"Ya iyalah lo,masa gue nanya sama rumput yang bergoyang."jawab Vio sambil terkekeh.Raina yang melihat itu tersenyum semoga saja kedepannya mereka bisa berteman.
"Nama aku Raina Amalia panggil aja Raina"balasnya sambil tersenyum kearah cewek tersebut.
"Gue Violin Alexandra,panggil aja Vio".
Hmm kekantin yuk?lanjut Vio lagi.
"Gimana ya"Raina masih menimbang nimbang antara ikut kekantin atau terdiam dikelas dengan beberapa sisiwi yang tengah bergosip disana.Kalau ia kekantin sekaligus ia akan bertemu dengan cowok yang membullynya tadi yang masih belum ia ketahui namanya, tapi ia juga tidak enak menolak ajakan Vio.Ia ingin kesan pertamanya dengan Vio berjalan baik.Dengan menghembuskan nafas pelan iapun mengiyakan ajakan Vio kemudian keluar kelas menyusuri koridor koridor menuju kantin.
"Lo nggak apa apakan Rai?"tanya Vio yang menoleh ke Raina.Raina yang mendengar itu mengerutkan dahinya bingung namun sesaat kemudian iapun mengerti kemana arah pembicaraan Vio.
"Iya aku nggak apa apa kok,cuman kebentur dikit doang di meja"jawab Raina sambil tersenyum,meyakinkan Vio bahwa ia baik baik aja.
"Syukur deh,Azka orangnya emang gitu selain tukang Bully dia juga berandalan sering balapan dan tawuran.
"Oh jadi namanya Azka"batin Raina berucap.
"Kok dia nggak dikeluarin dari sekolah."tanya Raina kemudian.
"Huft..gimana bisa dia dikeluarin kalau bokapnya itu pemilik sekolah dan omnya itu kepala sekolah disini.
"Jadi,Azka keponakannya pak Feri?"tanya Raina yang agak terkejut mendengar penuturan Vio barusan.
"Iya dia keponakannya"jawab Vio santai tidak mempedulikan ekspresi Raina yang tengah terkejut.
"Jangan bilang dia putra anaknya pak Aditama!"ucap Raina dalam hati.
"Vio,boleh tau nama panjangnya Azka dan nama ayahnya?ucap Raina dengan lembut bercampur was was.
"Kenapa emang?"tanya Vio sambil mengerutkan keningnya bingung.
"Eh nggak kok aku cuman mau tau aja"Raina mengucapkan itu agak sedikit gugup yang menambah kecurigaan Vio tentang ada hubungan apa sebenarnya antara Azka dan Raina.Tapi ia tetap memberitahu Raina dan tidak bertanya lagi sesudahnya karena menurutnya itu bukanlah urusannya.
"Nama ayahnya pak Aditama"Deg,jantung Raina serasa ingin berhenti ditempat mendengar bahwa Azka adalah anak dari pak Aditama.Ia masih terus menunggu kelanjutan ucapan Vio.Vio juga ikut berhenti saat Raina menghentikan langkahnya denhan tiba tiba.
"Terus?"
"Dan nama asli Azka itu adalah Azka putra Aditama.Raina yang mendengar itu seketika kehilangan pasokan oksigen disekitarnya.sudah sejak lama ia tidak bertemu lagi dengan Putra teman masa kecilnya dulu.
Flasback on
Seorang anak kecil berumur tujuh tahun kini berlari kecil kearah seorang anak kecil dengan rambut digerai yang saat ini duduk dipinggir danau."Laina kamu telnyata disini,aku tadi caliin kamu di lumah kamu tapi nggak ada"ucap seorang anak laki laki dengan cadelnya sambil duduk disamping anak perempuan itu.
"Eh,putla kamu ngapain disini?"tanyanya balik sambil melirik kearah anak cowok itu.
"Ih Laina udah aku bilangin juga jangan panggil Putla nama aku itu Alka"ucapnya sambil berdecak kesal.
"Aku maunya manggil putla aja bial beda."ucapnya Raina dengan tersenyum manis.
"Yaudah deh telselah kamu"
"Kamu ngapain kesini Putla?"
"Aku mau bilang kalau sebental aku mau pulang lagi kejakalta papa udah jemput"ucap Arka yang masih menatap hamparan danau disekitarnya.
"Ka...kamu mau pelgi ninggalin aku?"kata Raina dengan suara bergetar.
Arka yang menyadari kalau Raina menangis akhirnya menoleh ke gadis itu,menghapus air mata dipipinya dengan ibu jarinya."Jangan nangis lagi ya,nanti cantiknya ilang lo!"kata Arka dengan tersenyum manis kearah Raina.
"Tapi janji sama Laina nanti datang lagi ya kesini?"ucap Raina sambil mengancungkan kelingkingnya kearah Arka.Arka membalas mengancungkan kelingkingnya kemudian mengambil botol beserta kertas dan bolpoin yang diketakkannya tadi di sampingnya.
"Itu apaan?"ucap Raina yang masih sesegukan menatap Arka dengan bingung.
"Liat aja"balasnya sambil mengambil kertas tersebut dan menulis sesuatu diatasnya.Setelah selesai iapun memberikan kertas itu kearah Raina.
"Ini apa Putla?"
"Nih baca"
"Aku nggak bisa baca"ucapnya yang membuat Arka tekekeh kemudian membacakan isi kertas yang ia tulis tadi.
Kami alka putla Aditama dan Laina Amalia beljanji,kalau udah besal kami akan pacalan setelah itu menikah.
Teltanda Putla dan Laina"
23 malet 2009 .ucapnya dengan cadel r yang membuat Raina tertawa lepas karenanya."Tanda tangan dicini Lai!"suruhnya sambil menyodorkan kertas yang sudah ditanda tanganinya dahulu.
"Gimana cala tanda tangannya putla,aku nggak tau?"ucap Raina dengan tersenyum polos.
"Calanya gini"Arka memegang tangan Raina kemudian menuntun tangan Raina memegang pulpen dan mengarahkannya keatas surat perjanjian tadi.
"Selesai"ucap Raina dan Arka berbarengan.
Setelah itu Arka menatap Raina dengan serius."Laina"panggil Arka yang sontak membuat Raina menoleh kearahnya,lama mereka berpandangan hingga akhirnya Arka mengacungkan kelingkingnya kearah Raina.
"Apa?"tanya Raina bingung.
"Janji sama Putla,besal nanti kita akan pacalan setelah itu kita akan menikah dan Laina nggak akan pelnah ingkal janji"
"Janji,tapi putla juga halus janji sama Laina"ucap Raina sambil mengacungkan kelingkingnya dan tersenyum manis ke Arka".
"Janji"ucap Arka menatap lekat Raina.
"Kita masukin ke botol ini"tambah Arka kemudian memasukkan kertas tadi kedalam botol bening.
"Yuk buat lubang,balu dikubul".botol itu mereka kubur tepat dibawah pohon beringin yang berada dipinggir danau.Lama mereka menatap danau yang ada dihadapannya.Hingga Raina membuka suara.
"Putla,kamu janjikan bakalan datang lagi?"tanya Raina tanpa mengalihkan perhatiannya dari danau.
"Putla janji akan kembali buat Laina suatu saat nanti."ucapnya yang tidak dijawab oleh Raina.
"Yaudah yuk pulang,papa pasti udah nunguin aku"ucap Arka sambil membantu Raina berdiri.
Dont forget vote,koment,and follow guys
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Novela Juvenil"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...