BIL~26(Prank)

3.4K 175 11
                                    

Aku juga sadar diri,kamu....
Terlalu tinggi untuk kuraih
Terlalu sulit untuk kugenggam
Terlalu sempurna untuk kumiliki
Dan tak mungkin tuk kudapatkan.
~Raina~

<<<<<<
Azka menatap hamparan jalanan didepannya dengan pandangan kosong,dijam yang sudah bisa dikatakan larut ini ia masih duduk dibalkon kamarnya tempat favoritenya menyesap rokok dan menikmati semilir angin malam dirumahnya.

Pikirannya masih terngiang oleh tantangan dari Virgo tadi sore.Bisa saja ia menolak tapi gengsinya yang terlalu tinggi membuat ia mengurungkan niatnya itu.Terlalu gengsi mengakui bahwa Azka yang dulu tidak peduli terhadap orang lain kini berubah 180° hanya karena Raina.

"Jangan ngelakuin kalo lo emang nggak tega sama cewek itu"Azka melirik sekilas ke Arka yang kini tengah berdiri tepat disampingnya.

"Sok tau lo"balas Azka sambil menatap pemandangan ibu kota didepannya.

"Saran dari gue jangan ngelakuin kalo lo nggak mau nyesal"

Azka yang mendengarnya menyunggingkan senyum sinis.

"Peduli apa gue sama dia"tidak ada balasan dari Arka membuat keadaan menjadi hening hanya terdengar hembusan nafas pasrah dari Arka.

"Yaudah Az,gue kekamar gue dulu"Arka berjalan keluar dari balkon meninggalkan Azka yang sedang mencerna ucapannya barusan.

"Peduli apa gue sama dia!"

"Peduli apa gue sama dia!"
kalimat itu sedari tadi terus terngiang dipikiran Azka.Iapun sadar bahwa mulutnya benar benar tak sejalan dengan hati dan pikirannya saat ini.

Mulutnya memang berkata kalau ia tak peduli dengan Raina tapi bagaimana dengan hati dan pikirannya yang sangat bertolak belakang dengan ucapannya.

Azka menghembuskan nafas kasar mencoba menetralisir fikirannya yang terus berkecamuk.

"Gue nggak peduli sama dia"ucapnya mencoba meyakinkan diri.

~~~~~~~
Hari ini mungkin bisa dikatakan hari yang cukup buruk bagi Raina.Bagaimana tidak hari ini ia telat bangun mungkin faktornya karena semalam ia begadang saat bekerja menjadi pelayan disalah satu kafe terkenal di Jakarta pusat yaitu Ar-Az kafe,dan ia harus menempuh perjalanan kesekolah dengan jalan kaki

Ia merogoh saku roknya dan mengeluarkan sebuah benda pipih berwarna putih itu.Raina membulatkan matanya saat jam dihpnya menunjukan pukul 7.23,itu artinya 7 menit lagi gerbang CHS akan ditutup.Raina berjalan dengan tergesa gesa sesekali berlari,ia tidak mau memiliki catatan buruk diruang bk bagaimanapun juga disini ia hanya sebagai murid beasiswa walaupun beasiswanya kemungkinan besar sebentar lagi akan dicabut oleh pihak sekolah.

Raina menghembuskan nafas lega saat melihat gerbang sekolah belum tertutup dengan seutas senyum tipis di wajah manisnya ia melangkahkan kakinya memasuki sekolahnya itu.Saat berada didepan parkiran ia melihat Azka yang sedang memarkirkan motor ninja merahnya tidak jauh dari posisinya.

Entah karena apa ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Aku kenapa sih?"batin Raina berucap sambil memegangi dadanya.

Azka yang telah selesai memarkirkan motornya itu mempercepat langkahnya saat ia melihat Raina cukup jauh didepannya.Saat ia mulai sejajar dengan Raina ia menoleh ke samping kirinya.Ia mengepalkan tangannya saat Raina hanya berjalan dengan pandangan kedepan tanpa melirik sedikitpun ke Azka.

"Nih cewek normal gak sih?"ucap Azka dalam hati sambil memperhatikan Raina yang kini mulai mempercepat langkahnya.
Ya memang benar dari sekian cewek yang pernah melihat Azka tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Azka Putra Aditama sang most wanted disekolah sampai diberi julukan raja balap di arena.Selain dianugrahi wajah yang tampan Azka juga terlahir sebagai anak dari pengusaha sukses.Wajar saja jika ia merasa aneh saat menyadari kalau Raina tak tertarik padanya sedikitpun.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang