Diatas castnya Azka Putra Aditama!!!
Sorot mata Azka saat ini terlihat datar, ingatannya kembali menerawang dengan percakapannya beberapa hari lalu dengan ayahnya.
Flashback on...
Azka melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah bergaya eropa klasik, dengan sepatu yang belum ia lepas ia berjalan dengan santai melewati ayah dan ibunya yang masing masing terlihat sibuk berkutat dengan laptop serta berkas berkas diruang tamu.
"Azka kemari kamu" Aditama ayah Azka memanggil disertai sorot mata raja kearah anaknya, namun seakan tak mendengar panggilan tersebut Azka terus berjalan menaiki tangga menuju kekamarnya dilantai atas.
Azka berhenti melangkah Saat berada tepat di tangga ke 3 ketika sebuah suara kembali terdengar yang sontak membuat Azka menghembuskan nafas kasar dan berbalik arah menghampiri kedua orang tuanya.
"PAPA BILANG KESINI AZKA"suara pak Aditama terdengar menggelegar diruang tamu itu, pria paruh baya itu bahkan sudah berdiri dari duduknya berbeda dengan wanita cantik yang masih terlihat fokus ke laptop seakan tidak terpengaruh dengan suara bentakan suaminya tadi.
Azka berhenti melangkah Saat berada tepat di tangga ke 3 ketika sebuah suara bentakan ayahnya memenuhi gendang telinganya yang sontak membuat Azka menghembuskan nafas kasar dan berbalik arah menghampiri kedua orang tuanya.
"Apa"jawab Azka dengan cuek dan dingin.
"Ini surat panggilan dan teguran dari om Ferdi yang ketiga kali dalam seminggu ini"Aditama terdiam beberapa saat menunggu respon Azka, namun laki laki itu tak berniat membuka suara jadilah Aditama kembali melanjutkan ucapannya.
"Katanya kamu dan teman kamu membully murid bernama Fatur hingga ia keluar dari sekolah, benar itu Azka?!"suara Aditama terdengar meninggi namun Azka sama sekali tidak terpengaruh.
"Hm"
"Dan ini nilai ulangan matematika kamu,kkm nya bahkan 8 dan kamu mendapat nilai 2,5"Aditama berucap disertai senyum meremehkan
"Liat kakak kamu Arka sudah sopan,nurut sama orang tua pintar lagi hingga dari SD sudah dapat beasiswa di luar negeri sedangkan kamu?"terlihat jelas raut meremehkan di wajah ayahnya, namun Azka sudah kebal dengan pandangan ayahnya yang selalu ditujukan kedia selama ini.
Tanpa ingin mengeluarkan kalimat sedikitpun, Azka berbalik dan mulai beranjak meninggalkan tempat itu tanpa memperdulikan ayahnya yang kini terlihat begitu emosi.
Flashback off
"Btw kita nggak kekelas nih, inikan hari kedua kita dikelas yang baru."timpal virgo
"Iya juga sih,kemarinkan kita masuknya cuman jam pertama doang"kata Revan yang dibalas anggukan oleh Bara dan Revo.
"Nanti"ucap Azka mutlak yang hanya dibalas anggukan oleh keempatnya.
~~~~
Raina kini berdiri didepan kelas yang tertutup itu dengan perasaan gugup.Berulang kali ia menghembuskan nafasnya untuk mengurangi rasa gugup yang menyerangnya tiba tiba."Huft..kamu pasti bisa Raina,demi ibu"ucapnya menyemangati diri sendiri.
Setelah dirasa sudah mulai tenang, Raina mengetuk pintu dihadapannya hingga terdengar suara mengintrupsi dari dalam kelas.
"Masuk"Setelah terdengar intrupsi dari dalam Rainapun memberanikan diri untuk membuka pintu bercat putih itu.
Ceklek
Dengan langkah pelan Raina memasuki sebuah ruangan dengan cat putih yang mendominasi. Gadis itu hanya menunduk malu sambil meremas kuat tangannya dan berjalan kearah wanita cantik yang tengah berdiri didepan kelas.Mengabaikan tatapan tatapan para murid yang seakan menilai penampilan Raina dan beberapa ada juga yang berbisik-bisik yang masih bisa didengar oleh Raina.
"Omg murid baru dari desa mana tuh?"bisik Syerli cewek paling pecicilan di sebelas ipa 1.Beberapa siswa dalam kelas itu menghela nafas ketika Syerli yang bahkan terlihat berbisik itu suaranya terdengar jelas ditelinga mereka.
"Kampungan banget tau"balas Fira yang duduk disamping Syerli sambil geleng geleng kepala.
