Jangan lupa vote n koment,biar rajin update.Sepanjang pelajaran berlangsung Raina tak bisa berhenti untuk tidak tersenyum,penuturan Azka di rooftop tadi sukses mengalihkan fikiran Raina hingga hanya terfokus padanya.
Untung saja Azka dan sahabat sahabatnya tidak mengikuti jam pelajaran kali ini,jadi Raina tidak perlu mengalami suasana awkward bersama Azka.
Tanpa sengaja mata Raina mengarah kearah Rafa yang saat ini juga tengah menatapnya,cukup lama mereka berada dalam keadaan seperti itu hingga suara Vino seketika membuat Raina tersadar dan seketika mengalihkan tatapannya.
Ada rasa bersalah dihati Raina saat tiba tiba meninggalkan Rafa di kantin tadi."good siang everybody bu"sapa Vino yang membuat seisi kelas tertawa,namun fokus Raina saat ini bukan ke Vino melainkan ke Azka yang memandangnya dengan___datar?
"Setiap hari bolos terus, mau jadi apa kalian,hah!"suara bernada bentakan itu tak sekalipun membuat Azka mengalihkan tatapannya dari Raina.
Terbersit rasa marah saat ia menyaksikan Raina dan Rafa yang saling bertatapan lama disertai senyum dikedua bibir masing masing."Hehehe biasa bu, urusan anak muda"jawab Revan membuat wanita berpostur tinggi itu hanya menghembuskan nafas panjang.
"Duduk"perintahnya yang langsung diacungi jempol oleh Revan dan Vero,sementara yang lain hanya mengangguk sekilas setelah itu berjalan menuju bangku masing masing.
Azka berhenti disamping Raina yang saat ini terlihat sedang gugup, seakan tersadar gadis berlesung pipi itu seketika berdiri untuk memberi ruang pada Azka, Azka berjalan melewati Raina tanpa sedikitpun menoleh kearah gadis berlesung pipi itu.
Keduanya hanyut dalam fikiran masing masing,Raina yang sesekali melirik kearah Azka yang seakan tak menganggap keberadaannya,cowok berparas tampan itu hanya menyibukkan diri bermain ponsel.
"Azka"cicit Raina pelan namun tak ada respon dari Azka.Raina hanya menghela nafas kasar,mungkin sepulang sekolah nanti baru ia akan mengajak Azka untuk berbicara.
♥♥♥♥♥♥
"Azka""Azka"panggilan itu sama sekali tak dihiraukan oleh Azka yang saat ini berjalan diparkiran sekolah,keempat sahabatnya telah pamit duluan, sebenarnya tadi mereka memaksa Azka untuk ikut dengan mereka namun Azka menolaknya dengan dalih ingin istirahat.
Azka menghentikan langkahnya saat Raina kini berdiri tepat dihadapannya, gadis berlesung pipi itu mengatur nafas sejenak sambil membalas tatapan dingin Azka.
"Az tadi itu gak seper..."
"Emang gue peduli?"potong Azka datar sambil berlalu meninggalkan Raina yang saat ini diam tak berkutip.
"Maaf Rai"batin Azka sambil memejamkan matanya sekilas setelah itu melanjutkan langkahnya menuju tempat dimana ia memarkirkan motornya,tanpa menoleh sedikitpun Azka berlalu meninggalkan pekarangan sekolah.
Raina masih diam seribu bahasa berusaha mencerna ucapan Azka yang begitu menohok hatinya tadi.Ternyata ia yang terlalu percaya diri dan terlalu berharap selama ini.
"Dengar Raina, Azka tidak akan pernah perduli"tegasnya dalam hati berusaha memberitahu hatinya untuk tidak terlalu berharap karena ia sendiri yang akan sakit hati jika harapan tersebut tidak sesuai dengan realita.
Arka yang dari sedari tadi berada diparkiran dan melihat semuanya mengeratkan genggamannya di stir mobil.Ada perasaan aneh yang dirasakannya saat melihat Raina terlihat kecewa seperti itu.
Bip
Bunyi klakson mobil akhirnya menyentak kesadaran Raina kembali kesemula, ia menoleh kesamping ternyata Arka pelakunya."Arka"sapa Raina pelan yang dibalas senyum tipis oleh Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...