"Cabut guys"ucap Azka sambil berlalu keluar dari kantin diikuti oleh keempat sahabatnya."Yaaaa"penonton pada kecewa guys
"Rai lo nggak apa apakan?"ucap Vio dengan panik sambil berjongkok dihadapan Raina.
"Nggak papa"jawab Raina dengan lirih dan badan yang sudah bergetar.
"Kita ketoilet sekarang Rai."ajak Vio sambil membantu Raina untuk berdiri.
Sesampainya ditoilet Raina sudah tidak bisa lagi membendung air matanya yang dari tadi terus ia tahan.
"Hiks hiks.."tangis Raina sudah menggema memenuhi toilet itu untung saja hanya ada mereka berdua didalam sana.
"Maaf Rai,gue tadi nggak bantuin lo"sesal Vio sambil menundukkan kepalanya.
"Nggak papa kok Vio,aku ngerti posisi kamu sekarang"jawab Raina sambil memaksakan senyumnya.
"Aku pinjam baju dulu ya dikoperasi!"tanpa menunggu jawaban dari Raina Vio kemudian bergegas keluar kelas.
****
"Tadi lo beneran keterlaluan Azka dia cewek bro"ucap Bara yang kemudian membuat Azka terdiam."Lo kok jadi belain si cupu sih Bar!"kesal Virgo.
"Gue nggak belain dia Vir,emang lo yang salah disini lo yang udah nyenggol dengan sengaja tangan Raina waktu itu."jawab Bara tak kalah sengit.
"Udah udah kok kalian malah berantem sih"kata Revan menimpali.
Sementara Azka masih terdiam memikirkan perbuatannya seharian ini pada sosok gadis yang baru diliatnya itu."Apa bener gue terlalu kelewatan ya sama cewek itu"batin Azka berucap.
"Ish ngapain gue mikirin dia sih,bodo amat biasanya juga gue nggak pernah peduli sama korban gue"ucapnya dalam hati mencoba menyakinkan dirinya kalau perbuatannya sudah wajar.
"Ngapain jadi mikirin cewek itu sih,nih ada info baru, sih Fahri ngajak lo balapan entar malam"ucap Vero yang melirik ke Azka.Sementara Azka masih diam dengan pikirannya yang melayang entah kemana.
"Az lo denger nggak sih gue ngomong apa?"kesal Vero karena Azka tak mengindahkan ucapannya.
"Hah,lo ngomong apa tadi?"tanya balik Azka ke Vero.
"Fahri ngajakin lo balapan entar malem,mau nggak lo?"kata Vero berdecak kesal.
"Hmm"dehem Azka yang membuat Vero semakin kesal.
"Serah lo aja Az"timpal Vero sambil menyeruput jusnya.Tiba tiba Azka berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju keluar kantin.
"Ehh Azka lo mau kemana?teriak Revan
"Kelas"jawabnya singkat tanpa membalikkan badannya.
"Eh tungguin kali"kata Revan sambil berdiri diikuti ketiga temannya.
"Kekelas yuk Rai"ucap Vio menatap Raina yang telah selesai membersihkan tubuhnya.
"Yuk"jawab Raina sambil tersenyum.
Sesampainya Raina dan Vio dikelas mereka langsung duduk ditempat masing masing.Vio yang duduk di barisan kedua paling kanan sementara Raina yang duduk di meja paling belakang pojok kiri.Raina memgambil sebuah buku paket fisika dalam tasnya kemudian mulai mengerjakan soal soal dalam buku tersebut.Saat ia membuka lembar halaman berikutnya,pulpen yang tadi ada diatas buku itu terjatuh tepat disamping mejanya.Saat Raina hendak mengambilnya,seorang cowok dengan baju yang sengaja dikeluarkan berjongkok tepat disamping Raina,mengambil bolpoin itu dan menaruhnya di meja Raina.Raina yang menyadari bahwa Azkalah yang mengambilkannya seketika terkejut bagaimana tidak dikantin tadi dia dibentak dan dipermalukan tiba tiba saja sekarang ia berjongkok mengambilkan pulpennya yang terjatuh."Ma..makasih"ucap Raina yang tidak dijawab oleh Azka,ia langsung melipat tangan dimeja setelah itu menelusupkan kepalanya dalam lipatan tangan itu.
"Bodoh banget sih lo Azka ngapain coba bantuin dia"ucap Azka dengan kesal dalam hati.