"Pandu jangan kasih kendor"ucap Jaka membuat laki laki yang namanya disebut tadi mendelik tak suka.
"Ogah njir norak banget orangnya"Pandu bergidik ngeri membuat beberapa siswa dalam kelas itu tertawa sementara guru didepan sana hanya menghela nafas pasrah karena kebanyakan dari mereka adalah anak anak dari donatur sekolah.
"Tenang semuanya,kalau gitu silahkan perkenalkan diri kamu"ucap bu Sinta sambil tersenyum ramah,yang dibalas anggukan oleh Raina walau terlihat jelas raut gugup diwajah manis gadis itu.
"Pe...perkenalkan nama aku Rai..."ucapan Raina terpotong karena tiba tiba suara decitan pintu yang terdengar cukup keras bersamaan dengan masuknya lima orang cowok berpenampilan urakan dengan santainya.
Seisi kelas kembali riuh ketika lima most wanted Ciber High School memasuki kelas.
"Halo bu"sapa Virgo sambil menaik turunkan alisnya,yang dibalas pelototan tajam oleh bu Sinta.
"Ah ibu mah galak banget"Virgo masih melanjutkan gombalannya membuat wanita cantik tadi terlihat memijat pelipisnya pasrah.
"Ck ibu gak baik lo bohong sama kita"ucapan Vero yang tiba tiba membuat bu Sinta mengalihkan tatapannya ke cowok itu.
"Ibu bohong kan kalau nama ibu cuman Sinta doang"Vero melanjutkan ucapannya membuat bu Sinta melotot kaget, sementara Azka cowok itu hanya menghela nafas samar setelahnya mulai berjalan ke arah tempat duduknya tanpa memperdulikan ucapan ucapan Vero yang sedang ngawur itu.
"Memang nam..."ucapan bu Sinta dipotong seketika oleh Vero.
"Nama lengkap ibukan Sinta sejati Vero"setelah mengucapkan kata itu Vero tertawa cekikikan seakan Ucapannya tadi sangat lucu berbeda dengan seisi kelasnya seakarang yang hanya memandang datar kearahnya.
"Cepat duduk dibangku kalian masing masing"bu Sinta berujar tanpa memperdulikan ucapan ucapan Virgo dan Vero tadi.
Mereka berempatpun berjalan kearah bangku yang terletak paling belakang.Virgo dan Bara duduk didepan Azka,Azka yang duduk sendiri dipojok,sementara Revan dan Vero duduk di samping tempat duduk Virgo dan Bara.Azka?cowok itu sejak sampai di bangkunya tadi langsung menselonjorkan kakinya dibangku sebelahnya dan bersandar ditembok sambil mulai memejamkan matanya."Silahkan lanjutkan perkenalan diri kamu"lanjut bu Sinta sambil mengalihkan pandangannya kearah Raina.
"Perkenalkan nama saya Raina Amalia,saya pindahan dari Sma Jaya"ucap Raina yang masih memandang kearah sepatu hitam yang mulai sobek bagian depannya itu.
"Ya sudah,Raina kamu duduk dibangku paling pojok itu yah karena cuman itu yang kosong."kata bu Sinta menunjuk kearah meja dibagian paling pojok tanpa melihat kaki Azka yang sudah ia selonjorkan di atas kursi disebelahnya,setelah itu keluar kelas untuk mengangkat telphonennya yang sedari tadi terus berbunyi.
Raina berjalan pelan kebangku yang terletak paling pojok itu.Jantungnya berpacu dua kali lebih cepat, bagaimana tidak ia akan duduk sebangku dengan laki laki yang bahkan tidak ia kenal sama sekali.
Saat ia hendak duduk, ia melihat kaki Azka yang ia letakkan diatas kursi membuat Raina bingung bagaimana cara memberitahu Azka yang kini tengah memejamkan mata.Raina melirik kearah teman teman Azka barangkali mereka mau membantu,namun mereka bersikap acuh dan seolah tak peduli.Raina kembali mengalihkan perhatiannya kearah pintu siapa tau bu Sinta sudah masuk kembali kekelasnya,namun nihil.
Semua pandangan murid murid kelas sebelas ipa 1 kini tertuju pada Raina ada yang menatapnya dengan sinis ,menertawai dan ada juga yang menatapnya dengan iba.
Bagaimana ini?
Bersambung...
Don't forget vote,coment,and follow guys.
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen Fiction"Janji harus ditepati Raina" Ucap Arka dengan nada lembut membuat gadis dihadapannya seketika mendongak menatap lawan bicaranya. __________ "Bisakah aku egois kali ini? tolong lupakan janji itu untukku" Ucap Azka dengan parau menatap...