BIL~10(wtf! I help she?)

3.7K 201 10
                                    

"Oke oke hukuman yang cocok buat kalian berdua apa ya?"kata pak Fery sambil menjentikkan jari telunjuk didahinya.

"Cepet"kesal Azka sambil melihat kearah parkiran guna menghindari bertatapan dengan omnya.

"Berhubung Azka udah nggak sabar buat dihukum jadi om kasi kalian hukuman buat bersihin perpustakaan sekarang sampai bersih."ucap pak Fery dengan menampilkan raut wajah yang tidak bisa diganggu gugat.

APA?om kira kira dong kalau mau kasih hukuman,perpus disini luas banget kali!"ucap Azka yang sudah mulai tersulut emosi.

"Nggak mau?yaudah pulang gih tidur!"kata pak Fery dengan senyum terangkat sebelah.Azka yang mendengar itu menghela nafas kasar setelah itu kembali memasuki mobilnya masuk ke parkiran.

"Raina,ikutin dia"

"I...iya pak"ucap Raina dengan gugup setelah itu menyusul Azka memasuki gedung sekolahnya.

Sesampainya diperpustakaan,Raina menelan salivanya dengan susah payah bayangkan saja luas perpustakaan CHS sangat luas dan butuh tenaga ekstra untuk membersihkan debu dan sampah serta buku buku yang berserakan dan meletakkan kembali ditempatnya masing masing.
Raina menghembuskan nafas kasar melihat Azka yang hanya duduk santai sambil memainkan handphonenya tanpa berniat untuk membantu.
Raina mengambil sapu yang ada disudut ruangan dan mulai menyapu setelah itu membereskan buku buku yang ada dimeja meja perpus itu.

Azka tidak menghiraukan gadis dihadapannya yang sudah berkeringat dan lelah,sesekali Azka melirik secara diam diam Raina yang terus menarik nafas dalam dalam setelah itu menghembuskannya pertanda ia sudah kelelahan.

Kembali lagi keRaina ia saat ini berdiri di depan rak buku yang tingginya jauh diatasnya.Ia berusaha meletakkan buku geografi yang tempatnya berada pada rak paling atas.
Ia menjinjingkan kakinya berusaha menjangkau rak yang bertuliskan "geografi 12"itu namun tidak bisa,saat ia berbalik berniat mengambil kursi tiba tiba Azka telah berdiri tepat didepannya,Raina menunduk menyembunyikan kegugupannya ketika berada dalam jarak yang agak dekat ini.
Azka mengambil buku dengan sampul ungu itu dari tangan Raina,Refleks gadis berkaca mata bulat itu mendongak saat Azka maju dua langkah ke arahnya saat ingin menaruh buku ke raknya.Jantung Raina berpacu sangat cepat ketika menyadari kalau posisi mereka sangat dekat,ia bisa mencium parfum Azka dari jarak sedekat ini.

Ketika Azka selesai menyimpan buku,ia langsung mengalihkan pandangannya yang tadi mendongak kini mulai menatap sosok yang sangat dekat dengannya.
Azka merasakan jantungnya berpacu sangat cepat ketika ia menyadari bahwa wajahnya kini sangat dekat dengan Raina si cewek nerd itu.
Ia berusaha menormalkan detak jantungnya dengan menarik nafas dan menghembuskannya,saking dekatnya Raina dapat merasakan deru nafas Azka.

Seperti sebuah magnet yang bertemu dengan kutubnya keduanya tidak ada yang mengalihkan pandangannya,keduanya sibuk dengan pikiran masing masing dengan mata yang saling bertatapan.
Raina yang sibuk mengagumi sosok dihadapannya sedangkan Azka yang sibuk merutuki matanya dan jantungnya yang tidak mau bekerja sama dengannya.Selama beberapa detik mereka bertatapan dalam jarak kurang dari sejengkal itu,hingga Azka mulai tersadar dan segera mendorong Raina untung saja dibelakangnya ada rak buku jadi itu bisa ia gunakan untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

"APAAN SIH LO"bentak Azka untuk menutupi kegugupannya.Raina yang mendengar bentakan Azka tadi menghela nafas kasar,tidak ada gunanya ia membela diri daripada memperpanjang masalah lebih baik ia meminta maaf walaupun ia tidak bersalah sama sekali.

"Ma...maaf"Raina mengucapkan itu sambil menunduk.

"Azka lo bodoh banget sih ngapain coba lo bantuin dia sih tadi"gerutu Azka dalam hati.

"Nih juga jantung,dasar nggak tau situasi banget sih "batinnya kesal dengan memegang dadanya sendiri merasakan detak jantungnya yang masih belum normal itu.

Azka membalikkan badannya setelah itu berjalan keluar dari perpus tidak peduli kalau hukumannya belum selesai,ia kali ini hanya ingin menghindar dari Raina untuk menstabilkan kembali detak jantungnya.
Raina yang melihat Azka yang sudah hilang dibalik pintu perpus menghela nafas lega,ia merutuki dirinya yang selalu gugup saat berada didekat Azka.
Selang beberapa saat,Rainapun melanjutkan kembali kegiatannya membersihkan perpus.


€€€€€
Azka memasuki kelasnya,dan melihat tidak ada guru yang mengajar,teman kelasnyapun saat ini sedang duduk santai,ada beberapa yang bermain handphonenya namun kebanyakan sedang membaca dan menulis.Azka melirik Virgo dan Bara yang asik memainkan handphonenya,Azka sudah menduga pasti mereka berdua sedang duel bermain mobile legend yang setiap waktu mereka lakukan.Azka kemudian mengalihkan pandangannya ke kedua temannya yang sedang serius membolak balikkoan buku dipojok belakang ruangan kelas.
Kalau kalian mengira mereka benar benar membaca buku maka kalian salah besar, mereka berdua saat ini sedang serius melihat majalah dewasa milik Vero yang mereka bicarakan digrup kemarin.

Azka menghela nafas kasar,setelah itu melanjutkan langkahnya kebangkunya.Ia benar benar bosan saat ini,kelas sedang free dan keempat sahabatnya sibuk dengan urusannya masing masing.

"Eh Azka dari mana aje lu baru datang jam segini?"tanya Revan yang menyadari kedatangan Azka.Azka tidak menjawab ia mulai melipat kedua tangannya dimeja dan menelusupkan kepalanya disana.

"Van,liat nih liat hot banget sumpah"heboh Vero yang sontak membuat Revan memfokuskan kembali dirinya kemajalah dihadapannya.

"Wow,anjir gile"teriak Revan tak kalah heboh.

Kesekian kalinya aku mau bilang jangan lupa VOTE,COMENT,AND FOLLOW.beri sarannya supaya saya dapat memperbaiki kesalahan yang ada.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang