"Wow anjir gile"ucap Revan tak kalah heboh.
"RAINA!lo dari mana aja sih,baru dateng jam segini?"tanya Vio dengan sedikit berteriak ketika Raina baru masuk kekelas.
"Lo nggak apa apakan?kok lo pucet banget?"tambah Vio yang melihat Raina sangat pucat karena kelelahan,Azka yang mendengar ucapan Vio yang mengatakan bahwa Raina sangat pucat seketika mengangkat kepalanya menatap Raina didepan kelas.
Disana Raina berdiri dengan tangan bertumpu pada meja,wajah yang sangat pucat serta wajahnya yang dipenuhi dengan keringat."A.. Aku nggak apa apa kok Vi"kata Raina pelan sambil memaksakan senyumnya.
"Nggak apa apa gimana sih Rai,lo pucet banget gini"kesal Vio yang melihat Respon Raina yang selalu begitu.Bukan tanpa alasan Raina berbicara seperti itu,ia hanya tidak ingin membuat orang lain merasa khawatir.
Raina benar benar kecapean sekarang,bayangkan saja ia harus berlari kesekolahnya yang bisa dibilang jaraknya tidak dekat ditambah lagi ia harus membersihkan perpus seorang diri yang luasnya dua kali ruangan kelas itu.
"Ke uks yuk Rai?"tawar Vio.Baru saja Raina ingin menjawab tiba tiba ada seseorang yang berada di sampingnya.
"Lo nggak apa apa?"tanya cowok itu.Raina dan Vio yang mendengar itu sontak menoleh secara bersamaan kesumber suara.
"Ba...bara"ucap Vio dengan sedikit gugup,soalnya sudah sejak lama Vio menyukai Bara.
"Kok pada diem,Rai lo nggak apa apakan?"tanya Bara mengulang pertanyaannya.
"I...iya nggak apa apa kok"jawab Raina tak kalah gugupnya seperti Vio.
Dada Azka sudah naik turun melihat Bara yang sok perhatian keRaina,begitupun dengan Virgo,Revan,dan Vero mereka semua mengernyit heran melihat Bara yang bisa dibilang baru kali ini ia simpati sama seseorang apalagi sama perempuan yang baru dikenalinya.
"Apaan sih lo Bar!"kesal Azka yang kini sudah berjalan menghampiri Bara,Raina dan Vio disusul oleh ketiga sahabatnya.
"Gue kenapa?"tanya balik Bara.
"Ngapain lo sok care sama dia?"kesal Azka yang wajahnya kini sudah merah padam
"Bener yang dikatakan Azka,baru kali ini gue liat lo care sama cewek."timpal Revan yang merasa bingung dengan tingkah Bara.
"Ya lo kenapa marah banget sih?guekan cuman nanya keadaan dia doang!"ucap Bara sambil melihat sinis ke Azka.Raina dan Vio hanya diam mendengarkan perdebatan mereka,mau melerai tapi mereka takut jadi lebih baik mereka diam.
Raina yang mendengar pertanyaan Bara barusan sontak melihat ke Azka yang sudah salah tingkah tidak tau harus bicara apa."Ya lo tau sendirikan kalau nih cewek cupu target bullyannya Azka"ucap Virgo menimpali yang dibalas anggukan oleh Azka.Sebenarnya bukan itu alasannya,tidak tau kenapa ia merasa tidak rela melihat Bara yang perhatian pada gadis dihadapannya.
"Lo ikut gue sekarang"ucap Azka lalu menarik tangan Raina keluar kelas.
"Lo mau kemana Az?"teriak Vero sebelum Azka menghilang dibalik tembok.
"Want do second bully"ucap Azka dengan tersenyum miring kearah teman temannya.Virgo,Revan,dan Vero yang melihat itu mengangkat kedua jempolnya kearah Azka.
"Raina yang mendengar itu,bertambah pucat bagaimana kalau ia akan disuruh melakukan hal hal aneh dan diluar kemampuannya.
Bara dan Vio hendak menyusul,namun Virgo,Revan dan Vero mencegatnya.Azka berjalan dengan posisi masih memegang pergelangan tangan Raina hingga mereka sampai pada ruangan yang didominasi oleh cat warna putih dengan bau obat obatan itu.
Raina yang menyadari kalau Azka membawanya keuks mengeryitkan dahinya bingung.Perasaan tadi Azka mengatakan kalau ia akan membullynya namun ternyata dibawa keuks.
"Ki...kita ngapain kesini Put eh Azka?"ucap Raina sambil menatap Azka yang juga sudah menatapnya.
"Cih pake nanya segala lagi,lokan sakit bego!"kesal Azka sambil mengambil obat obatan di kotak obat,berhubung sekarang masih jam belajar jadi tidak ada petugas pmr di dalam uks.
Raina yang mendengar penuturan Azka kini mulai tersenyum sendiri,Azka sebenarnya care tapi dengan cara yang agak sedikit berbeda.
"Ngapain lo senyum senyum?"tanya Azka yang sudah datang dengan obat ditangan kirinya dan air putih ditangan kanannya.
"Eh itu...apa ...anu"ucap Raina dengan gugup karena tertangkap basah sedang senyum senyum sendiri.
Azka yang melihat tingkah Raina yang sedang gugup begitu menggemaskan dan lucu,Azka berusaha menahan senyumnya agar tidak terangkat bisa geer si Raina kalau sampai melihatnya senyum, pikirnya."Ehh gue ngelakuin ini bukan berarti gue care sama lo!NGGAK BAKALAN,gue ngelakuin ini cuman nggak mau kalau om gue nyalahin gue karena nggak bantuin lo diperpus tadi"ucap Azka sambil menekankan kata'nggak bakalan'"
"Aku nggak mikir gitu kok"ucap Raina berbohong.
"Bodoh banget sih lo Azka,jadi malu sendirikan lo jadi kesannya lo yang geer kan,bego bego bego"Ucap Azka dalam hati merutuki kebodohannya yang sudah kelewat percaya diri itu padahal memang benar Raina sempat berfikir seperti itu.
"Nih minum obat,lo mati gue juga yang disalahin "kata Azka mengalihkan perhatian.
Sampai sini dulu,maaf kalau pendek
Tbc.....
Jgn lupa vote,koment,and follow
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...