BIL~3(first bullying)

4.7K 269 35
                                    

Raina yang sudah keringat dingin membuat teman teman Azka yang melihatnya tersenyum miring.

"Ck mampus,bangunin aja tuh singa yang lagi tidur"batin Revan mengejek.

"Huft"untuk kesekian kalinya Raina menghembuskan nafasnya kasar mencoba kembali mengumpulkan keberanian, beberapa saat kemudia. iapun mulai mendekati Azka dan menepuk pelan bahunya.

"Ba...bangun"ucap Raina dengan terbata bata,sementara Azka bukannya bangun ia malah memperbaiki posisi duduknya sambil kaki kirinya ia naikkan diatas kaki kanannya yang masih ia luruskan di kursi.

"Permisi ....aku mau duduk"ucapnya lagi sambil menepuk pelan pipi Azka,kini posisi mereka sangat dekat dengan Raina yang masih berdiri sambil membungkuk didepan Azka yang masih memejamkan mata.

Saat Raina memajukan tangannya untuk menepuk pelan pipi Azka tiba tiba sebuah tangan dengan kasar langsung mendorong tangan Raina ke wajah Azka dan yang tadinya niat Raina untuk menepuk kini yang terjadi malah menonjok kasar pelipis Azka.Sontak serangan tiba tiba dipipinya membuat Azka membuka mata dan menatap tajam kearah Raina
yang kini melirik kearah Virgo yang telah tersenyum puas.

"Mampus"ucap Virgo tanpa mengeluarkan suara namun masih dapat dimengerti oleh Raina.

Saat Raina mulai mengalihkan perhatiannya dari Virgo dan berganti menatap kearah Azka pandangan keduanya bertemu dengan jarak yang dekat,yang membuat para siswi kelas 11 ipa 1 tak henti hentinya menghujat Raina dengan kata kata kasar.

Deg
Jantung Raina berdetak sangat cepat,tiba tiba Azka mendorong Raina dengan sangat kuat yang mengakibatkan Raina terjatuh kasar kelantai dengan kepala yang terbentur meja Vero.

"Aduh"Raina meringis sambil memegang kepalanya yang terbentur meja itu,sementara teman sekelasnya hanya mampu menahan tawa.

"BERANI BANGET LO NONJOK GUE BANGSAT."teriak Azka yang membuat seluruh murid kelas 11 i
Mipa 1 bergidik ngeri.

"A..aku nggak se...sengaja"ucap Raina sambil menunduk ketakutan.

"Pake nggak mau ngaku segala lagi"timpal Virgo kemudian.

"Ta...tadikan kamu yang ngedorong tangan aku"ucap Raina sambil menatap takut kearah Virgo.

"Jadi lo nyalahin gue gitu,hah!"ucap Virgo sambil berdiri dari duduknya setelah itu menghampiri Raina yang masih duduk lesehan disamping meja Vero.

"Enaknya kita apain nih anak?"tanya Azka sambil melirik kearah empat sahabatnya.

"Bikin dia naked disini aja gimana?"ucap Revan yang mempunyai otak paling vulgar di antara mereka berlima.

"Ide bagus tuh"timpal Vero menambahi.
Sementara Raina yang mendengar ucapan kelimanya sontak menangis dalam diam.Membayangkannya saja sudah membuat ia bergidik ngeri apalagi jika hal itu benar benar terjadi.

"Dasar otak mesum lo berdua"ucap Bara dengan menoyor kepala Revan dan Vero.

Semua murid di kelas tersebut mengerumuni  Raina dan Azka and the geng untuk melihat aksi dari raja bullying CHS yang tengah menjalankan aksinya membully seorang gadis polos dari desa dan beberapa diantara mereka mengeluarkan handphonenya  dan mulai menyalakan tombol video di hp mereka.

Azka berjalan 2 langkah ke arah Raina dan berjongkok mensejajarkan badannya dengan Raina yang telah menunduk takut dengan bercak air mata di kedua pipinya.

"Kenapa nangis hah,takut?"ucap Azka seperti berbisik tepat di telinga Raina sambil membelai lembut rambut Raina yang diikat kuncir kuda itu.
Sementara Raina ia terus berusaha menahan bulir air mata yang terus mengalir dipipinya sambil menggigit kuat bibir bawahnya seakan ingin mengganti rasa takutnya itu dengan rasa sakit di bibirnya.

"LO BISU?NGGAK BISA NGOMONG,HAH?"teriak Azka sambil memukul keras meja tepat disamping telinga kiri Raina.

"Ma...maaf"ucap Raina yang masih terus memejamkan matanya.

"Bu Sinta datang,woi"ucap glen selaku ketua kelas yang sontak membuat Azka mengubah posisinya menjadi berdiri.

"Hapus video di hp kalian atau terima akibatnya"Azka berucap dingin membuat teman teman kelasnya yang sempat memvideo kejadian tadi langsung mengangguk kaku.

"Urusan kita belum selesai"lanjutnya kemudian sambil memusatkan kembali pandangannya kearah Raina setelah itu berjalan ketempat duduknya,begitupun murid murid yang lain mereka juga sudah bubar dan kembali ketempat masing masing.

Sementara itu Raina masih berusaha berdiri dari duduknya sambil memegang meja sebagai tumpuan,kepalanya masih sangat sakit karena terkena benturan meja tadi,dengan langkah terbata bata dan tangan yang masih memegang kepalanya yang sudah berdenyut ia berjalan kearah kursi pojok yang berada disebelah Azka.
Dan Azka yang melihat itu tidak memperdulikannya ia hanya kembali menelusupkan kepalanya diantara kedua lipatan tangannya lebih memilih untuk kembali tidur.

"Maaf ibu lama,tadi ada urusan sebentar"ucap bu Sinta sambil melanjutkan kembali menulis materi dipapan tulis.

"Sekalian aja tuh guru nggak usah masuk"bisik Vero ke Revan.

"Ehem ibu denger Vero"ucap bu Sinta yang dibalas cengengesan oleh Vero.

"Lah kok bu Sinta bisa denger ya? kan lagi bisik bisik"Lanjut Vero sambil berbisik ke telinga Revan.

"Satu kelas bisa dengar suara kamu Vero, itu bukan berbisik namanya" bu Sinta berucap tanpa menoleh sedikitpun masih setia mencoret coret papan tulis.Sementara Vero hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Bukannya imut gue malah jijik liatnya Ver"Revan bergidik ngeri melihat Vero yang kita tengah sok imut.

Beberapa saat kemudian,terdengar bel istirahat,semua murid di kelas tersebut bersorak heboh tak terkecuali Azka and the geng yang sudah mengemasi buku dan pulpen yang mereka dapat dari hasil merampas buku dan bulpoin milik adik kelas.

"Kantin kuy"ucap Bara yang sudah menghampiri Azka disusul yang lainnya.

"Minggir"kata Azka saat ia hendak keluar dari bangkunya,yang membuat Raina buru buru berdiri kemudian memberikan jalan Azka untuk keluar.
Mereka berlimapun keluar dari kelas menuju kantin,surganya para anak sekolah.

"Hai,nama lo siapa,gue lupa tadi?"tanya cewek berambut sebahu yang kini telah berdiri disamping Raina dengan tersenyum ramah.

"Kamu nanya ke aku?"tanya balik Raina setelah melihat kesamping kiri dan kanannya dan tidak ada siapa siapa disana.

"Hahaha,ya iyalah lo,masa gue nanya sama cicak yang bergoyang."balasnya sambil terkekeh pelan.Raina yang melihat itu tersenyum tipis,mudah mudahan saja mereka bisa berteman kedepannya,pikirnya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang