"Gue kira itu dari lo Rai"batin Bara berucap.
"Kalau gitu aku pergi dulu ya!"Raina mengedarkan pandangannya keteman teman Azka.
"Oh yaudah Rai makasih ya"Bara tersenyum manis yang dibalas anggukan kecil oleh Raina setelah itu berlalu keluar dari lapangan.
Azka melangkah masuk ketoilet,untung saja didalam tidak ada siapa siapa jadi ia tidak perlu menunggu dan yang paling penting ia bebas melakukan apapun didalam sana."Apa yang gue lakuin tadi?"Azka menumpukkan kedua tangannya di wastafel sambil memperhatikan wajahnya di pantulan cermin.
"AGHH...KAYAKNYA GUE UDAH NGGAK WARAS"Azka berteriak sambil mengusap kasar wajahnya dan mengacak ngacak rambutnya yang telah basah oleh keringat.
"Oke itu terakhir kalinya lo permaluin diri lo sendiri Azka"ucapnya dengan menampilkan raut muka serius dan berusaha meyakinkan dirinya jangan sampai mengulang kesalahan yang sama.
~~
Raina buru buru membereskan buku bukunya yang masih berserakan dimeja,ia terlihat antusias dan tergesa gesa karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja di Ar-Az kafe~sebuah kafe mewah dan ramai dikunjungi yang terpusat diJakarta Pusat."Aku duluan ya Vi"ucap Raina kemudian berjalan buru buru keluar kelas.
"Lo nggak mau bareng aja Rai keparkiran?"Vio berteriak saat Raina telah berada di pintu yang membuat langkahnya terhenti.
"Nggak usah Vi,aku ada urusan"ucapnya dengan tersenyum.tanpa menunggu balasan dari Vio ia segera bergegas keluar kelas.Hari pertamanya bekerja ia tidak boleh berbuat kesalahan sedikit apapun apalagi sampai terlambat.
Azka dkk sudah dari tadi meninggalkan kelas,untuk kesekian kalinya ia membolos lagi.Tepat saat jam ke 4 saat Pak Gun guru Bahasa Indonesia yang setiap pelajarannya membuat murid murid mengantuk Azka dan sahabat sahabatnya keluar kelas tanpa menghiraukan ocehan ocehan pak Gun.Raina kini tengah berada di parkiran,sepedanya sudah diantar supir Vio kerumahnya kemarin.Ya temannya satu itu sangat baik kepadanya walaupun Vio anak dari pengusaha sukses~pemilik kebun kelapa sawit dikalimantan yang luasnya ribuan hektar itu tapi ia mau berteman dengan Raina.
Ia melajukan sepedanya keluar dari arena sekolah,sekitar 15 menit ia sampai di Ar-Az kafe.Ia melihat banyak kendaraan seperti mobil dan motor yang terparkir di parkiran kafe dapat dipastikan hari ini sangat ramai.Ia segera masuk dan menghampiri seorang cowok yang mengantarnya ke manager cafe waktu itu."Permisi kak"sapa Raina agak kikuk.
"Eh senang bisa ketemu lagi sama lo"jawabnya sambil tersenyum manis."Yaudah yuk mulai kerja"lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Raina.
Raina cukup kewalahan mengantar pesanan kesana kemari.Mungkin karena ia belum terbiasa tapi demi menghidupi kebutuhan sehari harinya dan ibunya ia harus giat bekerja."Sholat maghrib yuk"ajak cowok berwajah oriental itu.
"Yaudah yuk"balas Raina sambil membuka celemek yang melingkar di badannya.
"Musholanya dimana kak?"tanya Raina saat ia berjalan keluar kafe.
"Diseberang sana,btw nggak usah manggil gue kak berasa tua banget gue.Panggil Rafa aja"jawabnya sambil pura pura cemberut.
Raina hanya terkekeh melihat tingkah Rafa yang bisa dibilang masih seperti anak sma itu.
"Nama lo siapa?"
"Raina Amalia,panggil aja Raina atau Rai"
"Panggil sayang boleh nggak?"gurau Rafa namun mampu membuat Raina menoleh terkejut ke arah Rafa yang berada di sebelah kanannya.
"Hehehe gue bercanda"jawabnya sambil cengengesan tidak jelas.
Raina sungguh heran melihat tingkah Rafa yang seperti anak kecil itu.
Mereka terdiam beberapa saat sampai Rafa kembali berbicara."Boleh minta nomer lo nggak Rai?"
"Hah buat apa Raf?"tanya Raina dengan mengerutkan keningnya.
"Ya siapa tau aja gue ada perlu sama lo jadi gampangkan buat hubungin lo!"
Rafa beralibi."Yaudah,siniin handphonenya Raf"Rafa menyodorkan hpnya sambil memerhatikan Raina yang sibuk mengotak atik ponsel Rafa.
"Manis"ucap Rafa spontan.
"Kenapa Raf?"tanya Raina sambil menoleh ke Rafa
"Ehh itu tadi anu ada kucing lewat,kucingnya manis banget"Rafa mengucapkan itu tanpa berfikir dahulu membuat Raina tertawa mendengarnya.
"Hahaha ada ada aja kamu Raf masa ada kucing yang manis sih!"ucap Raina sambil tertawa geli.
"Ishh Rafa bego"gerutu Rafa dalam hati setelah itu tertawa garing ke Raina sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Seandainya Azka kayak si Rafa mungkin aku bakalan senang banget"batin Raina berucap sambil memperhatikan Rafa yang sedari tadi terus melawak."Gue tau kalau gue ganteng tapi nggak usah segitunya juga kali lo merhatiin gue"Raina yang mendengar ucapan Rafa mulai kembali kesadarannya.Ia langsung mengalihkan perhatiannya menatap kearah lain kecuali ke arah Rafa.
"Ehh ng...nggak kok"ucap Raina dengan gugup.
Habis...... Terus baca guys
Jgn lupa vote,koment,and follow
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...