"Dasar Azka bego,lo ngomong apaan sih!perasaan beda yang lo maksud itu karena lo benci sama dia bukan karena lo su...suka sama dia"gerutu Azka dalam hati.
¢¢¢¢
Seorang cowok dengan celana jeans selutut serta baju kaos berwarna biru tua dengan gambar jari yang membentuk huruf V itu kini tengah duduk dibalkon kamarnya sambil menyesap rokok.Ia menatap kosong langit malam yang bertabur bintang itu dengan fikiran yang melayang entah kemana.Azka menghela nafas kasar,setelah itu memasukkan rokoknya ke asbak dihadapannya.
Sejenak ia memejamkan matanya,menikmati semilir angin malam yang membuat bebannya sedikit terangkat.Tiba tiba sekelebat bayangan seorang gadis yang tengah menangis dikantin muncul difikirannya tanpa diminta,disana seorang gadis tengah menahan malu dan perih dimatanya akibat ulah seorang cowok yang dengan tega menyiramnya dengan mie bakso yang penuh dengan saus karena ketidaksengajaannya menampol Azka dikelas,bahkan Azka tau sendiri kalau saat itu Virgolah yang sengaja menyenggolnya.
"AGHH,kenapa sih lo selalu muncul difikiran gue"teriak Azka sambil membuka kembali matanya berusaha menghilangkan bayangan Raina yang tengah menangis namun tak mengeluarkan suara,Azka tau waktu itu Raina benar benar kecewa,marah dan sedih bercampur jadi satu.Gadis itu meluapkannya dengan air mata dan tubuhnya yang bergetar menandakan ia benar benar kecewa saat itu.
Ia kemudian mengalihkan perhatiannya kelangit yang terdapat banyak bintang disana.Lama ia memandang langit itu tiba tiba ia menyunggingkan senyum tipis saat membayangkan Raina saat tertawa lepas dipos satpam waktu itu.
Flashback on
"Eh cupu lo ngapain ngetawain gue HAH?"kesal Azka sambil melotot kearah Raina.
"Lucu aja sih ekspresi kamu kayak ketangkep basah lagi nyuri sempak di jemuran tetangga"Jawab Raina sambil tertawa semakin keras."
Flashback off
"Lo cantik Rai"ucap Azka spontan sambil tersenyum sendiri.
1 detik
2 detik
3 detik"WHAT THE FUCK!Gue ngomong apa barusan?"tambah Azka yang kini mulai kembali kesadarannya.
"Kayaknya lo udah gila Azka"teriak Azka sambil berlari masuk kamarnya dan menelusupkan wajahnya dibantal.
Beberapa saat kemudian ia kembali mengangkat wajahnya kemudian duduk ditepi ranjang.Kini ia terlihat serius ketika menyadari kalau tadi sore sekitar jam setengah lima Raina tengah berjalan dengan masih memakai seragam sekolah dan lebih mengherankan lagi itu bukan jalan dari sekolah,setengah lima cukup sore untuk seorang gadis yang masih berkeliaran dijalan pada jam segitu.
"Ah bodo amat bukan urusan gue"ucapnya setelah itu kembali berbaring dan memejamkan matanya.
~~
Dua tim basket kini berdiri dilapangan basket sekolah,dengan Azka sebagai kapten basket dan Glen sebagai mantan kapten basket."Berani juga lo nerima tantangan dari gue"ucap Glen yang kini tengah berdiri paling depan begitupun juga dengan Azka.
Azka yang mendengar ucapan Glen hanya tersenyum sinis.
"Nggak usah banyak bacot lu,mulai aja cepat"kesal Vero menimpali dari belakang Azka.Penonton kini tengah memenuhi lapangan basket dari adek kelas sampai kakak kelas semua berada disana.
"AZKA SEMANGAT"seorang cewek dengan make up yang bisa dibilang sangat tebal itu mulai berteriak diikuti oleh dayang dayangnya"YUHUU AZKA KAMU PASTI MENANG",.
Glen tersulut emosi mendengar Tasya kini lebih mendukung Azka dibanding dia yang notebennya pacar Tasya.
Prittt
Bunyi peluit menandakan pertandingan telah dimulai,saat ini bola tengah dipegang oleh Glen.Beberapa detik kemudian tim Glen berhasil mencetak skor yang disumbangkan oleh Glen.Pertandingan semakin sengit dengan Glen yang memimpin skor.Azka seolah tidak terlalu serius,ia tidak terlalu menganggap ini adalah sebuah pertandingan jadilah ia bermain layaknya tengah latihan bersama teman temannya,sementara Glen kini tengah tersenyum meremehkan saat poin Azka tertinggal jauh dibawahnya.
***
Raina saat ini tengah memasuki kelasnya,ia baru datang dari toilet tadi saat istirahat tiba tiba ia merasa sakit perut."Rai,kok lo lama banget sih!"kesal Vio yang setengah berlari menghampiri Raina.
"Perut aku tadi sakit banget Vi"Raina berkata santai sambil melenggang pergi menuju ke tempatnya dan kemudian mengeluarkan novel.
"Rai,kelapangan basket yuk temani gue"
"Ada apa emang disana?"tanyanya sambil membolak balikkan novel yang ia baca.
"Ishh, sekarang Azka dkk lagi lawan Glen dkk main basket"kesal Vio karena dari seluruh murid di CHS yang mencapai ribuan itu Raina adalah satu satunya siswa yang tidak tau kabar itu.
"Yuk ah gue mau liat Bara main"Raina hanya pasrah saat Vio menariknya keluar kelas.Sesampainya disana Raina benar benar melongo melihatnya,bayangkan saja disana seperti lautan manusia yang kini bisa dibilang semuanya mendukung Azka.Ia menarik nafas kasar,pantas saja Azka tidak mengingatnya,dia bagaikan hanya sebuah butiran debu jika dibandingkan dengan cewek cewek yang begitu tergila gila dengan sosok Azka yang memiliki badan oke dan wajah yang bisa dibilang semuanya diatas rata rata.
"Kita duduk disana yuk"tunjuk Vio pada kursi kosong yang letaknya cukup strategis dan bagus untuk menonton.Raina melirik seorang cewek cantik ralat sangat cantik dengan sepatu merk limited edition itu tengah meneriakkan nama Azka.
"Raina,kamu terlalu bodoh selama ini sudah terlalu berharap ke Azka"Raina mengucapkan itu sambil terus memerhatikan cewek itu.
"Kenapa Azka mainnya nggak serius sih,kok bisa scornya tertinggal jauh banget"seorang cewek dengan rambut sebahu itu kini tengah menatap lapangan dengan kesal.
"Lo kenapa sih Az,kayak nggak serius gitu mainnya"kesal Revan namun tidak diperdulikan oleh Azka"nggak biasanya lo kek gini"
"Raina mana sih?"Azka membatin.
Tbc.......
Jgn lupa vote,koment n follow.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...