~~~
Bel pulang bergema di seluruh penjuru sekolah Ciber High School.Azka saat ini masih menelusupkan wajahnya diantara kedua lipatan tangannya,sedari tadi posisinya tetap seperti itu entah ia tertidur atau apa Raina tidak tau.Ia mendongakkan kepalanya saat Virgo mengguncang guncang bahunya.Raina keluar dari kelas menuju ketoilet setelah Virgo menghampiri meja mereka."Az...bangun woi"ucap Virgo yang kini tengah berada di depan meja Azka.
"Apaan sih lo"ucap Azka tanpa mengubah posisinya.
"Gue mau minta tolong,anterin adek gue pulang ya"ucapnya yang membuat Azka mendongakkan kepalanya.
"Kenapa nggak lo aja sih"balas Azka yang sudah mulai kesal.
"Gue ada urusan bentar"selalu saja alasan seperti itu yang diucapkan Virgo,tapi ia tetap menurutinya bagaimanapun juga Virgo adalah sahabatnya dari SMP.Beberapa saat kemudian,saat kelas mulai sepi seorang gadis masuk kedalam kelas itu.
"Azka,aku disuruh kak Virgo buat bareng sama kakak soalnya kak Virgo lagi ada urusan."kata seorang gadis dengan rambut sebahu yang kini telah berdiri dihadapan Azka.
"Hmm"balas Azka dengan berdehem setelah itu melangkah keluar kelas terlebih dahulu,diikuti oleh Vania.Ya Vania adalah adik kandung dari Virgo sahabat Azka,tanpa ada yang tau selain ia dan kakaknya ia menyukai Azka saat pertama kali ia melihatnya pada saat itu selalu berkunjung kerumahnya bersama sahabat sahabat Azka yang lain.
Raina berjalan tergesa gesa dan setengah berlari keparkiran,ia menengadahkan kepalanya menatap langit yang saat ini sangat mendung kemungkinan sebentar lagi akan turun hujan.Ia menurunkan niatnya untuk mengambil sepedanya setelah melihat Azka bersama dengan gadis cantik di parkiran itu juga.
"Ternyata kamu udah lupa sama janji kita Putra"gumam Raina sambil tersenyum miris menatap kedua manusia yang kini ada dihadapannya.
Azka sejenak menatap Raina yang kini mematung memandanginya.Tanpa menghiraukan Raina,ia melangkahkan kakinya menuju ke arah motor ninja merahnya.Ia memandang kesal kearah sepeda ontel tua yang ada disamping motornya tanpa berfikir panjang Azka menghampiri sepeda tersebut,menendangnya dengan keras hingga terbanting jauh yang mengakibatkan tempat duduknya dan rantainya terlepas.Raina yang melihat itu sangat terkejut,ia berlari kearah sepedanya dan mendapatinya sudah tak bisa lagi di gunakan.
Raina berdiri memandang Azka yang kini mulai memakai helmnya disusul Vania yang naik ke jok belakang."Kenapa aku nggak bisa benci sama kamu Putra,setelah semua yang kamu lakuin ke aku"gumam Raina sambil menatap motor yang kini mulai keluar dari parkiran.
Raina berjongkok menatap sepedanya,kini ia harus rela terguyur hujan karena angkutan umum tidak akan ada yang lewat dengan cuaca seperti ini,lagi pula ia tidak memiliki uang.Setelah pindah keJakarta bersama dengan ibunya ia belum memiliki pekerjaan.
Rencananya ia akan mencari pekerjaan sore ini tapi cuaca tak memungkinkan.Saat ini ia mulai kawatir dengan keadaan ibunya di kos barunya,bagaimana kalau ibunya memerlukan sesuatu tapi ia tidak ada disana mengingat ibunya itu memiliki riwayat penyakit Asma yang sering kambuh.Bersamaan dengan satu tetes air mata yang lolos dari mata coklat Raina hujanpun kini mulai turun dengan derasnya seperti mengerti suasana hati seorang gadis yang kini berada sendiri di parkiran.
Ia berdiri dan sedikit berlari menuju ke sebuah pos satpam yang ada di dekat gerbang,menunggu disana sampai hujan cukup reda.
Ia menelusupkan kepalanya diantara kedua lengannya saat merasakan hembusan angin cukup kencang bersamaan dengan hujan yang sangat deras.Ia ketakutan saat mendengar petir bersahut sahutan diatas sana,ya bisa dibilang Raina fobia dengan kegelapan,petir,dan kesunyian.
Vote.......vote.........vote
Koment........koment.......koment
Follow........follow........follow
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...