijelek jelekin."setelah mengatakan itu Azka berlalu meninggalkan ayahnya yang sudah tidak mampu berkata kata lagi.

Azka menghempaskan tubuhnya ke kasur king sizenya,ia menghembuskan nafas kasar sambil memejamkan matanya.Beberapa detik kemudian ia kembali membuka matanya dan bangun dari posisi berbaringnya.

"Lo kenapa sih Azka,dasar gila,bego lu"ucap Azka kedirinya sendiri.ketika ia memejamkan matanya tadi tiba tiba terlintas di kepalanya sosok gadis yang sedang tertawa lepas,siapa lagi kalau bukan Raina.Seseorang yang sudah membuat Azka terus menerus menghujat dirinya sendiri.

"Inget kata kata lo dikantin sekolah tadi,kalo kedepannya dan seterusnya lo bakal bully dia"ucapnya sambil menyunggingkan satu sudut bibirnya keatas.


¢¢¢¢¢
Cahaya matahari mulai memasuki celah celah jendela seorang gadis yang kini masih meringkuk dibawah selimut abu abu bermotif kerang laut,membuat ia mengerang dan mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk kepupil matanya.

"Hoamm"gadis berlesung pipi itu menguap sambil melihat kejam weakernya disana masih menunjukan jam 6.00,Raina segera terbangun dan menuju kekamar mandi untuk memulai ritual mandinya.

"Pagi bu"sapanya sambil duduk dimeja makan bersama ibunya yang tengah asik mengambilkan nasi untuk Raina.Ya Raina tinggal berdua oleh ibunya dikontrakan baru mereka di jakarta,ayahnya meninggal dua tahun yang lalu dan untuk membiayai ibunya yang sering keluar masuk rumah sakit ia harus menjual rumah peninggalan ayahnya dikampung dan mulai mengontrak.Ketika Raina mendapat beasiswa diJakarta,ibunyapun ikut serta dan memulai mencari kontrakan baru diJakarta.

"Makan yang banyak nak"ucap ibunya sambil tersenyum kearah Raina.

"Bu,kayaknya Raina bakalan pulang telat deh soalnya Raina mau cari pekerjaan dulu"kata Raina setelah meneguk air putih dihadapannya.

"Yaudah,maaf yah nak ibu nggak bisa bantu kamu cari kerja"ucap ibu Raina sambil menunduk.

"Eh ibu,ya nggak apa apa lah bu,inikan udah tugas Raina buat bantu ibu"Raina tersenyum tulus ke ibunya sambil menggenggam tangan wanita paruy baya itu.

"Yaudah,berangkat sana nanti telat loh"

"Iya assalamu alaikum bu"Raina bersalaman setelah itu keluar dari kontrakan itu.

Hari ini Raina akan menaiki angkot menuju kesekolahnya karena sepedanya masih dibengkel.Kemarin setelah Azka mengantarnya pulang ia teringat akan sepedanya yang masih berada di sekolah jadi ia menelfon Violin untuk meminta bantuan padanya untuk menemaninya kesekolah tapi Violin bilang kalau ia akan menyuruh supirnya saja untuk mengambilnya dan meminta alamat Raina.

Flashback on

Bel pulang menggema seluruh seantero sekolah.Raina menghampiri seorang cewek yang tengah serius menyalin tulisan dipapan tulis kebukunya.

"Vio,aku pulang duluan ya,soalnya aku mau mampir dulu ketoilet bentar."ucap Raina yang membuat Vio mengalihkan pandangannya dari papan tulis menjadi kearah Raina.

"Eh bentar,pinjem hp lo dong!"

"Buat apa?"tanya Raina sambil mengerutkan dahinya bingung.

"Siniin aja elah"Raina kemudian mengambil hp dikantong sakunya dan memberikannya ke Vio.

"Rai,nomer gue udah gue simpan di hp lo kalo lu butuh bantuan nggak usah segan segan buat hubungin gue"ucap Vio sambil menyerahkan kembali ponsel Raina kepemiliknya.

"Makasih ya Vio yaudah aku duluan soalnya udah kebelet nih"kata Raina yang dibalas anggukan kepala oleh Vio.

Flashback off

Sudah lebih dari 20 menit Raina menunggu angkot tapi tak ada satupun yang lewat.Mungkin karena hari ini akan diadakan demo yang dilakukan oleh supir angkutan umum dibalai kota jadi semua angkutan umum tidak ada yang narik saat ini.

Raina yang tidak ingin jadi siswa bermasalahpun akhirnya berlari kesekolahnya,bagaimana kalau ia sampai terlambat?bagaimana kalau beasiswanya dicabut karena baru dua hari bersekolah di CHS ia sudah tidak disiplin pikirnya.Dengan sekuat tenaga ia berlaris menyusuri jalanan yang sangat ramai oleh kendaraan pribadi yang lalu lalang disana.

Betapa kecewanya Raina saat melihat gerbang sekolahnya telah tutup.Ia menghembuskan nafas kasar saat ini.ia sudah pasrah menerima hukuman yang akan diterimanya sebentar.Dengan langkah gontai ia berjalan kearah satpam yang tengah duduk di pos satpam dekat gerbang.

"Assalamu alaikum pak"sapa Raina sambil menjabat tangan satpam itu.

"Eh neng telat 30 menit,kok bisa neng?"tanya satpam itu yang merasa heran melihat ada murid CHS yang terlambat selama ini kecuali Azka.

"Nggak ada angkot pak"jawab Raina dengan lesu.Saat ingin bertanya lagi tiba tiba terdengar klakson mobil dari belakang yang sontak membuat keduanya menoleh secara bersamaan.Sebuah mobil lamborghini veneno hitam kini tepat berada dihadapan Raina.

PIP
Sekali lagi pemilik mobil dengan harga fantastis itu mengklakson mobilnya,pak Satpam yang menyadari itu seketika gelagapan dan hendak membuka pagar itu sebelum terdengar intruksi dari seseorang.

"Jangan buka pak Odi"perintah pak Feri selaku kepala sekolah yang notebennya om Azka.

Azka yang melihat itu sontak turun dari mobilnya dan menghampiri pak Feri yang kini berdiri disamping pak Odi.

"Apaan sih om"kesal Azka karena tidak dibiarkan masuk.

"Om bakalan biarin kamu masuk,tapi kamu harus kena hukuman sama kayal Raina."ucap pak Fery yang dibalas pelototan oleh Azka.

"Paan sih pake dihukum segala."

"Kalau nggak mau dihukum ya nggak usah masuk tapi siap siap aja buat diceramahin lagi sama papa kamu"Pak Fery tersenyum puas saat melihat Azka menghembuskan nafas pasrah.Mudah mudahan cara seperti ini yang bisa membuat Azka tidak sering telat lagi.Pikirnya

"Yaudah hukumannya apaan?"tanya Azka dengan wajah ditekuk sambil menatap tajam pak Fery.
Pak Fery yang melihat wajah kesal Azka seperti itu berusaha menahan tawanya agar tak meledak di hadapan Azka,bisa bisa dicincang dia sama si Azka kalau ketahuan menertawainya.

"Oke oke...hukuman yang cocok buat kalian berdua apa ya?"kata Pak Fery sambil menjentikkan jari telunjuk didahinya.
Raina yang sejak tadi hanya menyimak pembicaraan antara Azka dan pak Fery kini mulai keringat dingin membayangkan hukuman seperti apa yang akan pak Fery berikan untuk mereka berdua.

Sampai sini dulu yah!!
Jangan lupa VOTE,KOMENT,and FOLLOW.

Tbc....

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang