Azka sampai dirumahnya dengan tidak terlalu basah mungkin karena efek dari jaket yang ia pakai yang tidak tembus air.Ia melangkah masuk rumahnya dan mendapati orang tuanya tengah duduk bersama namun tengah sibuk dengan urusan masing masing,papanya yang sibuk dengan berkas berkas dimeja dan mamanya yang sibuk dengan laptop dipangkuannya. Tanpa menghiraukan apalagi menyapa,Azka menaiki tangga menuju kelantai dua kamarnya kemudian memasuki kamar mandi dan menyalakan shower.
Sekitar lima belas menit ia keluar dari kamar mandi dengan memakai celana jeans selutut juga baju singlet berwarna hitam.Ia berjalan kearah balkon kamarnya,ia berdiri dengan menyesap sebatang rokok sambil memandang kearah jalan yang agak tak terlihat karena derasnya hujan,langit yang sangat mendung serta angin yang menusuk hingga kepori pori kulit.
Tiba tiba sekelebat bayangan seorang gadis dengan lesung pipi di kedua pipinya muncul tak sengaja di pikirannya.
"Gimana kalau cewek itu masih disekolah,sepedanyakan udah gue tendang sampai rusak?"tanyanya pada dirinya sendiri.
"Aghh kenapa gue ngerasa bersalah gini sih!salah tuh cewek sendiri ngapain markir sepeda butut dia di samping motor gua,selama inikan nggak ada yang berani markirin kendaraannya del samping motor atau mobil gue"ucapnya sambil meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tak salah.
Namun hati dan mulutnya seolah tak sejalan.Setelah berdebat cukup lama antara hati dan pikirannya,akhirnya iapun menyerah,ia lebih memilih menuruti hatinya kali ini.Ia sungguh heran karena baru kali ini ia merasa kasian kepada seseorang apalagi orang itu baru dikenalinya.
"Ia mengambil jaket bombernya yang tergantung di dekat pintu kamarnya.kemudian berniat mengambil kunci mobilnya namun ia baru ingat kalau ternyata mobilnya masih ia servis di bengkel.
Ia kemudian mengambil kunci motornya yang ia letakkan diatas nakas kemudian turun kebawah."Kamu mau kemana Azka?"tanya mama Azka yang melihat anaknya melangkah mendekati pintu.
"Urusan"jawab Azka cuek.
"Mau kemana kamu inikan lagi hujan deras Azka"kata Pak Aditama tanpa mengalihkan perhatiannya dari berkas berkas dihadapannya.
Azka yang melihat itu menghembuskan nafas kasar,dan tanpa berkata lagi ia keluar menuju bagasi dan melajukan motornya menembus hujan.~~~~
Seorang gadis kini masih meringkuk dengan kepala terbenam diantara kedua lututnya,baju sekolahnya kini mulai basah akibat terpaan air hujan yang disertai dengan angin kencang itu.Beberapa saat kemudian ia mendengar sebuah motor yang sepertinya berhenti tepat dihadapannya.Raina kemudian menengadahkan kepalanya tepat saat orang itu duduk disampingnya.
"Pu...putra"ucap Raina sambil memperhatikan Azka yang melepas jaketnya.
"Ckck udah berapa kali sih gue ngomong,jangan panggil gue Putra nama gue itu Azka "ucap Azka sambil melirik tajam kearah Raina.
"Pu...putra ini aku Raina"ucap Raina mencoba memberanikan diri.
"Sorry aja ya,gue nggak pernah merasa kenal sama cewek cupu kek lo"ucap Azka tanpa memikirkan perasaan Raina yang sudah sangat kecewa dengan perkataan Azka barusan.
"Ini aku Putra,Raina teman masa kecil kamu dulu"
"Sekali lagi lo manggil gue Putra,gue bakal bikin idup lo sengsara selama sekolah di CHS,lagi pula gue nggak mungkin pernah main sama anak cewek waktu kecil"kata Azka tanpa menatap Raina.
"Yaudah de,maaf kalau gitu tapi aku bakalan tunggu sampai kamu jujur"kata Raina.
"Gila lo ya,guekan udah bilang kalau gue itu bukan Putra teman masa kecil lo"kesal Azka sambil menatap tajam Raina yang duduk disebelahnya.
Raina yang melihat itu mulai takut bagaimana kalau Azka kembali lagi seperti Azka yang tadi di sekolah."Ngomong ngomong Azka ngapain kesini?"tanya Raina mengalihkan pembicaraan.
"Eh,suka suka gue lah inikan tempat umum,jadi bebas dong gue mau dimana!"ucap Azka dengan marah.
"Ya nggak usah ngegas juga kali"ucap Raina pelan
"Jangan jangan lo mikir gue kesini karena kawatir sama lo.Asal lo tau Gue kesini bukan buat lo ya!inget itu."kata Azka dengan penuh penekanan
"Aku nggak mikir gitu kok"ucap Raina dengan polosnya.
"AZKA....bodoh banget sih lo ngapain coba bilang gitu kedia"kesal Azka dalam hati kedirinya sendiri sambil memukul mukul pelan kepalanya.Raina yang melihat itu sontak tertawa kencang melihat ekspresi Azka.
"Eh cupu ngapain lo ngetawain gue HAH?"kata Azka yang sudah naik pitam.
"Lucu aja sih ekspresi kamu kayak ketangkep basah lagi nyuri sempak dijemuran tetangga."jawab Raina sambil tertawa semakin keras.
"Ternyata lo cantik juga apalagi kalau lagi ketawa lepas kayak gini"ucap Azka dalam hati sambil memperhatikan cewek berlesung pipi dihadapannya membuat ia menyunggingkan sudut bibirnya keatas.
"Azka,kamu nggak mau pulang hujannya udah reda nih?"kata Raina seketika mengembalikan kesadaran Azka.
"Ini juga gue mau balik"ucap Azka dengan ketus sambil berjalan menuju kearah motornya.
"Naik"kata Azka yang kini tengah memakai helm fullfacenya.
"Ng...nggak usah aku bisa sendiri kok"
"Gue bilang naik ya naik"ucap Azka sambil melotot kearah Raina yang mau tak mau Rainapun mengikuti perintahnya.
"Nih pake"Azka menyodorkan jaket bomber kulit berwarna hitam itu kearah Raina.
"Buat apa?"kata Raina sambil mengerutkan keningnya bingung.
"Ya buat dipake lah,inikan masih gerimis lo sakit gue juga yang disalahin sama bonyok lo"
"Ma...makasih"kata Raina tersenyum tulus yang dapat dilihat Azka dari kaca spion motornya.
Mereka berdua menyusuri kota jakarta hingga keduanya sampai pada jajaran rumah kontrakan kecil.
"Ini rumah lo?"tanya Azka memperhatkan sekitar.
"Iya ini kontrakan baru aku,mau mampir dulu?"
"Eh nggak usah gue langsung pulang aja!"jawab Azka sambil menggas motornya.
"Makasih Az"Azka tidak menjawab ucapan Raina,ia menggas sekali lagi motornya kemudian meninggalkan pekarangan rumah yang bisa dibilang kumuh itu.
Azka berhenti dibawah pohon dipinggir jalan,ia sudah cukup jauh dari rumah Raina.Ia memegang dadanya berniat menstabilkan detakan jantungnya yang dari tadi terus memompa sangat cepat.
"Gue kenapa sih,perasaan gue nggak sakit jantung deh?"tanya Azka kedirinya sendiri.
Setelah berhenti cukup lama Azka kemudian menjalankan motornya kembali setelah detakan jantungnya dirasa sudah normal.
"Tok...tok....tok"
"Assalamu alaikum bu"ucap Raina sambil mengetuk pintu."Waalaikum salam"kata seorang wanita paruh baya yang telah membukakan pintu untuk Raina.
"Baru pulang Rai?"tanya ibunya.
'I..iya bu soalnya tadi ada tugas tambahan di sekolah"kata Raina dengan sedikit berbohong takut ibunya kawatir.
"Sepeda kamu mana nak?"kata bu Dian sambil celigak celingukan melihat kekiri dan kekanan.
"Eh itu bu anu tadi sepedanya bocor jadi aku masukin bengkel"jawab Raina dengan gelagapan.
"Oh yaudah ayo masuk sarapan dulu!"suruh bu Dian yang dibalas anggukan oleh Raina.
"Eh Raina itu jaket siapa yang kamu pake?"tanya bu Dian yang merasa curiga pada jaket cowok yang dipakai anaknya.
"Mampus"batin Raina berucap
Sampe sini dulu gengssssJangan lupa Vote,koment and hapus ehhhh maksud saya FOLLOW
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...